Part 14 🌺

221K 9.4K 82
                                    

Hai hai hai aku up maaf bila banyak typo🤗🤗 jangan lupa ninggalin jejak yaaa vote and comment😘😘 ceritanya gj sih tapi kalau engak suka ya engak papa😁

Author POV

Sepanjang sarapan bersama Valdo dan Zidan saling tatap menatap membuat Clara tanpa sadar mengerutkan keningnya heran.  Tingkah laku seperti anak kecil ini berbeda saat mereka menghadapi pekerjaan. Ada apa sebenarnya ini.

Valdo dan Zidan menatap sebuah ayam goreng yang tinggal satu di atas piring. Mereka kembali beradu pandang. Tangan Valdo yang terulur untuk mengambilnya di cegah oleh Zidan. Zidan tidak mau kalah dan ingin merebutnya. Valdo juga tidak ingin tinggal diam, dia merebut kembali ayam itu dengan tatapan tajamnya, mengakibatkan saling tarik menarik ayam goreng.

"Saya yang mengambil ayam ini terlebih dahulu!" Valdo tidak ingin kalah dan angkat suara.

Zidan menatap Valdo dan berkata. "Tetapi saya yang melihatnya terlebih dahulu!"

"Siapa cepat dia yang dapat!" Ucap Valdo dengan datar.

Zidan membantah. "Tidak bisa, saya yang melihat ayam ini terlebih dahulu, jadi tuan harus mengalah!"

Melihat aksi yang sudah kelewat batas, Clara harus menghentikannya jika tidak ingin acara sarapan pagi mereka berantakan. "STOP..... apa kalian tidak malu hah! Ayam saja di rebutin seperti ini, apa lagi jika ingin merebutkan seorang perempuan!~Ehh"

Seketika Valdo dan Zidan berhenti merebutkan ayam itu dan melihat ke arah Clara dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Apa yang Clara katakan membuat suasana menjadi hening.

"Apa.... kenapa kalian melihat ku seperti itu?" Clara yang mendapat tatapan sedemikian rupa tidak tahan untuk bertanya.

Ehemmm

Mereka berdua berdehem bersamaan untuk menetralkan suasana. Perkataan Clara entah mengapa membuat Zidan dan Valdo salah pengertian. Clara seperti mengatakan sesuatu untuk mewakili suasana diantara mereka. Benarkah itu?

"Papa dan paman kenapa bertengkar soal makanan, ini Putri punya kok satu ayam. Siapa yang mau?" Tanya Putri polos.

Ini sedikit lucu dan membuat Clara cekikikan melihat wajah kedua pria dihadapannya ini. Umur sudah tua tingkah laku seperti anak kecil. Bagaimana komentar orang lain saat melihat ini semua.

Setelah acara sarapan pagi selesai, Zidan harus segera pergi karena urusan. "Baiklah Clara, Putri dan tuan Valdo yang terhormat, saya harus pergi terlebih dulu." Zidan berdiri dari duduknya dan menatap Clara sesaat. " Terima kasih atas sarapannya Raa."

Clara berkata. "Baiklah, kenapa harus pulang secepat ini Zi?"

"Iya paman, kenapa paman tidak bersama kami untuk sekarang. Kita bisa bermain bersama dengan papa." Putri juga membujuk Zidan untuk tidak pergi, jarang sekali Zidan tinggal di apartemen Clara.

Zidan menghampiri Putri dan mengelus rambutnya sayang. Dia sudah menganggap Putri seperti keponakannya sendiri, dan menganggap ibunya seperti adik kandungnya. "Ahh maaf Putri, paman harus keluar kota mengerjakan tugas dari kantor." Kata Zidan dengan menyesal.

Zidan mempunyai perusahannya sendiri ya walaupun perusahaan itu terbilang masih kecil, Zidan sudah terkenal dikalangan pembisnis muda. Sikap kerja keras dan jujur miliknya membuat pembisnis lain ingin menjalin ikatan kerja sama dengannya. Setiap jalinan kerja sama dengannya akan berjalan sukses. Perusahaan yang dibilang kecil itu ternyata didalamnya terdapat pemimpin yang sulit untuk dicari.

"Yahh paman tidak asik ah." Rengek Putri.

"Maafkan paman Princesss, setelah pulang nanti paman bawakan hadiah, paman janji deh." Bujuk Zidan dan terpaksa Putri harus menuruti.

Little Baby (Tamat)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon