Part 3 🌺

261K 12.2K 101
                                    


Keesokan harinya, Clara terbangun dari tidur dan menemukan Sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya. Dalam sekejab Clara mengingat apa yang telah terjadi.

Perlahan wajah Clara memucat, kenangan itu membanjiri otaknya seperti air terjun, gambaran dirinya telah dinodai membuat seluruh tubuh kurusnya gemetar. Clara menyesali apa yang telah menimpa dirinya, sungguh tidak adil hidup ini. Kenapa semua harus terjadi kepadanya, Clara merasa kalau dia tidak pernah melakukan hal buruk tetapi kenapa tuhan membuat dia mengalami hal yang paling menyakitkan.

Keadaan Clara sendiri sangat kacau, rambut yang semula indah kini berantakan, lengannya yang putih  memerah karena cengkraman kuat dari pria itu dan wajah manisnya berubah mengenaskan karena menangis hampir semalaman.

Clara menyingkirkan tangan pria itu dari perutnya. Dia bangkit ingin mengambil pakaian yang berserakan di lantai, tetapi sebelum dia bisa berdiri, rasa sakit pada area pribadinya membuat Clara berhenti sebentar. Setelah merasa cukup baik, Clara memakai pakaiannya dengan cepat dan melangkah pergi meninggalkan pria itu. Tidak peduli lirikan dari orang-orang yang melihatnya, Clara keluar dengan memakai topi serta masker milik pria itu, Clara hanya ingin segera pergi dari tempat terkutuk yang telah menghancurkan hidupnya ini.

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan, nenek dan Fira pasti sangat kecewa kepadaku karena tidak becus menjaga amanah dari mereka, namun aku percaya kepadamu Tuhan. Engkau memberi cobaan yang sangat besar kepadaku pasti karena suatu alasan.

Clara tidak berani melangkah masuk, apa yang akan mereka pikirkan tentang dirinya yang seperti ini. Mereka pasti memandang Clara dengan tatapan yang aneh.

Suara keras bi Minah mengejutkan Clara yang tengah menangis dibalik pot bunga samping rumah. "Astaga!, Clara, kau kah itu nak??"

Bi Minah mendekat kearah Clara dan merapikan rambutnya yang berantakan, bi Minah menarik Clara kedalam pelukannya dan mengelus punggungnya.

Dengan membalas pelukan itu, Clara menangis dan mengeluh. "Hiks.... hiks bi, Clara sudah tidak suci lagi bi..." Clara tidak kuat menahan rasa sedihnya, ia melampiaskan semua keluh kesah dengan menangis dipundak Bi Minah.

Bi Minah perlahan melepas pelukan dan berkata. "Ayo Ra, kita masuk dulu, kita bicara didalam."

Dengan setia memeluk Clara, bi Minah menuntunnya memasuki rumah besar. Bi Minah tau apa yang ingin Clara katakan, hatinya sakit melihat perempuan yang sudah dia anggap sebagai putrinya mengalami musibah.

Sesampainya mereka dikamar, bi Minah meminta Clara untuk duduk, dia memberikan segelas air putih padanya dan bertanya selembut mungkin. "Clara, beri tahu bibi apa yang terjadi dengan mu nak. Apakah Clara tau siapa yang melakukan ini hmm?" Sambil bertanya, bi Minah mengelus rambut Clara.

Clara berbicara dengan suara yang serak. "Hiks.... bi, Clara, Clara tidak kuat bi, pria itu telah... Dia telah.."

Bi Minah menggenggam kedua tangan Clara dengan erat seolah mengatakan kalau dia memberinya dukungan. Dibalik sikap ceria Clara, bi Minah tau kalau perempuan itu sangatlah rapuh.

"Iya nak, siapa dia? Clara beri tahu bibi, bibi akan selalu mendukung Clara, apapun itu bibi akan selalu ada."

Clara tidak bisa menahannya lagi, dia mulai menceritakan apa yang telah terjadi padanya. Dia menceritakan bagaimana pria brengsek itu telah menodainya, mengambil harta terbesar seorang wanita dan membuat hidupnya hancur. Setelah mendengar cerita dari Clara, bi Minah tidak tahan, dia ikut meneteskan air mata dan semakin erat mengenggam tangan kurus itu.

Terdengar suara pintu terbuka, Clara bisa melihat kalau Nina yang merupakan sahabatnya berdiri kaku sebari meneteskan air mata. Terlihat dari raut wajahnya kalau dia sangat terkejut mendengar cerita Clara. Nina berlari kearah mereka dan ikut memeluk Clara dengan erat.

Little Baby (Tamat)Where stories live. Discover now