kanto+euna (3)

128 23 5
                                    

waktu berjalan tak terasa, segala ujian, skripsi, sidang udah terlewati. kanto dan kawan-kawan hari ini wisuda!

kanto, euna, junhee, dan dana hari ini wisuda! tinggal sunghak dan marco nih menyusul. sunghak sih tinggal sidang dan ikut wisuda kloter selanjutnya, sedangkan marco... masih otw skripsinya gak selesai-selesai.

"AAAAA KANTO, JUNE, FIX GUE BAKAL KANGEN BANGET SAMA KALIAN!!!" kata dana sambil nyubit-nyubitin kanto dan junhee.

"selamat nganggur!" kata kanto.

"bangsat." balas junhee.

tiba-tiba kanto melihat ke arah euna yang lagi bicara-bicara sama mahasiswi lainnya. aduh... sedih lah pokoknya.

masih inget gak tragedi kanto sama euna kena influenza waktu camping? yang kanto bilang suka sama euna?

beneran, setelah itu hubungan mereka awkward sejadi-jadinya. bukan cuma awkward, mereka kayak jadi orang gak kenal.

kanto nyesal sih, pertama karena dia tiba-tiba banget bilangnya. kedua karena kenapa gak nembak langsung aja biar lebih jelas.

karena euna gak ngasih balasan apa-apa kanto merasa ditolak. ya kanto bisa apa? eh malah lama kelamaan kanto lupa sama euna karena fokus ngerjain skripsi.

kalo diinget-inget sedih sih, ini kisah cinta belum dimulai tapi udah kandas aja.

hingga kanto sadar, nggak semua orang ditakdirkan menjadi pemeran utama di kehidupannya. bisa aja cuma jadi pemeran pembantu atau figuran. kayak euna contohnya.

kanto memutuskan untuk pulang, ngapain juga lama-lama di situ. dunia perkuliahan adalah dunia paling kanto benci.

kanto memasukkan buket-buket bunga dan perintilan wisuda lainnya ke jok belakang mobil. banyak banget bunga nya udah kayak pemakaman aja.

"hmm kanto,"

kanto membalikkan badannya dan melihat euna di sana. kanto deg-degan.

"eh euna." sapa kanto balik. "selamat wisuda ya!"

"makasih. selamat wisuda juga." balas euna sambil tersenyum canggung.

"kenapa na?" tanya kanto.

euna mengeluarkan sesuatu dari tas nya, sebuah kotak kecil. ia memberikan kotak itu kepada kanto.

"waduh apa nih?" tanya kanto sambil membuka kotak tersebut dan melihat sepasang anting di dalemnya.

"lo suka piercing kan ya? jadinya gue beliin. maaf ya kalo gak suka." kata euna.

"eh gue suka kok! fix gue bakal nambah piercing lagi di kuping gue. makasih ya na." balas kanto sambil tersenyum. "duh kok lo ngasih gue kado sih? gue gak beliin lo apa-apa nih."

"santai kali." balas euna. "hitung-hitung kado perpisahan."










(((((( kado perpisahan ))))))





"gue juga mau minta maaf sama lo." kata euna.

kanto mengerutkan keningnya bingung. "minta maaf kenapa?"

"yang waktu kita camping... di tenda." jelas euna. "yang katanya... lo suka sama gue?"

buangke kanto jadi sedih.

kanto tertawa canggung. "oh, soal itu. hahahaha maaf ya, na lo pasti bingung banget ya."

euna mengangguk. "waktu itu, iya."

"kok jadi lo yang minta maaf. harusnya gue. maaf ya, na. lupain aja." balas kanto.

"awalnya gue bingung, kaget juga. gue gak tau mau gimana bersikap di depan lo. makanya gue terkesan menjauh dari lo." kata euna.

"tapi setelah itu gue sadar, kok gue merasa kosong ya waktu jauh dari lo?" lanjut euna.


kanto bengong. ini maksudnya apa..... euna yang ngomongnya terlalu tinggi, atau kanto yang terlalu goblok?

"kalo sekarang gue yang suka sama lo gimana?" tanya euna.










kanto butuh dana, junhee dan sunghak untuk menamparnya sekarang.

"gue tau kok mungkin ini terlambat. gue terlalu bodoh buat menyadari perasaan gue sendiri." kata euna sambil tersenyum simpul.

euna sama sekali tidak berharap apa-apa. setidaknya, perasaan yang ia pendam selama ini tersampaikan.









"gak pernah ada kata terlambat." kata kanto. "sejujurnya perasaan gue sekarang sama waktu itu masi sama. maafin gue yang terlalu cupu."

euna tersenyum sambil menyodorkan kelingkingnya. "pacaran nih?"

kanto mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking euna. "why not?"



++



hai semua...

poco a poco ✓Where stories live. Discover now