28. SANDWICH PENUH PERJUANGAN

63.3K 7K 288
                                    

"Apapun tentangmu begitu sempurna"
- Starla Amodra

Starla sudah siap ke sekolah dengan penampilannya yang persis seperti kemarin, kemudian gadis itu keluar dari kamarnya untuk menuju meja makan. Disana, sudah ada Marsenda yang mengenakan jas kantornya, Marina yang mengenakan pakaian formal dan Bintang yang sudah memakai alamameter OSIS. Mereka bertiga sedang sarapan dengan begitu harmonis.

Jika kalian berfikir Starla ke meja makan untuk ikut sarapan, kalian salah besar! Starla dengan pedenya menyiapkan dua lembar sandwich untuk dimasukkan kedalam kotak bekalnya yang akan ia bawa ke sekolah. Bukan untuk dirinya tapi untuk Rigel! Walaupun semalam cowok itu menolak, tapi Starla akan memaksa. Sesekali Starla ingin bersikap romantis kepada pacarnya yang dingin itu.

Tanpa Starla sadari, Marsenda sedang menatap tajam kearahnya.

"Jaket apa yang kamu kenakan, Starla?" Tanya Marsenda.

Starla enggan menjawab, gadis itu sedang sibuk menata sandwich serapi dan se- aesthetic mungkin agar Rigel menyukainya.

"Kamu masuk ke geng motor yang berandalan itu?" Tanya Marsenda lagi setelah membaca tulisan di jaket Starla, ia tahu bahwa Cranioxx adalah sebuah geng motor karena beberapa rekan kerjanya yang memiliki anak laki-laki bercerita bahwa putranya bergabung dalam geng motor tersebut.

"Kalo iya kenapa? Urusan buat Papa?" Sahut Starla.

"Mau jadi apa kamu nantinya!" Sentak Marsenda.

"Mayat!" Sahut Starla sekenanya.

Plak

Tamparan Marina yang mendarat di pipi mulus Starla terdengar begitu nyaring. "Papa sama Mama nggak pernah ngajarin kamu kurang ajar Starla apalagi ini masih pagi, bisa-bisanya kamu udah mancing emosi!" Sentak Marina.

Starla mengusap pipinya yang terasa panas. "Iya nggak pernah ngajarin, Papa sama Mama emang nggak pernah ngajarin apapun ke Starla kan?!"

Plak

Lagi-lagi Marina menampar Starla dengan kasar. "Lihat! Lihat diri kamu di kaca! Kamu udah bodoh, sekarang mau jadi urakan? Berandalan? Iya? Mau jadi apa kamu di masa depan Starla?" Ucap Marina dengan nada tinggi.

"Kamu pikir bayar sekolah pakai apa? Daun? Papa bayar sekolah kamu mahal-mahal tapi sama sekali nggak ada yang bisa di banggain dari kamu, yang ada Papa dibikin malu terus!" Timpal Marsenda.

"Mama nyesel udah lahirin kamu!" Ucap Marina lagi.

"Kayaknya Starla nggak pernah minta buat dilahirin apalagi di keluarga kayak gini!" Sahut Starla kemudian memilih pergi dengan membawa kotak bekal berisi sandwich lalu memasukannya kedalam tas.

Setelah itu Starla mengeluarkan motornya dari garasi, memandang sebentar pipinya yang memerah dari kaca spion. Rasanya masih begitu perih dan panas, tamparan Marina memang bukan main-main. Jika bisa memilih, Starla ingin dilahirkan menjadi bintang saja. Karena menjadi manusia begitu melelahkan.

"Kapan sih gue mati! Panjang umur juga nggak enak ternyata," Gumam Starla sebelum akhirnya melajukan motornya dengan kecepatan diatas normal untuk menjemput Rigel.

Sesampainya dirumah Rigel, Starla memilih untuk menunggu didepan gerbang karena gerbangnya tertutup tidak seperti kemarin yang terbuka lebar. Starla pun mengambil ponselnya dari saku jaket untuk mengabari Rigel.

Starla Amodra
Gue udah didepan gerbang rumah lo.

Lima belas menit berlalu ia menunggu disana dan pesannya juga belum terbalas. Boro-boro dibalas, dibaca saja belum. Hingga akhirnya Starla memutuskan untuk menuju ke markas Cranioxx, semoga saja Rigel ada disana.

ALTARIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang