Chapter Thirty-Seven

Start from the beginning
                                    

Aku melihat mobil Harris sudah terparkir di depan sana. Saat Floyd sudah memarkirkan mobil nya, kami turun dan langsung menghampiri mereka.

"Anna!!!" Teriak Gladys sembari keluar dari dalam mobil. Ada yang berbeda dari dirinya. Astaga, ia terlihat beda dengan rambut nya.

Rambut brunette miliknya membuat tampilan Gladys lebih fresh.

"Kau tampil beda, huh?" Godaku. Dia memelukku lalu tertawa pelan, "Yeah, aku bosan dengan rambut merah muda ku. Bagaimana? Apa aku terlihat cantik, hm?"

"Kau selalu terlihat cantik, Gladys." Pujiku jujur.

Harris, Jack, Patrick, Zee dan seorang gadis yang seingatku pernah bertabrakan denganku saat aku di frat Nathan. Kalau aku tidak salah, namanya adalah Lexy.

"Aku seperti pernah melihatmu." Ucap Lexy.

"Yeah, kita pernah berjumpa di frat saat kau.. mabuk." Ucapku dengan senyum kecil. Lexy menpuk keningnya saat ia mengingat kejadian itu, "Ah, ya! Kau yang menabrak ku, bukan?" Aku mengangguk. Aku takut ia akan marah jika mengingat diriku.

"Hei, ada apa?" Floyd menghampiri kami.

"Tidak ada. Aku dan dia pernah bertemu. Maaf karena aku telah memakimu waktu itu." Aku tersenyum padanya, "it's ok. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu karena sudah menabrakmu."

"Um, permisi? Apa sesi permintaan maaf ini sudah selesai?" Gladys muncul di tengah-tengah kami.

"Haha, yeah! Ayo kita langsung berenang!" Ucap Lexy girang. Ia berjalan dan langsung naik ke atas punggung Patrick. Jika saja Patrick tidak kuat menahan tubuh Lexy yang tiba-tiba naik, mungkin mereka sudah berakhir di pasir putih ini.

Floyd's POV

Melihat Anna yang tertawa riang sembari bermain di tepi pantai, membuat senyumku terukir di bibirku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat Anna yang tertawa riang sembari bermain di tepi pantai, membuat senyumku terukir di bibirku. Senyum nya, tawa nya, serta matanya yang mempesona dibawah terpaan sinar matahari semakin membuatku terpesona akan dirinya.

Ia cantik.

Aku bahagia karena bisa membuat Anna melupakan kesedihan nya karena Nathan. Jujur saja, jika dia tidak bisa membuat Anna bahagia, aku siap untuk menggantikan posisinya. Nathan terlalu beruntung karena telah mendapatkan perempuan seperti Anna.

"Anna!" aku terkejut saat Anna mencipratkan air ke wajahku. Ia tertawa dan berlari menjauh dariku.

Aku mengejarnya dan mencoba menangkap tubuh mungil nya itu, "Kena kau!" ia menjerit geli saat aku menggendong tubuhnya itu.

"Turunkan aku, Floyd!"

"Tidak akan. Kau sudah mencipratkan air ke wajahku. Kau harus dihukum!" aku tertawa saat menggoyangkan tubuhnya seperti ingin melemparnya ke air.

"Awas kalian!" aku yang tak sempat mengelak kehadiran Gladys, membuat aku dan Anna terjatuh ke air. Gladys tertawa riang saat melihat kami basah kuyup karena nya.

"Gladys! Kau membuat kami basah!" teriak Anna, tetapi kemudian ia tertawa. Aku mencipratkan air ke wajah Anna dan kemudian berdiri untuk lari.

"Kalian seperti sepasang kekasih." Lexy melingkarkan tangannya di leher Jack.

Aku yang mendengar ucapan Lexy, membuat wajahku sedikit terasa memanas. Apakah kami terlihat cocok jika menjadi sepasang kekasih? Membayangkan aku dan Anna adalah sepasang kekasih, merupakan impian ku saat ini.

Aku melihat wajah Anna yang sedikit salah tingkah. Ia membuang wajahnya dan aku yakin ia mencoba menyembunyikan rasa malu nya karena ucapan Lexy.

"Kau sembarangan saja." ucapku pada Lexy.

"Dia benar. Kalian terlihat romantis sejak tadi. Aku terus memperhatikan kalian." tambah Zee tiba-tiba yang tengah berdiri disebelah Harris.

"Hahaha, hentikan ucapan kalian. Tidak lihat wajah Nona Anna sudah memerah karena kalian, huh?" godaku sembari melihat wajah Anna.

Ia menatapku dengan kesal, "Apa katamu?" decih nya, "Kau salah tingkah, hm?" dia menggeleng cepat, "Tidak! Kau terlalu berangan, Floyd." ia berdiri dan langsung menyusul Gladys yang baru saja meninggalkan kami.

Aku tertawa melihat Anna yang sengaja berlari kecil untuk menyamakan langkah Gladys.

"Kau menyukai nya, bukan?" Harris membuat aku tersenyum sembari masih menatap kepergian Anna, "Ya, kau benar." Jawabku.

"Kejarlah dia, dude. Walaupun Nathan dan kau adalah teman, tapi sebelum ikatan pernikahan menyatukan mereka, Anna bisa menjadi milik siapa saja." Harris melingkarkan tangannya di pinggang Zee posesif.

"Aku memang ingin mendapatkan nya." Aku menunduk lalu tersenyum pada mereka semua yang tengah tersenyum padaku memberikan semangat.

To Be Continued.

_________________

Jangan lupa vote ya :) luv ya!

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now