Chapter Two

4.1K 172 0
                                    

"Good morning, Anna!!"

Aku seperti mendengar ada yang meneriaki namaku dengan sangat lantang. Aku merasakan tubuhku di dorong oleh seseorang.

Saat aku membuka mata, wajah Larry sudah begitu dekat dengan wajahku. Matanya yang indah menatapku dengan gembira.

Tampaknya suasana hati Larry sudah berubah sekarang. Ia tak lagi sedih. Aku ingat saat ia tidur tadi malam, ia mengigau dengan menyebut Ibu dan Ayah dalam mimpinya. Aku juga beruntung, Ibu dan Ayah muncul di mimpiku tadi malam.

"Hai, Larry. Selamat pagi juga." Aku mengucek kedua mata dan melihat kearah jam sudah pukul 6 pagi.

Aku segera bangun dan merapikan tempat tidurku. Larry dengan terburu-buru berlari kedalam kamar mandi, "Kau kenapa terburu-buru seperti itu, Larry?" Tanyaku heran. Larry berhenti dan berpaling melihatku.

"Apa kau lupa? Aku harus berangkat sekolah, Anna."

Aku menghela nafas panjang, "Larry, apa kau lupa? Kita sekarang ada di Seattle. Bukan London." Wajah Larry tampak sedang berpikir. Akhirnya ia sadar dan kembali duduk diatas ranjang.

"Jadi, apa aku tidak sekolah lagi, Anna?"

Aku tidak tau, Larry. Aku sendiri bingung bagaimana nasib kita setelah ini. Aku tidak memiliki cukup uang untuk mendaftarkan Larry di sekolah baru.

"Anna?"

"Um, ya?"

"Kenapa kau mela-"

Tok tok tok!

"Anna? Larry? Apa kalian sudah bangun?"

Aku membuka pintu saat Paman Gerry mengetuk nya, "Um, Paman? Ada apa?"

"Ini.." Aku melihat Paman memberikan sepasang seragam sekolah. Tampaknya itu untuk Larry, namun itu bukanlah seragam Larry biasanya.

"Apa maksudnya, Paman?" Aku mengambilnya dan melihat baju itu dengan seksama.

"Paman sudah mengurus kepindahan sekolah Larry. Jadi, hari ini Larry sudah bisa mulai masuk kesekolah barunya."

Aku tertegun mendengarnya. Paman sungguh baik pada kami berdua. Bahkan ia dengan cepat menyiapkan semuanya dengan begitu baik. Aku cukup merasa terkejut Paman akan sejauh ini membantu kami.

"Apa itu?"

"Wow! Apa ini seragam untukku, Paman?" Paman mengangguk sembari tersenyum lembut. Aku memberikan baju itu pada Larry dan ia dengan semangat mencoba seragam itu.

"Larry, cepatlah bersiap-siap. Paman akan mengantarmu kesekolah barumu." Larry mengangguk. Ia meletakkan seragamnya diatas ranjang dan langsung lari kedalam kamar mandi.

Aku menatap Paman, "Terimakasih banyak, Paman. Aku tidak tau sudah sebanyak apa aku dan Larry berhutang budi pada kalian."

Paman memegang kedua pundak ku, "Anna, dengarkan Paman. Aku dan istriku adalah keluarga mu juga. Paman sudah menganggap kau dan Larry itu seperti anak kami. Paman sayang dengan kalian berdua. Bahkan, Paman tidak bisa membiarkan kalian hidup sendirian tanpa ada yang urus."

Aku terharu. Jujur, aku sangat menyayangi Paman seperti Ayah kandungku sendiri. Paman laki-laki kedua yang sangat aku sayangi. Terimakasih Tuhan, kau telah memberikan sosok Paman sebagai ganti kedua orang tuaku yang kini telah tiada.

***

"Ingat, kau harus rajin belajar. Jangan membuat ulah disekolah barumu, oke?"

"Hm, baiklah, Anna."

Larry berpamitan padaku dan juga Paman, lalu ia berjalan masuk ke gerbang sekolah. Aku memperhatikan setiap langkah Larry menggambarkan kegembiraan nya dapat melanjutkan sekolah ketika kondisi kami baru saja terpuruk.

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now