⍣ - 24

202 36 3
                                    

❝ Happy Reading! ♡❞

---

WAKTU berjalan begitu lambat bagi Heejin. Gadis itu meringkuk ketakutan di dalam kamar Hwall. Ia memeluk tubuhnya sendiri dan memegang pistol otomatis di tangannya. Tubuhnya gemetar. Dia sedang sangat ketakutan. Beberapa menit yang tadi dia melihat sesuatu yang janggal di luar sana. Ia meminta Samuel untuk memeriksanya namun setelah beberapa menit pemuda itu tak kunjung kembali. Tentu saja dia langsung menghubungi Hwall dengan suara yang bergetar.

Sebuah ketukan di pintu mengagetkannya. Dia mengeratkan pegangannya pada pistol yang ia ambil dari kamar Sanha.

Kumohon cepat datang, Hwall aku takut.

Heejin menangis sesenggukan. Karena takut seseorang di luar mendengar ia membekap mulutnya sendiri.

Hwall kau di mana? Cepatlah datang. Tolong aku.

"Heejin-ah, kau di dalam?"

Mata Heejin membulat sempurna ketika mengenal suara itu. Ia meletakkan pistolnya dan tersenyum lebar. Heejin segera bangkit dan membuka pintu kamar dengan cepat. Gadis itu tersentak kaget, senyumnya luntur ketika mendapati seseorang yang asing berdiri dengan memegang ponsel di tangannya. "Nona, mari ikut saya!" ajaknya dengan menyeringai lebar.

Heejin segera menutup pintunya kembali namun di tahan dengan kaki. Tubuh Heejin terdorong hingga tersungkur ke tanah. Gadis itu menggeleng takut ketika perlahan pria asing itu masuk ke dalam. Heejin berusaha lari namun tangannya di tahan dengan kuat. Pria asing itu segera membekapnya menggunakan sapu tangan yang telah di beri bius. Perlahan kesadaran gadis itu menghilang.

Hwall, tolong aku.

----

KETAKUTANNYA benar-benar nyata. Hal yang paling tidak ingin dia alami terjadi hari ini. Begitu Hwall pulang ke rumah dia terkejut karena tak menemukan siapapun di rumah. Sena segera menuju ke ruang komputernya dan terkejut ketika mengetahui ada yang mencoba menerobos masuk ke dalamnya. Untunglah Sena yang pintar membuat sebuah ruang kedua dan menjebak si penerobos memasuki data palsu yang ia buat sendiri. Hwall terus mengacak dan menjambak pelan rambutnya dengan wajah frustrasi. Ia terus mencoba menghubungi Samuel namun pemuda itu tak kunjung menjawabnya, justru suara wanita yang sangat ia benci.

"Apa dia berkhianat padaku?" lirihnya mulai curiga. Sena mengeplak kepala Hwall. "Jangan konyol! Dia tidak akan melakukan itu padamu!"

"Lalu di mana dia sekarang?" seru Hwall dengan emosi.

Suara ketukan membuat ketiganya menatap satu sama lain. Sena menatap laptopnya, ekpresinya berubah serius membuat kedua rekannya ikut waspada. "Siapa?" tanya Sanha ketika melihat Hwall tak kunjung membuka suaranya.

"Wartawan." Hwall melebarkan matanya. Dia berniat bersembunyi ketika tiba-tiba tangannya di tarik Sena agar menatap ke arah layar. "Liat ini!"

Sanha ikut mendekat. Mereka bertiga mengernyit ketika melihat pria itu──sang wartawan bersedekap dada mengetuk-etukan  jarinya selama beberapa saat. Sena menepuk tangannya ketika mengerti apa maksudnya.

"Apa?" "Kenapa?" seru Sanha dan Hwall bersamaan. Mereka saling pandang dengan canggung. Merasa aneh dengan diri sendiri. Kemudian saling membuang muka

Sena tidak menghiraukan keduanya. Matanya fokus pada setiap ketukan yang pria itu lakukan. "Aku akan bantu!" teriaknya mengagetkan dua rekannya yang sibuk me lamun tadi. "Kata pria itu dia akan bantu. Dia ingin membantu!" serunya menjelaskan lebih detail tanpa melepaskan pandangannya dari pria itu.

Tangan-tangan lentil Sena dengan cepat membuka sandi kombinasi pintu yang baru dan membuka pintu. Ketika kedua temannya masih sibuk mencerna mereka tidak sadar jika seseorang telah bergabung bersama mereka.

Pria itu membungkukkan setengah badannya.

"Kumohon, biarkan aku bergabung dengan kalian."

Ketiganya saling menatap satu sama lain. Seakan berbicara melalui mata mereka untuk berdiskusi. Pria itu yang menyadari tak ada tanggapan menegakkan tubuhnya.

Dia tampak menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya. Kemudian dengan satu tarikan napas. "Aku kakak Yena. Lee Jinhyuk."

Mata Hwall membulat sempurna. Dia memeluk tubuhnya. "Kau tidak berniat membalasku kan. Aku bukan pembunuhnya!" pekiknya panik.

Seketika suasana menjadi hening. Mereka terkejut karena mengetahui itu. Hwall kira pria itu sangat membencinya namun ternyata tidak sama sekali.

Jinhyuk tersenyum miris. "Aku menyadari ada yang janggal dengan kematian adikku." Dia mengepalkan tangannya.

"Maksudmu?" tanya Sena berpura-pura tak mengerti.

"Aku melihat luka yang aneh dalam tubuh Yena. Terlebih kami yang merupakan keluarganya tidak diizinkan menemuinya sehari setelah kematiannya. Dan yang paling aneh kita tidak boleh menyentuh tubuhnya. Dokter beralasan bisa merusak sidik jari yang ada pada jasad karena polisi akan memeriksa. Benar-benar aneh. Setelah itu muncul berita kau yang membunuhnya." Jinhyuk melirik Hwall. Pemuda itu tersenyum kecut membuat Hwall menelan ludah gugup. "Awalnya aku sangat membencimu tapi ketika mengetahui kau justru melarikan diri dan menghilang aku merasa ada yang aneh." Sambungnya kemudian.

"Kenapa? Bukankah wajar kalo di tuduh tersangka melarikan diri?" Hwall bertanya dengan heran dengan pemikiran kakak Yena itu.

"Tapi agensimu mengatakan kau membutuhkan waktu sebulan untuk membuktikan dirimu. Itu benar-benar di luar dugaan. Biasanya sebuah agensi langsung menendang keluar artisnya begitu bermasalah tapi kau──" Dia menghentikan ucapannya dan terkekeh. "Kau luar biasa."

Entah mengapa Hwall merasa bangga dengan agensinya sendiri. Dia ingin memuji direktur Cre ker dan berjanji akan memunculkan bukti yang kuat pada dunia kemudian bertekad menjadikan TBZ boygrup yang sangat terkenal sepanjang masa.

"Aku mencoba menyelidiki cctv di rumah sakit dengan menyamar sebagai polisi. Awalnya mereka tidak mengizinkan tapi aku mengancam akan menyelidiki rumah saki ini dan mereka membiarkanku. Memang benar wajahmu terekam tapi hanya sekilas dan itu tidak jelas hingga bisa menjadi bukti kalau kau yang membunuhnya. Aku justru melihat Seo Joon sebelumnya berada di sana. Aku tidak mengerti mengapa rumah sakit tidak memberikan rekaman itu dan kepolisian tidak mencoba menyelidiknya. Jadi ku pikir rumah sakit itu juga tak beres."

Jinhyuk menarik napas dalam-dalam. Dia menatap Sena. "Em ... Boleh minta air minum? Aku haus," lirihnya malu-malu.

"Ah tung──"

"Biar aku yang ambilkan." Sanha berseru memotong ucapan Sena dan sontak membuat Hwall menoleh kepadanya dengan raut wajah mengernyit heran. Dia tidak tahu sejak kapan tapi ia merasa ada aura aneh yang mencekam di sekitarnya semenjak Jinhyuk datang.

----

Huhu aku baru sempet update 😳
Soalnya aku dari kemarin sibuk maraton drama korea 😂 abis dua drama njer, diriku khilap huhu 😣😂😂
Eh btw Songsong couple cerai hiks 😣
Asli ngga terima, mereka couple favorite aku 😣
APASIH malah bahas drama 😣😂
Oh iya fancon kemarin gimana kalean yang dateng? Bahagia kan. 😙
Nanti-nanti entah kapan aku juga dateng ke konser mereka kok, aminin woy ah 😣😂

[ O1 ] Secret Idol - HWALL ✔️Where stories live. Discover now