Mawar dan Melati

10K 783 10
                                    

Hans menatap berbagai barang antik yang dipajang dengan kening yang berkerut, tidak mengerti kenapa barang-barang bekas seperti itu bisa memiliki nilai jual yang sangat tinggi, jika bukan karena ayahnya yang memaksa Hans untuk mendatangi galeri barang antik itu, Hans lebih memilih menghabiskan waktunya di kantor, tapi menyadari fakta bahwa ayahnya memaksa Hans untuk mengunjungi galeri itu, itu artinya bisnis barang antik ini sangat menghasilkan banyak keuntungan

Hans sengaja berkeliling ruangan galeri, mengamati satu persatu barang-barang antik yang di pajang dengan tatapan yang pura-pura tertarik

Hans menghentikan langkahnya di depan sebuah guci tua dengan ukiran 2 naga kembar, guci yang terlihat bewarna keemasan berada di dalam kaca transparan, Hans mencoba menebak apakah guci itu terbuat dari emas atau hanya memiliki warna keemasan

"Harga guci ini bisa mencapai 5 miliar rupiah jika dijual" jelas suara seorang gadis mengagetkan Hans

Hans menoleh ke arah suara, seorang gadis cantik berdiri di samping Hans, tatapan gadis itu juga mengarah ke guci yang tengah Hans amati, untuk sejenak Hans begitu terpukau dengan kecantikan gadis di sampingnya, padahal jika di amati secara cermat, penampilan gadis itu benar-benar sederhana, dengan dress selutut bewarna peach, dandanan wajah yang tipis membuat gadis tersebut benar-benar tetlihat cantik, gadis itu menoleh ke arah Hans sambil tersenyum manis

"Apa aku terlalu cantik?" tanya gadis itu penuh percaya diri membuat Hans terkekeh geli

"Tentu, kamu adalah gadis tercantik yang aku lihat saat ini" jawab Hans membuat gadis itu terkekeh pelan, Hans makin terpana dengan senyuman gadis itu

"Saya Hans Janer" kenal Hans sambil mengansurkan tangannya, berharap gadis tersebut membalas jabatan tangan nya, gadis itu tersenyum manis menyambut uluran tangan Hans

"Mina, Mina Larita" kenal Erika
Keduanya melepaskan jabatan

"Apa kamu ing aku membelikan guci ini untukmu?" tanya Hans membuat Erika tersenyum geli, Erika menyukai fakta bahwa Hans sama sekali tidak mengenali dirinya

"Tidak perlu, meskipun guci ini bernilai hampir 5 miliar rupiah, tapi tidak terlalu berguna bagiku, barang seperti ini hanya seperti barang bekas" komentar Erika dengan suara yang pelan agar orang lain atau pemiliknya tidak mendengar, Hans tersenyum senang mendengar pendapat dari gadis yang berdiri di sampingnya, mereka memiliki pemikiran yang sama tentang barang-barang antik itu

"Kalau begitu bagaimana kalau kita makan malam diluar?" tanya Hans

"Ide bagus" jawab Erika membuat Hans senang, biasanya para gadis yang ia temui akan pura-pura jual mahal terlebih dahulu sebelum menerima ajakan kencan nya, tapi gadis bernama Mina ini jusrtu langsung menerima ajakannya keduanya berjalan beriringan menuju keluar galeri

Tapi tanpa sengaja Hans menabrak seorang gadis berpenampilan seksi, membuat guci yang dipegang gadis itu jatuh dan pecah berantakan, ketiganya pun kaget melihat kejadian itu

"Maafkan saya, saya benar-benar tidak melihat anda" ujar Hans merasa bersalah saat melihat gadis yang di tabraknya terpaku sedih melihat kepingan guci yang berserakan di lantai

"Jika anda mau saya akan menggantinya" jelas Hans lagi membuat gadis itu langsung menoleh ke arah Hans, detik itu juga Hans langsung terpesona dengan wajah sempurna dari gadis itu

"Tidak apa-apa, saya yang salah karena tidak berjalan dengan hati-hati" jelas gadis itu

"Tidak, saya lah yang salah, jika anda mau saya akan membelikan anda guci yang ada di sana" ujar Hans sambil menunjuk guci yang tidak jauh dari tempat mereka berada, guci yang tadi menjadi bahan pembicaraan Hans dan Erika, Erika menatap Hans tidak percaya, dan tidak habis pikir melihat tingkah Hans yang begitu loyal pada gadis-gadis cantik

"Tapi sebagai gantinya bisakah anda memberitahukan nama anda?" tanya Hans sambil mengalihkan perhatiannya lagi pada gadis yang ada di hadapanya, gadis itu tersenyum manis

"Saya Hans Janer" kenal Hans sambil mengulurkan tangannya

"Jisa" kenal gadis itu sambil tersenyum penuh kemenangan, target yang ia incar sudah berada dalam pesonanya, Jisa menyambut jabatan tangan Hans

"Ehm!" Erika sengaja mengeluarkan suara yang keras untuk menarik perhatian keduanya, keduanya melepaskan jabatan tangan mereka

"Apa kencan kita dibatalkan?" tanya Erika membuat Hans kaget, tadinya karena terlalu terpesona dengan kecantikan Jisa, Hans melupakan keberadaan Erika, Erika tersenyum geli melihat raut wajah bersalah yang Hans berikan

"Oh Mina maaf" ujar Hans

"Tidak masalah, kita bisa kencan kapan-kapan" jawab Erika sambil melangkahkan kakinya pergi, tapi Hans langsung menahan tangan Erika, membuat Erika menghentikan langkahnya dan menatap Hans bingung

"Siapa yang mengatakan kalau kencan kita batal" jelas Hans membuat Erika kaget, Hans langsung menoleh ke arah Jisa

"Asisten saya yang akan langsung mengantarkan guci itu ke tempat anda, jadi saya permisi dulu nona Jisa" pamit Hans sopan membuat Jisa mengangguk pelan, Hans pun mengandeng lengan Erika dengan mesra dan membawa keluar galeri

Jisa menatap kepergian mereka dengan tatapan tidak suka, merasa terhina jika Hans lebih memilih gadis yang kecantikannya tidak sebanding dengan dirinya

Sementara itu Erika bingung kenapa Hans memilih kencan bersamanya dari pada mengejar gadis cantik bernama Jisa itu

"Kenapa kamu tidak mengajak gadis itu berkencan?" tanya Erika bingung, Hans malah balik menatap Erika bingung

"Karena aku sudah lebih dulu mengajakmu kencan" jawab Hans santai

Tbc

Like Me PLEASE!!!Where stories live. Discover now