⍣ - 12. WHAT'S WRONG WITH HEEJIN?

302 47 5
                                    

*****

Tengah malam. Ketika cahaya bulan tengah berpedar begitu terang di atas langit. Saat suasana di luar begitu sunyi. Hanya suara jangkrik dan hewan malam lain yang saling bersahutan.

Begitu tenang dan damai, lain halnya dengan suasana hati Heejin.

Gadis itu berulang kali berpindah posisi tidur demi menenangkan debaran jantungnya yang bertalu mengerikan. Dia memiliki firasat buruk akan esok hari. Ia sudah berusaha keras melarang Hwall melakukannya. Menculik anak itu dan mengancam Seo Jon.

Akan tetapi Hwall keras kepala. Dengan dingin dia justru meminta Heejin berangkat kuliah saja. Tidak perlu memikirkan apa yang akan ia lakukan. Se Na dengan semangat empat lima menyetujuinya.

"Gadis ini hanya akan membuat rencana kita gagal. Lebih baik dia tinggal di sini atau kita bisa mengirimnya kembali pulang."

Ucapan sinis Se Na terus saja berdengung keras di telinganya. Kesal dengan dirinya sendiri, Heejin memilih keluar menuju ke arah balkon apartemen. Menghirup angin malam yang terasa dingin namun menenangkan baginya. Dia duduk di pinggir pagar balkon dan menatap langit. Terlihat para bintang bersinar terang di atas sana.

"Belum tidur?"

Suara lembut yang sangat ia kenali mengalihkan perhatiannya. Dia menoleh ke belakang dan menatap Hwall yang berdiri dengan bersedekap dada menatap lurus ke arahnya. Heejin mendengus. Bentakan pemuda itu terus saja menghantuinya. Dia tidak tahu jika Hwall bisa semarah itu padanya.

"Kau masih marah padaku?"

Hening.

Gadis itu tidak menjawab. Justru helaan napas yang berhembus teratur yang terdengar darinya.
Dia memejamkan matanya. Menulikan telinga tak ingin mendengar ucapan Hwall.

"Aku bertemu Haknyeon."

Satu nama itu sukses membuat Heejin menoleh. Hatinya tercubit melihat pemuda itu tersenyum getir kepadanya.

"TBZ sedang dalam keadaan yang buruk. Boygrup kami terancam bubar jika aku tak kunjung di keluarkan," Hwall menarik napas. "Karena itu aku mengambil langkah serius untuk melakukan ini. Aku harus menyelamatkan mereka juga."

Heejin menelan ludah. Ia membasahi bibir bawahnya. "Maaf," cicitnya pelan.

Dia merasa bersalah karena telah memaki Hwall. Mengatai pemuda itu tidak tahu diri dan pecundang. Dia hanya marah. Ia tak sanggup membayangkan jika seorang anak kecil di manfaatkan demi suatu kepentingan. Dia pernah merasakannya. Heejin tidak ingin anak itu merasakan apa yang dia alami. Mengerikan.

Bahkan ingatan itu datang seperti mimpi buruk ketika dia tengah terlelap. Satu kali dalam seminggu dia pasti mengingatnya lagi. Setelahnya dia akan muntah dan pingsan.

Sering kali dia berpikir untuk bunuh diri saja. Akan tetapi dia terlalu takut. Membayangkan kematian datang padanya, ia belum siap. Dia pernah mengambil sebilah pisau dan berniat memotong nadinya namun baru ujung runcingnya menyentuh kulit, ia sudah tak berani. Rasanya perih.

Atau mencoba untuk menenggelamkan dirinya di sungai Han tapi dia juga tak berani. Mengingat bagaimana rasanya kehabisan napas di dalam air seperti yang terjadi padanya saat tak sengaja jatuh ke dalam kolam dulu.

[ O1 ] Secret Idol - HWALL ✔️Where stories live. Discover now