"Diam, atau kulit kepalamu habis aku kuliti"

Dari pada melawan, Taehyung akhirnya bungkam meskipun sesekali ia akan meringis sambil bergumam sendiri tentang betapa jahatnya Yoongi hari ini.

Saat malam tiba, Yoongi berada di dapur merapikan isi lemari yang tak beraturan karena ulah Taehyung. Ini baru sepekan dan apa yang terjadi di rumahnya seperti mimpi buruk di siang bolong; sampah mie instan di wastafel, pakaian berhamburan di lantai kamar, ruang tengah yang kacau, dan juga noda jejak sepatu di langit-langit.

"Tidak lucu kan kalau kamu mimpi sambil berjalan di atas sana, tentu itu tidak mungkin. Apa yang kamu lakukan selama kutinggal?" Yoongi berucap sambil mendongak mengamati jejak yang begitu kentara.

"Ada kecoak, besar sekali. Kamu tahu, ukurannya sebesar jempol kaki, warnanya coklat kemerahan, dan dia punya dua antena juga sayap untuk terbang! Binatang itu sungguh menggangu! Kecoak itu betina karena perutnya buncit seperti mau meletus. Bisa kamu bayangkan apa yang akan terjadi kalau sampai dia melahirkan di sini! Sudahlah, tidak usah bahas soal jejak itu, masih untung aku tidak menghancurkan rumahmu," jelasnya heboh.

"Tidak menghancurkan rumahmu kamu bilang? Tidak lihat seberapa kacau tempat ini? Hah?"

Sekarang Yoongi benar-benar ingin menguliti kepalanya. "Dan satu lagi, kecoak tidak melahirkan tapi bertelur."

"Sama saja, mau dia melahirkan atau bertelur binatang itu tetap mengeluarkan anaknya," sergahnya tak mau kalah, "Aku bahkan heran dari mana binatang menjijikan itu datang"

"Harusnya kamu sadar kamulah yang mengundangnya kemari. Sekarang bereskan semua ini sebelum kecoak itu kembali mencarimu"

"Dia tidak akan kembali," katanya kemudian mulai memunguti sejumlah barang dan sampah camilan di lantai.

"Bagaimana kamu tahu?"

Taehyung berhenti sejenak lalu memandang malas ke arah Yoongi. "Tahu lah! Kecoaknya ku mutilasi, kepalanya ku penggal, isi perutnya aku keluarkan, terus di bakar supaya serangga lain tahu kalau ada pembantaian masal"

Hanya masalah sepele seputar serangga namun Yoongi sendiri tak menyangka jika akhirnya bakal brutal. Bahkan yang dapat Yoongi lakukan hanya melotot kaget akan jawaban Taehyung. Apa yang pemuda itu pikirkan saat melakukannya? Sekedar bersenang-senang atau hal lain seperti... pembunuhan.

"Tapi tenang saja, aku sudah menguburkannya dengan layak di halaman belakang"

Ini lebih gila. Yoongi merasakan mual dan perutnya sembelit. Semudah itu ia berkata, tanpa menyadari jika Yoongi meremang hebat membayangkan apa yang ia lakukan.

"Oke, lupakan soal itu karena aku tidak tahan mendengarnya. Akan lebih baik kalau kamu segera bersihkan rumahku karena setelah ini kita harus ke apartemenmu"

"Oh, wait. Untuk apa kesana?"

"Tentu saja untuk membereskan tempat tinggalmu, Kim"

Barangkali ada sesuatu yang harus mereka bicarakan, seperti mengapa tiba-tiba Yoongi mengajaknya ke sana tanpa basa basi yang lebih terperinci. Terlalu mendadak, begitu sulit di tebak.

Memang sedari awal harusnya Taehyung sedikit bertanya perihal Yoongi yang sukarela menunggunya di antara hujan lebat, atau tentang mengapa Yoongi menurut ketika Taehyung tergesa-gesa menyeretnya ke kamar dengan banyak bubuhan kecupan hangat.

•••

Sesudah membereskan kekacauan di rumah Yoongi, keduanya memesan taksi untuk menuju apartemen Taehyung. Tidak satupun memulai obrolan ringan, apalagi Yoongi memang tipikal orang yang lebih banyak diam jika tidak ada yang menurutnya penting untuk dibicarakan.

PARADOX WHISPERWhere stories live. Discover now