Dia Milik ku

10.8K 822 56
                                    

Sorry ya readers tercinta.

Kemarin belum bisa up karena lagi promosi 😁😁😁😁

Mampir ya di lapak Marrying My Ex (sudah tersedia di google play buku)😁😁

Klik @platinumpublisher

***

"Apa? Lary menangis?" tanya Erika tidak percaya, baginya sangat mustahil jika Lary menangis, apalagi karena dirinya, atau mungkin itu trik yang digunakan Lary untuk menarik perhatian Emili
Emili tersenyum sambil mengangguk pelan

"Dia terlihat begitu menyayangi mu Mina" jelas Emili

"Apakah kalian sudah berpacaran?" tanya Erika langsung membuat Emili kaget, tanpa sadar pipi Emili merona akibat pertanyaan Erika

"Ehm tidak, kami hanya berteman" jawab Emili gugup, tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari Erika

Pintu ruangan kembali terbuka, Mina memasuki ruangan dan berjalan menghampiri mereka sambil membawa sebuah kotak

"Kalau begitu aku permisi dulu" pamit Emili sambil beranjak keluar dari ruangan Erika

"Jadi kapan mereka akan berpacaran, Lary payah sekali, apa susahnya menyatakan perasaan secara gentle" komentar Erika tidak habis pikir, Mina tidak memperdulikan omongan Erika, Mina duduk dikursi yang ada disamping ranjang Erika, dan membuka kotak yang ia bawa, yang ternyata adalah makanan

"Kamu tidak perlu mencemaskan tentang hubungan orang lain, pikirkan keselamatan dirimu sendiri, Haruka menghilang" jelas Mina, Erika menanggapi hanya dengan anggukan santai, Mina menatap kesantaian Erika dengan heran

"Kamu tidak kaget?" tanya Mina tidak percaya

"Justru aku akan kaget kalau Haruka tidak menghilang setelah menembak Kalfi" jelas Erika santai, kini malah Mina yang kaget

"Haruka menembak Kalfi? Tapi kenapa? Dan kapan?" tanya Mina bertubi-tubi

"Memangnya para pengawal tidak memberitaumu apa yang terjadi subuh tadi?" tanya Erika heran

"Tidak, saat aku bertanya apa yang sudah terjadi, mereka semua langsung gugup" jelas Mina membuat Erika heran

"Oh ya? Padahal suara tembakan itu sangat keras, kenapa mereka malah bersikap gugup?" tanya Erika heran, Mina menatap Erika jengkel

"Kenapa kamu malah bertanya kepada ku, yang ada disini sepanjang malam kan kamu dan Kalfi" ujar Mina jengkel sambil menyuapi Erika, Erika kemudian teringat sesuatu

"Oh aku tau sekarang kenapa mereka gugup dan tidak tau kalau sudah terjadi penembakan" jelas Erika membuat Mina penasaran

"Memangnnya kenapa? Apa yang terjadi" tanya Mina ingin tau

"Kalfi menciumku" jawab Erika membuat Mina kaget

"Kalfi menciummu? " tanya Mina kaget, Erika mengangguk pelan

"Hubungan kalian sudah seromantis itu?" tanya Mina tidak percaya

"Tidak juga, dia mencium ku agar tidak ada yang tau kalau dia tertembak, dia melakukan itu agar tidak ada yang mengejar Haruka, aku rasa dia membantu Haruka untuk pergi" jelas Erika, Erika menatap jemarinya bingung dan terbelalak melihat cincin yang tersemat dijari manisnya

"Sejak kapan aku memakai cincin ini? Dan kenapa aku bisa memakai cincin ini?" tanya Erika nyaris berteriak kaget, Mina menatap Erika dengan tatapan bersalah membuat Erika curiga

"Ada apa ini? Apa ada yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?" tanya Erika was-was

"Mereka sudah tau kalau kamu adalah Erika" jelas Mina canggung membuat Erika ternganga kaget

"Apa? Kenapa mereka bisa tau kalau aku adalah Erika? " tanya Erika tidak percaya

"Saat kamu hampir mati aku tanpa sadar meneriakan nama mu " jelas Mina membuat Erika menghela nafas jengkel, tidak menyangka bahwa Mina sendiri lah yang membocorkan rahasia mereka

"Tapi selama aku disini aku sama sekali tidak melihat ayah, apa dia sama sekali tidak khawatir terhadap aku?" tanya Erika sedih karena tidak melihat ayahnya datang

"Paman selalu datang saat kamu tidak sadar, hanya saja paman tidak bisa lama-lama di kota ini" jelas Mina mengerti akan kesedihan Erika
Pintu ruangan terbuka, Hans memasuki ruangan sambil membawa sebuket mawar merah, Erika langsung tersenyum senang melihat kemunculan Hans, Hans berjalan santai menghampiri Erika

"Hay dokter cantik, aku senang kamu baik-baik saja, ini aku membawakan sebuket mawar indah untukmu" ujar Hans sambil menyodorkan buket mawar merah itu ke arah Erika, Erika menyambutnya dengan senang

"Terima kasih Hans" ujar Erika sambil tersipu malu

"Mina aku harap kamu segera sembuh, aku tidak sabar untuk mengajakmu kencan" ujar Hans membuat Erika kaget, Erika menatap Mina bingung karena sepertinya Hans masih tidak mengetahui kebenaran tentang dirinya

"Ada apa Mina?" tanya Hans heran, membuat Erika segera menatap Hans lagi

"Oh tidak apa-apa" jawab Erika
Pintu ruangan kembali terbuka, kali ini Corin yang muncul, seperti halnya Hans, Corin juga membawa sebuket mawar merah, Corin berjalang menghampiri Erika, dan berdiri di samping Hans, bersikap seolah Hans tidak ada di ruangan itu, Hans menatap Corin dengan tatapan penuh persaingan

"Maaf Corin, sepertinya kamu telat, dokter Mina sudah mendapatkan buker mawar merah seperti  itu dari saya" jelas Hans sambil tersenyum penuh kemenangan, Corin tersenyum samar

"Tidak masalah, selama dokter Mina belum memutuskan siapa yang dia sukai, saya masih punya kesempatan yang sama, benarkan dokter Mina?" tanya Corin sambil menatap Erika dengan senyuman manisnya, dan menyodorkan buket mawar merah itu ke arah Erika, Erika menerima buket mawar merah itu sambil tersipu malu, tidak menyangka 2 pria tampan yang ada di sampingnya tengah memperebutkannya, sementara Mina hanya menatap Erika sambil geleng-geleng kepala

Pintu ruangan kembali terbuka, kali ini Kalfi yang masuk ke ruangan,dengan setelan jas bewarna abu-abu Kalfi memasuki ruangan tanpa membawa apapun, Kalfi berjalan menghampiri ranjang Erika, dan berdiri di samping Mina duduk, berhadapan dengan Corin dan Hans, Kalfi melirik sesaat 2 buket mawar merah yang tengah Erika pegang, Kalfi juga melihat rona merah pada kedua pipi Erika, yang menandakan gadis itu begitu senang dikunjungi Hans dan Corin

"Hay Kalfi, kamu datang kesini mau menjemput Erika ya?" tanya Hans sambil melirik sejenak Mina yang tengah duduk santai di samping Kalfi berdiri

"Terima kasih karena kalian berdua sudah begitu perhatian pada Erika, tapi untuk selanjutnya kalian berdua tidak perlu repot-repot membawa bunga-bunga itu untuk Erika, karena seperti apapun kalian berusaha mengejar Erika, takdir Erika adalah menjadi pasangan saya" jelas Kalfi membuat Hans dan Corin kaget

"Maaf Kalfi, sepertinya kamu salah paham, aku memberikan bunga ini untuk dokter Mina, bukan Erika, kamu bisa lihat sendiri dokter Mina yang memegang bunga pemberian ku, bukannya Erika" jelas Hans yang merasa Kalfi salah paham

"Ada yang harus kalian ketahui, dia adalah Erika, bukannya Mina" jelas Kalfi sambil menunjuk Erika yang tengah duduk di ranjang membuat Hans dan Corin kaget, tidak percaya dengan penjelasan Kalfi

"Dan dia adalah Mina, bukan Erika" jelas Kalfi beralih menunjuk Mina yang duduk di sampingnya, Hans dan Corin saling bertatapan bingung, mencoba menerka-nerka arah pembicaraan Kalfi, dan setelah mengerti keduanya hanya bisa menghembuskan nafas berat, jika seperti itu faktanya, tidak akan ada kesempatan lagi untuk keduanya mendapatkan Erika

Tbc

😁😁😁

Like Me PLEASE!!!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin