Part 26 🌻

156K 6.6K 86
                                    

Kini hari istimewah di mulai, hari di mana Clara dan Valdo akan mengikat hidup satu sama lain. Pernikahan mereka tidak di adakan besar besaran tetapi cukup mewah. Rumah di hias dengan dekorasi serba putih terlihat gelamor.

Clara berada di kamarnya mempersiapkan diri dengan tangan yang gemetar sedang kan Valdo ia di persiapkan untuk duduk di tempatnya. Nenek dan Fira masuk ke dalam kamar menghampiri Clara. Oh hampir lupa Dinda dan juga Zidan ada di Jakarta untuk ikut hadir dalam pernikahan Clara dan Juga Valdo tetapi nenek Zidan tidak ikut serta karna keadaannya yang kurang baik, lebih parahnya Zidan dan Dinda telah resmi berpacaran dua minggu yang lalu tanpa memberi tahu Clara.

"Ra.. ayo kita turun."

"Iya nek."

Clara di gandeng oleh nenek dan juga Dinda menuju ke tempat Valdo. Semua orang menatap Clara dengan kagum terutama Valdo, Clara sangat cantik dengan balutan gaun yang elegan pas dengan lekuk tubuhnya yang indah.

Clara memosisikan duduk di sebelah Valdo, Clara memerah karna Valdo terus saja menatapnya. Penghulu mengangkat tangannya membuat Valdo beralih menatap pak penghulu bertanaya binggung.

Semua yang melihat itu tertawa, bukannya Valdo menerima jabatan tangan pak penghulu malah menatapnya dengan bingung. Setelah tersadar Valdo akhirnya menerima jabatan penghulu dengan mencibir akan kebodohannya.

"Apakah sudah siap pak Valdo?" Tanya penghulu.

"Siap pak."

"Bismilah.... dengan ini saya nikahkan dan kawinkan Valdo Putra Dirmawan dengan Clara Cahyaningtias binti Wijaya dengan...."

Belum selesai akan kata-kata penghulu tiba-tiba beberapa body guard berpakaian serba hitam masuk ke dalam. Semua orang terkejut dengan apa yang sedang terjadi. Setelah para body guard itu berjajar rapi seseorang pria paruh baya masuk dengan senyumnya.

Semua orang terlihat bingung dan berdiri sedangkan Valdo ia tercengang dan matanya terbuka lebar, Valdo melupakan satu orang yaitu pak Wijaya.

Ya pria paruh baya itu adalah pak Wijaya seorang pengusaha ternama di Eropa. Valdo lupa menanyakan kepada nenek apakah Wijaya ayah dari Clara.

Dirmawan segera beranjak dari duduknya dan menghampiri Wijaya serta menyalaminya.

"Wahh sebuah kehormatan bagi saya atas kehadiran pak Wijaya." Wijaya membalas jabatan Dirmawan.

"Itu sudah kewajiban saya tuan."

"Maksud tuan?" Tanya Dirmawan.

"Saya adalah ayah dari Clara jadi sudah menjadi kewajiban saya untuk hadir di dalam pernikahan anak saya." Wijaya langsung ke intinya.

Semua orang di buat kaget oleh perkataan Wijaya. Semua tahu berita tentang kematian ayah Clara dan sekarang tiba-tiba saja seseorang mengaku sebagai ayah dari Clara.

Dinda dan Clara saling memandang, mereka berfikir bukankah pria itu adalah orang yang memesan bunga angrek yang banyak waktu dulu, mereka belum melupakannya.

Sedangkan nenek, ia menitihkan air matanya. Sebelum ayah Clara di kabarkan meninggal dunia dan jasadnya belum di temukan, ia percaya kalau anaknya belum meninggal.

Wijaya segera berjalan menghampiri ibunya yang menangis bahagia. Wijaya bersujud di hadapan nenek dan menangis. Nenek membuka kerah belakang jas yang di pakai Wijaya dan di sana terdapat tanda lahir berbentuk seperti cincin. Nenek semakin menangis melihat itu ternyata memang anaknya.

Nenek segera memeluk anaknya dengan rasa rindu yang begitu berat. Sudah belasan tahun Wijaya menghilang dan kini ia telah kembali. Wijaya berdiri dan membantu nenek berdiri.

"Ibu... maafkan anakmu ini yang tidak kembali pulang."

"Sudah...sudah Jaya, ibu bahagia sekarang kamu telah kembali."

"Maaf bu." Dengan mencium tangan nenek.

"Sekarang jelaskan kenapa kamu tidak pulang!"

"Apa kita tidak melanjutkan pernikahan ini dulu, lihatlah mereka berdua seperti menunggu belasan tahun." Goda Wijaya menunjuk ke arah Valdo dan Clara yang sedari tadi berpandangan.

Melihat itu Clara dan Valdo segera menghadap ke arah Wijaya dan semua orang tertawa. Memang mereka saling berpandangan karna Valdo mengatakan kepada Clara bahwa ia sudah bertemu dengan Wijaya di rumah sakit waktu Clara kecelakaan.

"Dan sekarang biar saya yang menikahkan mereka." Wijaya berjalan menggantikan penghulu.

Clara tak henti-hentinya menatap ke arah ayahnya, ia bahkan ingin memeluk ayahnya tetapi di urungkannya. Wijaya menjabat tangan milik Valdo.

"Bismilah... saya nikahkan dan kawinkan ananda Valdo Putra Dirmawan dengan anak saya Clara Cahyaningtias dengan emas kawin sebesar seratus gram dengan seprangkat alat sholat di bayar tunai."

"Saya trima nikah dan kawinnya Clara Cahyaningtias binti Wijaya dengan emas kawin tersebut di bayar tunai." Dengan sekali tarik nafas.

"Bagaimana para saksi sah...."

"Sah..." semua orang mengucapkan syukur atas pernikahan itu.

Pernikahan berjalan lancar tanpa ada kendala. Semua orang bersyukur kepada Allah karna kasih sayangnya mereka dapat menyaksikan kebahagiaan di mata Valdo dan juga Clara.

Clara mengambil tangan Valdo dan mulai menyalaminya dan Valdo mencium kening Clara. Terlihat pasangan paling romantis di dunia. Wijaya diam-diam menitihkan air mata melihat itu, ia dan istrinya pernah berjanji untuk menikahkan Clara dengan seseorang yang baik dan sekarang saat tahu Valdo penuh dengan kasih sayang Wijaya sudah memenuhi impian istrinya.

Kini bergilir ke acara pesta pernikahan. Semua tamu yang hadir di persilahkan untuk menikmati hidangkan sedangkan keluarga berada di ruang tamu untuk bercakap-cakap.

Di sebrang kolam renang Chantika dan para teman-temannya bergosip ria.

"Wah Chan, kakak ipar lo ternyata Clara pembantu yang kata bokap lo kasih beasiswa dulu ternyata juga anak dari seorang pengusaha ternama."

"Benar bahkan ayahnya terkenal di manca negara."

Chantika hanya tersenyum masam, ia tak suka dengan Clara dia lebih suka kepada Winda dan walaupun Clara anak dari orang kaya ia masih tetap tidak menyukai Clara. Dari sebrang Yuli memanggil Chantika.

"Ehh nyokap manggil gue pergi dulu ya, nikmati jangan malu-malu, bay."

Cantika segera pergi ke arah semua keluarganya. Semua keluarga berkumpul untuk merayakannya bahkan keluarga kecil Nathan juga ikut hadir. Putri, Raras anak dari Fitri dan juga Leon sedang bermain bersama dan kini para orang tua sedang mendengarkan cerita dari Wijaya.









Hai hai aku up😄 akhirnya Clara bertemu dengan ayahnya(lihat part 17)  dan juga selamat atas pernikahan mereka berdua🎉🎉 jangan lupa ninggalin jejak Vote and Commend😘😘 maaf apabila banyak typo bertebaran😁
Masih ada lanjutannya ngak nih??

Little Baby (Tamat)Where stories live. Discover now