“Kenapa nyamperin aku? Kangen?” tanya Kejora namun anehnya Galaksi hanya merasa itu pertanyaan spontan. Tidak ada rasa cinta apalagi perhatian seperti sebelum-sebelumnya yang diberikan Kejora pada Galaksi.

“Udah beberapa hari ini lo enggak naruh nasi sama nyariin gue lagi. Lo kenapa?” tanya Galaksi.

“Enggak pa-pa. Lagi enggak ada uang buat beli. Buat makan sendiri aja aku enggak sanggup,” ucap Kejora apa adanya.

“Lo marah?” tanya Galaksi.

“Marah buat apa?” Kejora bertanya balik. “Aku enggak marah. Aku sadar diri. Aku enggak bisa bikin kamu bahagia,” ucap Kejora datar membuat Galaksi terkejut. Badannya langsung berdesir panas ketika mendengarnya.

“Lo denger apa yang gue bilang sama Sarah?” tanya Galaksi, kaget.

“Maaf karena enggak sopan dengerin kamu ngomong sama dia waktu itu. Aku maunya nyari kamu tapi waktu itu kamu enggak ada di kelas. Aku tebak kamu pasti di sana. Dan memang bener kamu lagi di sana. Sama dia,” ujar Kejora tidak mau menyebut nama Sarah. Jadi Galaksi sudah kegep?

“Kamu ngajarin aku arti setia. Tapi malah kamu yang enggak setia. Lucu ya Gal?” ujar Kejora membuat Galaksi meneguk ludahnya.

“Ra gue bisa jelasin—” Kejora menggeleng memotong suara Galaksi.

Please, jangan. Jangan cerita apa pun. Aku enggak mau denger. Aku juga enggak mau tau apa aja yang udah kamu lakuin sama dia di belakang aku. Entah kamu pergi, jalan, serumah atau bahkan ngomongin aku sama dia. Aku tau Gal aku enggak bisa bikin kamu bahagia. Aku selalu ngekang kamu. Tapi bisa kan jangan ngomong sama dia? Kenapa kamu enggak ngomong sama aku aja?” tanya Kejora.

“Gue... aku,” Galaksi tidak bisa mengucapkannya terbata. “Ra tolong jangan minta putus,” ucap Galaksi.

“Aku enggak minta itu Gal. Aku udah besar. Aku bukan anak kecil yang milih jalan itu buat kita,” ucap Kejora. “Kadang ada banyak hal yang pengin banget aku bicarain sama kamu kaya dulu tapi aku tau untuk sekarang itu pasti susah banget. Kamu pasti enggak pernah bisa kan kalau sama aku?”

“Gue bisa Ra. Tapi waktu itu enggak bisa,” jawab Galaksi cepat.

Kejora tersenyum. “Mana Galaksi yang tegas itu? Udah hilang ya? Apa aku yang ngerubah kamu jadi kaya gini? Aku minta maaf Gal. Aku enggak bermaksud bikin kamu kaya gini,” ucap Kejora.

“Kenapa lo minta maaf terus?” ucap Galaksi, terdengar marah. Cowok itu merasa tidak berguna sekarang. Sebagai laki-laki egonya tergores terlalu dalam melihat Kejora pasrah dan sabar seperti ini.

“Karena ucapan terima kasih, maaf, dan tolong itu penting. Bisa berarti besar buat orang lain. Orang-orang zaman sekarang suka lupa pake kata-kata itu. Padahal kata-kata itu gampang diucapin dan bisa digunain kapan aja,” ujar Kejora.

Galaksi terpaku di depan Kejora. Tidak menyangka malah kata-kata itu yang keluar dari mulut Kejora. Kejora bisa saja mencaci maki Galaksi sekarang juga tapi perempuan itu tidak melakukannya. Kejora malah berusaha menjawabnya dengan baik. Bagaimana bisa Galaksi menyakiti hatinya lebih dalam lagi?

“Apa lo selalu sesabar ini ngadepin gue Ra?” Galaksi bertanya dengan nada sedikit tinggi.

“Aku kenal kamu udah lama Gal. Kita kan bisa jadi temen, pacar, dan apa pun itu. Aku cuman enggak mau kamu merasa ditinggalin lagi. Aku enggak mau kamu ngerasain seperti apa yang pernah aku rasain,” ucap Kejora.

“Gimana keadaan lo Ra? Lo enggak sakit hati kalau gue sama Sarah?” tanya Galaksi.

“Sakit hati? Munafik kalau aku bilang aku enggak sakit hati. Aku merasa ada yang ngerebut kamu dari aku setelah aku enggak punya apa-apa. Aku tau aku sekarang Kejora yang enggak punya temen. Dijauhin orang-orang. Dijauhin temen deket. Bahkan kamu sendiri pun ngejauhin aku. Itu sebabnya aku enggak mau ninggalin kamu karena aku tau rasanya ditinggalin,” ujar Kejora.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now