[ O1 ] Secret Idol - HWALL ✔️

⍣ - 22

❝ Happy Reading! ♡❞

●●●

KANG Hyunjoon, pemuda bermata cokelat terang dengan tinggi kurang lebih 187 cm yang memiliki kulit putih bersih. Tubuh proporsional bak model dengan wajah rupawan menjadi daya tariknya yang utama. Dia adalah salah satu teman trainee Hwall dulu.

Akan tetapi karena dia gagal debut karena suatu hal, ia akhirnya berubah haluan menjadi seorang pengusaha meneruskan perusahaan ayahnya. Bisnisnya sukses besar. Dia bahkan telah resmi menjadi donatur di beberapa lembaga pendidikan dan kesehatan. Namanya begitu terkenal di kalangan para pembisnis di dunia.

Dia adalah sosok yang sangat ambisus dan memiliki pendirian yang kuat. Namun siapa sangka, di balik kesempurnaan yang terlihat ada sebuah jurang dalam yang tak di ketahui oleh khalayak umum.

Hyunjoon tersenyum samar ketika melihat foto yang baru saja di ambil oleh suruhannya.

"Gadis itu sudah bangun?" tanyanya pada sekretaris Cha──bawahannya.

Sekretaris Cha mengangguk. "Karena dia lupa memberikan obatnya."

Atasannya terkekeh, merasa lucu dengan takdir yang sedang berjalan di tangannya itu.

"Apa anda akan menemuinya tuan?" sambung sekretaris Cha beberapa menit kemudian.

"Tentu saja. Aku sangat merindukannya," sahut Hyunjoon dengan bersiul pelan. Dia memainkan pisaunya sebelum akhirnya memotong daging setengah matang yang tersaji di hadapannya dengan menyeringai lebar.

---

"Jadi kau akhirnya menemukan bukti tentang kegiatan ilegal di SpHere Ent?"

Hwall mengangguk membenarkan pertanyaan Heejin. Malamnya mereka berdua tengah berbincang di ruang tamu. Menunggu Sanha dan Sena pulang membawa barang belanjaan kebutuhan mereka. Sedangkan Samuel sudah pergi entah ke mana. Heejin tak tahu, kata Hwall pasti pemuda itu pergi ke rumah Somi──gadis yang di sukainya untuk mengintipnya.

"Apa itu sudah bisa membuktikan jika kau tidak bersalah?" tanyanya lagi.

Helaan napas kasar dari Hwall membuat Heejin semakin penasaran. "Tidak ya?"

Hwall tidak menjawab membuat kekasihnya menebak apa jawabannya. Pemuda itu menarik Heejin ke dalam pelukannya. Gadis itu menurut. Walaupun harus menahan diri mati-matian untuk tidak berbuat sesuatu yang memalukan akan tetapi Heejin justru melakukannya. Dia tanpa sengaja buang angin karena saking gugupnya. Hwall tertawa sedangkan Heejin semakin menenggelamkan dirinya ke dalam dekapan pemuda itu.

"Jangan tertawa!" larang gadis bermarga Jeon itu. Akan tetapi Hwall justru tertawa semakin keras.

Heejin mendengus. Dia mencebikkan bibirnya dan membiarkan Hwall tertawa sampai puas.

"Apa kau sudah memiliki dugaan siapa yang menjebakmu?" ujarnya setelah terdiam beberapa saat karena malu.

Hwall mengernyit. "Sepertinya sudah," sahutnya asal. "Kenapa kau bertanya terus? Aku tak mau kau ikut campur lagi!"

"Ayo lah! Aku harus membantumu. Waktumu sebentar lagi bukan?"

"Aku bisa menyelesaikannya sendiri. Kau cukup pergi kuliah dan menjadi psikolog seperti keinginanmu."