85. GOOD BYE MY ANGEL

66.3K 6.9K 2.7K
                                    

"If in this world we are not together, then we must be together in a parallel world or another life."
-Altarigel

Rigel, Cranioxx, Bintang, Marina, Artha, Rhea bahkan Dannia berhasil memenuhi lorong rumah sakit di depan ruang operasi. Starla sedang berusaha untuk bertahan hidup di dalam sana, tugas mereka adalah mendoakannya. Tidak ada yang paham seberapa takutnya Rigel jika ditinggalkan oleh dunianya.

Agam mengusap punggung Rigel, menyalurkan kekuatan. "Starla kuat, dia pasti baik-baik aja Gel. Lo harus yakin!"

"Iya, Gel. Gue yakin Starla bisa!" Daniel ikut menyemangati Rigel. Mereka semua terlalu fokus pada Rigel hingga mereka mengabaikan Aksara yang sama terpuruknya.

Tak lama kemudian Geraldine datang bersama dengan beberapa anggota Black Tiger. Starla harus lihat ini, semua orang mengkhawatirkannya, semua orang peduli padanya dan semua orang sayang padanya. Setidaknya Starla harus bertahan demi orang-orang yang menyayanginya.

"Gue takut, gue belum minta maaf sama Starla." Lirih Dannia yang bersandar di bahu Rhea tidak bertenaga.

"Lo ngomong apaan sih? Dia pasti sembuh, lo bisa langsung minta maaf!" Sahut Artha.

Tiba-tiba lampu operasi padam, menandakan operasi sudah selesai. Pintu ruang keramat itupun terbuka, menampilkan dokter dan dua suster-nya yang masih mengenakan seragam operasi dengan raut wajah yang tidak mengenakan hendak memberikan berita duka. "Kami tim rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin..." Ucap dokter itu dengan berat hati. "Operasinya gagal, kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak keluarga."

Deg.

Tubuh Rigel melemas seketika hingga ia luruh ke lantai, jantungnya sulit memompa oksigen di sekitarnya, hatinya seakan hancur remuk hingga menjadi butiran halus dan dunianya bagai kiamat. Rigel menggelengkan kepalanya mencoba berpikir positif bahwa Starla tak akan meninggalkannya begitu saja.

Seketika Rigel bangkit kemudian menghadap dokter yang menangani Starla. "Dokter bohong kan? Ini pasti prank, ya kan?"

"Maaf..." Hanya itu yang bisa dikatakan dokter.

"Starla pasti sadar kan? Dia cuma tidur!" Sahut Rigel.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain,"

"BOHONG! STARLA CUMA TIDUR!" Teriak Rigel sembari menarik kerah seragam dokter itu. "BILANG KE GUE KALAU STARLA CUMA TIDUR, DIA BAKAL BANGUN!"

Aksara mencoba menarik Rigel. "Udah, Gel! Lo harus tenang!"

"STARLA, KAMU NGGAK MUNGKIN NINGGALIN AKU KAN SAYANG?" Teriakan Rigel terdengar begitu pilu. "Aku butuh kamu, jangan tinggalin aku Star..." Lirih Rigel kali ini dengan air mata yang mengalir membentuk sungai kecil di pipinya. Lagi-lagi Rigel menangis karena Starla, bukankah keduanya saling menyakiti? Lalu untuk apa mereka bersama. Mungkin ini adalah keputusan semesta untuk mereka. Takdir terbaik menurut semesta.

Agam langsung memeluk Rigel untuk menenangkan sahabatnya. "Lo emang sayang sama Starla tapi Tuhan lebih sayang sama Starla, Gel! Mau gimana pun juga Starla milik penciptanya.". Zidan dan Daniel ikut memeluk Rigel, menyalurkan kekuatan mereka untuk leadernya.

"Dunia gue ninggalin gue, terus gue harus hidup gimana?" Lirih Rigel.

Rigel sudah benar-benar kehilangan Starla kali ini, mau tidak mau mereka berdua harus menghadapi yang namanya perpisahan. Setiap pertemuan selalu ada perpisahan kan? Rasanya seperti kiamat bagi Rigel. Dunia-nya pergi meninggalkannya, lantas bagaimana caranya Rigel untuk bertahan hidup?

ALTARIGELWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu