1. THOUSAND MILES

3.3K 222 94
                                    

"Do you miss me, Dear?"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


"Do you miss me, Dear?"

Suara Glenn mengalun manja dari earplug-ku. Wajah tampannya terlihat jelas di layar komputer kantor.

"Tidak ada satu hari pun yang aku lewati tanpa rasa rindu, Glenn," jawabku dalam bahasa Inggris.

Ya, kami berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tapi nggak usah khawatir. Aku akan menerjemahkannya untuk kalian yang malas membaca tulisan berbahasa Inggris. Nggak mudah menahan rindu pada pacar yang jaraknya ribuan kilometer dari tempat kita berpijak. Rasana pengin banget mencuri mesin waktu milik Doraemon, demi menemuinya setiap saat, setiap merindukannya, setiap membutuhkan pelukannya. Sayang, itu semua hanya impian.

"Tanggal dua puluh Juli, aku akan mengadakan pameran lukisan musim panas," kata Glenn lengkap dengan senyum lebarnya.

Pacarku ini seorang seniman terkenal asal Inggris, pemilik Walts Art Galery di London. Nggak heran kenapa dia begitu romantis. Jangankan ngomong, napas saja sudah bikin lututku osteoporosis dini.

"Congratulation, Babe!" seruku yang nggak kalah senang dengan Glenn. "Maaf, lagi-lagi aku tidak bisa datang." Raut wajahku mendadak muram.

Setiap tahun, Glenn selalu membuat pameran. Dalam satu tahun, dia rutin membuat tiga pameran besar di Walts Art Galery miliknya. Nahasnya, setiap tahun itu juga aku nggak pernah bisa hadir menemaninya. Aku hanya bisa membaca berita kesuksesan acaranya dari berita online. Kalau saja kami hanya dipisahkan jarak Jakarta-Bali, pasti aku bisa dengan mudah menemuinya. Sayangnya, jarak kami harus dipisahkan benua. Aku di Jakarta dan dia di London, Inggris.

"Bukan masalah besar, Sayang," katanya dengan senyum lebar, memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih.

Senyumnya bikin aku pengin gigit bibirnya. Astaga! Aku benar-benar merindukannya. Aku hampir mati tercekik rindu pada Bule tampan yang memikat hatiku saat pameran lukisan di Bali dua tahun lalu. Sejak saat itu, kami berkomitmen menjalani hubungan jarak jauh. Terakhir kali kami bertemu, kira-kira delapan bulan lalu. Waktu itu, Glenn menghadiri undangan pameran di Singapore. Kami hanya bertemu sebentar karena aku harus menyelesaikan rapat bersama Brama. Rentetan rapat yang menjemukan.

"Boleh kupindahkan saja London ke Bekasi?" tanyaku sambil mengerucutkan bibir.

"Bagaimana kalau kupindahkan saja kamarmu ke kamarku?" tawarnya dengan kedipan mata genit khas seorang Glenn Walter.

"Kalau gitu, kita perlu ke penghulu besok," kataku sambil cekikikan.

Mulutnya terbuka, kukira dia mau menyahutiku, tapi sampai satu menit berlalu dia nggak ngomong apapun.
"Kim, sorry. I've to go. Mereka mulai mencariku untuk membicarakan konsep pembukaan pameranku nanti."

Kupikir dia mau ngomong apa, ternyata dia cuma bilang begitu. Habis, wajahnya seperti orang menahan pipis seempang gitu, sih. Kubalas saja dengan anggukan kepala penuh semangat sambil memonyongkan bibirku sampai berbunyi, "muaaahhh."

KIMMY ;Lost in LondonTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon