hansol+yoomin (3)

246 70 24
                                    

focus: ji hansol, melody day's yoomin

++

yoomin memasuki ruang inap hansol dengan langkah lesu. wajahnya datar. matanya sembab.

ia melihat tubuh hansol masih terbaring tak berdaya dengan berbagai macam selang meliliti tubuhnya.

yoomin duduk di kursi yang terletak di samping kasur hansol. ia menggenggam tangan hansol lalu menangis.

tak ada satu patah katapun keluar dari mulut yoomin. ia hanya bisa menangis. sembari berfikir, sampai kapan ia harus menunggu seperti ini?

kalau ada bintang jatuh, yoomin hanya berharap satu. berharap hansol sadar dari komanya.

pintu ruang inap terbuka dan masuklah seorang dokter yang memeriksa hansol selama ini.

"nona yoomin, apa kita bisa bicara berdua di ruangan saya?" tanya dokter itu.

yoomin menghapus kedua air matanya lalu tersenyum. "bisa, dok."

yoomin membuntuti dokter itu menuju ruangannya yang terletak tidak jauh dari ruang inap hansol. sesampainya di sana, ia duduk di kursi.

"saya ingin membicarakan keadaan pasien ji hansol." kata dokter.

"kenapa ya, dok?" tanya yoomin.

"apa nona yoomin tau sudah berapa lama pasien mengalami koma?" tanya dokter balik.

"hampir sebulan, dok." jawab yoomin dengan nada lirih dan menundukkan kepalanya.

"kemungkinan hidup pasien memang besar. tapi hidup atau tidaknya pasien tetap tegantung pada pasien. dan sampai sekarang ini, tidak ada peningkatan kesehatan pasien." lanjut dokter.

"m-maksud dokter?" tanya yoomin.

"saya mohon maaf. tapi kalau sudah seperti ini, kita tidak bisa melakukan apa-apa selain mengharapkan keajaiban. nona yoomin harus bisa mengikhlaskan pasien hansol dan menerima apapun yang terjadi." jawab dokter.

yoomin semakin tidak bisa berbicara apa-apa. ia hanya bisa menangis. menandakan kalau, kemungkinan hansol untuk tetap hidup sangatlah kecil.

sudah jam 11 malam. tapi yoomin masih tidak mau pulang. ia tidak peduli. ia hanya ingin menemani hansol.

yoomin menggenggam tangan hansol erat. kenangan dirinya dengan pria itu terus berputar di kepalanya. itu semakin membuatnya tidak bisa merelakan hansol.

pintu ruang inap terbuka dan ternyata yang datang timoteo sama hojung.

"lo masih di sini?" tanya timo.

yoomin masih mengangguk.

"nih kak kami bawa mekdi loh! makan dong kak itu badan udah kurus jadi makin kurus ntar kalo kayak lidi gimana." kata hojung.

yoomin ketawa. "makasih ya hojung, timo."

"lo pulang gih min. udah malam." balas timo.

"gak mau. gue mau nginep di sini aja. nemenin hansol." kata yoomin.

"kenapa?" tanya timo.

yoomin menjadi sedih. "gue... gak mau kehilangan hansol."

"hansol gak akan kemana-mana, kak yoomin." balas hojung.

poco a poco ✓Where stories live. Discover now