"Udah, baru aja."

"Yahh, padahal mau gue jemput."

"Telat."

"Udah makan?"

"Belom, tapi nanti mama ngajak dinner."

"Wah bagus tuh, lebih bagus lagi kalo kalian baikan."

"Iya, bawel."

"Besok jalan yu." Ajak Angkasa.

"Kemana?"

"Terserah elo."

"Nanti mama marah lagi gimana?"

"Nanti gue izinin."

"Kalo gak diizinin?"

"Yaudah gak usah jadi."

Terjadi hening beberapa saat.

"Tapi harus jadi sih, kan lusa gue udah harus berangkat ke bali."

"Mending kita ketemuan aja kalo gitu."

"Gak deh, mending izin dulu. Biar enak."

"Yaudah deh terserah lo aja."

"Lo otw jam berapa?"

"Jam setengaj 7an paling."

"Yaudah, lo siap-siap aja dulu kalo gitu."

"Okey."

"Love you."

Tut...tut..tut...

Mika kembali melempar ponselnya ke sembarang arah.

Ia melirik jam yang ada di kamarnya.

"Lima lebih 40 ." Gumamnya. "Gila, bentar lagi."

Lalu dengan terburu, Mika melangkah masuk kedalam kamar mandi. Untuk melaksanakan ritualnya sebagai cewek.

Setelah sekitar 15 menitan, Mika kembali keluar dari kamar mandi. Ia telah siap dengan tubuhnya yang telah kembali segar. Lalu menghampiri lemari yang berada disudut ruangan.

Mika memilih baju yang biasa saja, lagian kan cuma sama keluarga, ngapain harus wah. Beda kalo sama Angkasa hehe...

Setelah siap dengan pakaiannya, Mika lalu duduk di depan meja riasnya. Dan mulai memoles wajah polosnya dengan berbagai macam make up yang tersedia disana.

CEKLEK

"Udah siap?" Tanya Mamanya yang tiba-tiba saja membuka pintu kamarnya.

Mika lantas menoleh. "Bentar lagi."

"Yaudah Mama tunggu di bawah."

Mika mengangguk yang kemudian Peni kembali melangkah ke lantai satu.

Mika lantas segera menyelasaikan dandanannya. Lalu meraih slinbag dan plat shoesnya.

Setelah selesai tanpa babibu lagi, Mika lalu melangkah keluar kamar dan menghampiri kedua orang tuanya.

"Udah beres semua kan?" Tanya Pandu yang diangguki oleh Peni dan Mika.

"Yuk berangkat keburu macet." Ujar Pandu.

              °        °          °

Setelah sskitar 20 menitan perjalanan, ketiganya sampai di sebuah restaurant cepat saji.

"Tumben kesini?" Tanya Mika pada Peni yang berjalan disisinya.

Peni menoleh. "Gak papalah, sekali-sekali." Sahutnya.

Lalu ketiganya memasuki restaurant dan memilih tempat duduk.

"Sayang, gak papakan kalo mama ngundang temen Mama?" Tanya Peni pada Mika.

Mika menganggukan kepalanya acuh tak acuh, lagian ini bukan sekali dua kali Peni mengajaknya makan siang dengan teman-temannya sampai-sampai ia hapal dengan beberapa teman Mamanya.

"Gak papa." Sahut Mika sembari membolak-balikan buku menu.

Mika mengangkat tangannya, tanda ia akan memesan.

"Nanti dulu sayang, tunggu temen mama dulu." Ujar Peni sembari menurunkan tangan Mika.

"Masih lama gak?" Tanya Mika.

"Paling bentar lagi." Ujar Pandu. "Tadi kamu gimana? Ada kendala?"

"Biasa aja sih Pa, paling ibu-ibu pada rewel."

Pandu terkekeh, ia tak membayangkan sebelumnya kalau anak semata wayangnya akan menjadi seorang dokter. Ia kira profesi yang diinginkan Mika adalah model atau artis atau semacamnya, makannya dulu ia sempat ketar-ketir.

Pandu tak menyalahkan Mika kalau dia tak mau meneruskan perusahaan miliknya, fikirnya Mika juga akan punya suami kelak, biar suaminya saja yang meneruskan dunia bisnisnya.

"Kapan kamu libur?" Tanya Pandu.

"Gak tahu Pa, susah libur." Sahut Mika dengan nada manjanya. "Mau cuti tapi kasian, gak ada yang ngegantiin."

"Lag__

"Eh jeng, sini sini." Ucapan Pandu terhenti ketika Peni berseru pada seorang wanita paruh baya yang lagi berjalan kearah ketiganya.

"Ya ampun, maaf ya telat tadi agak macet." Ucapnya dengan merasa bersalah.

"Gak papa, kita juga baru sampe." Ujar Pandu sembari terkekeh pelan.

"Ayo duduk jeng." Ujar Peni yang dituruti olehnya.

"Ini Mika ya, ya ampun cantik banget." Ujarnya sembari menatap Mika dan tersenyum hangat.

"Makasih tante." Jawab Mika sembari tersenyum.

"Kamu jadi dokter ya, dokter apa?"

"Dokter kandungan tan." Sahut Mika lagi.

"Wah hebat banget." Pujinya lagi.

"Kalo anak kamu gimana, Nis?" Tanya Peni.

"Biasa dia mah ngambil alih perusahaan." Ujarnya.

"Wah hebat ya, setahuku perusahaan kalian jadi makin maju ya akhir-akhir ini." Ujar Pandu.

"Ya begitulah, dia jadi lebih giat akhir-akhir ini."

"Ngomong-ngomong mana anak kamu, Nis?"

"Tadi sih lag___

"Ma." Ujar seorang cowok yang menghampiri meja mereka.

Sontak Mika menoleh pada sumber suara. Dan melihat siapa yang barusan datang, dan tatapannya bersibobrok pada cowok itu, dan cowok itu juga sama. Mereka saling tatap.

"RIKO!"

"MIKA!"









Btw, ada yang masih inget Riko?

Buat yang udah lupa, aku ingetin dikit deh. Jadi si riko itu salah satu mantan Mika, dia yang jadian sama Mika karena di jebak ama Sela di club, inget ga? Yang ngajak balapan itu loh, yang sampe ketahuan sama polisi.

Semoga masih inget deh hehe...😄😄

See yaa💕💕

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now