⍣ - 06

330 58 9
                                    

❝Be proud of how hard you are trying!

******

Setelah menutup sambungan telepon yang terhubung dengan seseorang jauh di sana, netra hitam pemuda itu beralih pada seorang gadis di hadapannya. Ia tampak bosan, terlihat dari caranya mengaduk jus mangga di depannya tanpa berniat untuk menghabiskannya.

"Sekarang apa yang ingin kau katakan Yeji?

Ya, mereka Yeji dan Hyunjin. Gadis itu tersenyum tipis. Ia menopang dagunya dan menatap pemuda berambut cokelat itu dengan pandangan yang sulit di mengerti. Hyunjin berdecih menyadari gadis itu terlalu banyak memiliki wajah lain. Menebak sisi mana yang tengah muncul bukanlah tindakan yang mudah.

"Kau masih menginginkan gadis itu?" Yeji mengembuskan napas kasar. "Haruskah aku mengingatkanmu setiap detik jika kita akan ke London bulan depan?"

Hyunjin terkekeh kecil namun tak lama kemudian kekehan itu berubah menjadi tawa. Sebuah tawa keras penuh akan rasa frustrasi yang mulai menganggu beberapa pengunjung restoran di sekitar mereka. Yeji yang sadar menunduk dan meminta maaf tanpa suara pada mereka kemudian kembali memperhatikan Hyunjin. Pemuda itu menghentikan tawanya dan menatap tajam Yeji.

"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau mencoba untuk mengancamku berengsek?" tanya Hyunjin dengan kasar.

Gadis bermarga Hwang itu mengangguk. "Aku memang sedang mengancammu."

Tangan Hyunjin mengepal. Dia memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah datar Yeji. Ia meraih pipi gadis itu dan menekan kukunya pada kulit mulus Yeji hingga ia meringis menahan sakit namun Hyunjin tak menghentikan kelakuannya. Dia justru semakin berani.

"Jangan menyentuhnya!" ancam pemuda itu dengan nada tinggi.

Yeji menepis tangan Hyunjin dan mengelus pipinya. Ia menahan amarah dengan memejamkan matanya.

"Kau akan menyesal karena melakukan ini padaku Hyunjin-ah," Yeji mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi ayahnya.

Ketika telepon tersambung Hyunjin kontan menarik ponsel itu dari tangan Yeji dan mematikannya. Dia menggeram kesal dan menatap jengkel gadis itu. Yeji yang melihat itu tersenyum lebar.

"Kau menang! Puas?" sentak Hyunjin.

"Tentu saja tidak. Selama gadis itu masih hidup maka hubungan ini tidak akan berjalan dengan lancar."

Hyunjin menggeleng. "Bahkan jika dia mati karenamu aku akan tetap mencintainya. Kau," pemuda itu menunjuk Yeji dengan telunjuknya. "Kau akan hidup menderita dengan seorang pria yang tidak akan pernah menyentuhmu sedikitpun. Kau akan tua bersamaku namun tidak akan mendapatkan apapun."

Amarah gadis itu melonjak tajam. Dia menatap pemuda itu dengan begitu menusuk. Hatinya sakit. Penolakan demi penolakan yang ia terima justru membuatnya semakin ingin menyingkirkan Heejin. Dia sudah senang karena gadis itu jauh namun eksistensinya masih saja membuatnya marah. Gadis itu cacat. Dia memiliki masalah dengan mentalnya karena suatu hal namun malah mengambil jurusan psikolog.

"Kalau begitu aku harus membuatnya menderita hingga dia sendiri yang memutuskan untuk mati."

Hyunjin berdecih. "Kamu bukan Tuhan. Berhenti mengatakan dia akan mati."

[ O1 ] Secret Idol - HWALL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang