4. PUJAAN HATI RIGEL DAN SISI GELAP STARLA

82.8K 8.6K 911
                                    

"Pantas saja aku tak pernah terlihat olehmu, sebab aku hanya salah satu bintang di hidupmu sementara dia satu-satunya bulan di hidupmu."
-Starla Amodra.

Bel pulang sudah berdering sejak satu jam yang lalu tapi Rigel masih senantiasa disini. Di balkon kelasnya dengan pandangan yang fokus menatap lapangan utama yang sedang digunakan untuk ekstrakurikuler paskibra.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan dan hal rutin Rigel di setiap hari selasa semenjak setahun lalu, pulang sore hanya untuk mengamati gadis pujaanya yang tengah mengikuti ekstrakurikuler paskibra.

Ingatan Rigel mengingat dengan baik setiap gerak-gerik gadis itu dari jalan ditempat sampai selesai mengibarkan bendera.

"Sial, lo kenapa sempurna banget sih!" Gumam Rigel.

Jika boleh jujur, Rigel sudah menyukai gadis itu sejak dirinya kelas sebelas sementara gadis itu kelas sepuluh. Gadis itu kalem, lemah lembut namun memiliki banyak prestasi, membuat Rigel kagum dan luluh begitu saja. Cewek cantik menurut Rigel adalah cewek yang memiliki otak cemerlang. Cewek cantik belum tentu pintar, tapi cewek pintar sudah pasti cantik.

Tapi Rigel tidak pernah berani mencoba mendekati gadis itu, yang ia lakukan hanya mengamati dan mengagumi dari jauh. Katakan saja Rigel itu cupu. Karena Rigel cukup tau, gadis se- perfect dia mana mau dengan cowok urakan dan berandalan sepertinya. Tapi itu dulu, karena mulai hari ini Rigel akan mengejar cintanya seperti Starla yang mengejarnya meski ditinggalkan berkali-kali.

Rigel harus berterimakasih kepada Starla karena sudah memotivasinya secara tidak langsung.

Rigel akan menjadi Starla untuk gadis itu demi memperjuangkan cintanya.

Rigel bergegas menuruni tangga ketika melihat anggota paskibra sudah bubar, sepertinya latihan hari ini sudah selesai. Rigel berlari mengejar gadis pujaan hatinya, kemudian menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Tunggu!" Pinta Rigel.

Gadis itu tampak kaget dengan keberadaan Rigel, dan langsung melepaskan tangan Rigel yang berada di pergelangannya. Bahkan gadis itu memperlihatkan ekpresi takutnya, seakan Rigel adalah makhluk yang menyeramkan dan itu memang itulah kenyataannya.

"Hei! Gausah takut." Ucap Rigel yang mengerti raut ketakutan gadis didepannya ini.

Gadis itu menunduk, tak berani menatap Rigel. Tidak ada angin, tidak ada hujan kenapa Rigel menghampirinya? Apa dirinya membuat kesalahan pada Rigel? Beberapa pertanyaan berkelana di otak gadis itu.

"Lo Arana kan?" Tanya Rigel.

Gadis itu mengangguk pelan.

Arana Moona nama yang memiliki arti Bulan. Arana cukup terkenal di kalangan guru-guru karena memiliki banyak prestasi dan aktif dalam organisasi maupun ekskul dari OSIS sampai PMR dan merupakan gadis yang berhasil menarik perhatian seorang Rigel.

"Gue Rigel," Ucap Rigel memperkenalkan dirinya padahal sudah dipastikan semua warga sekolah sudah mengenal cowok itu, bahkan yang ansos sekalipun.

"Lo pulang naik apa?" Tanya Rigel lagi, sepertinya Rigel rela banyak bicara hanya kepada Arana.

"Angkot kak," Jawab Arana sopan.

"Gue anter!"

Buru-buru Arana menolak "Nggak usah kak, terimakasih."

"Kenapa?" Tanya Rigel dengan menaikkan salah satu alisnya.

ALTARIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang