Part 23 🌻

174K 7.3K 33
                                    


Maaf telat😁

Author POV

Mobil yang di kendarai Clara dan juga Valdo tak lupa dengan si kecil Putri telah sampai di desa Wita, dimana itu adalah desa kelahiran Clara.

Clara membuka pintu mobil dan segera keluar. Ia memandangi sebuah rumah dengan halaman yang tidak terlalu luas itu dengan perasaan yang sangat rindu. Dulu halaman itu hanyalah halaman yang di tumbuhi rumput dan kini berubah banyak di tumbuhi berbagai bunga mawar yang bermekaran. Apakah kehidupan nenek dan Fira baik-baik saja semenjak ia tinggal?

"Wahhh indah sekali, ini rumah siapa mah??" Tanya Putri diikuti Valdo yang berjalan di sebelahnya.

Clara masih memandang halam yang begitu ia rindukan dan menjawab Putri. "Ini rumah mama sebelum pindah ke Bali Putrin." Clara mengandeng Putri untuk masuk.

Clara berjalan dengan Putri diikuti Valdo yang berjalan di belakangnya. Saat sudah sampai di depan pintu tangan Clara terulur untuk mengetuk pintu dengan gemetar.

"Permisi cari siapa??" Belum sempat Clara mengetuk, suara seorang perempuan mengurungkan niatnya.

Clara membalikan badan melihat ke arah suara yang dikenalnya itu. Disana Clara melihat kalau adik satu-satunya tengah berdiri dengan bingung dan terdapat raut begitu sedih.

"Kak Clara.."

"Fira.." Clara langsung menghampiri Fira dan memeluknya dengan erat, menyalurkan rasa rindu yang selama ini ia pendam. Mereka belum bertemu selama lima tahun ini.

"Kak Clara kemana saja, kami sangat merindukan kak Clara hiks.."

Clara mengendurkan pelukannya dan mengusap air mata yang membasahi pipi adiknya itu. "Bagaimana kabar kamu Fir?"

Fira menjawab. "Baik kak dan kakak??"

"Kakak juga, dimana nenek Fir??" Clara mencoba untuk melihat sekelilingnya.

Fira tiba-tiba menundukkan kepalanya, dia berkata. "Nenek sakit-sakitan kak, sudah semenjak dua tahun yang lalu, nenek sangat merindukan kakak." Dengan meneteskan air mata.

"Ayo kita masuk kak." Lanjut Fira.

Saat Fira dan Clara akan masuk ia melihat ke arah Valdo yang sedang mengendong Putri. "Siapa mereka kak??"

"Emm, nanti saja ya Fir kakak jelasinnya."

Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah yang tidak terlalu besar itu. Keadaan didalam rumah masih sama seperti dulu. Barang-barangnya juga masih tertata pada tempatnya. Tujuan pertama saat Clara memasuki adalah kamar nenek.

Saat Clara memasukinya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah neneknya yang sedang terbaring tak berdaya di atas tempat tidurnya. Clara berjalan menghampiri nenek dengan meneteskan air mata. "Nek..." panggil Clara begitu lirih.

Mendengar suara cucunya yang sangat dirindukan, Nenek menoleh kearah Clara. "Clara, uhuk..." dia segera berdiri dari tidurnya namun segera dicegah oleh Clara. Hati Clara sangat sakit melihat neneknya yang terbaring tak berdaya itu.

"Kamu kemana saja Clara.. hiks.. nenek dan juga Fira sangat merindukanmu uhuk.." dengan memeluk tanagn Clara erat.

"Clara juga sangat merindukan kalian. Bagaimana kabar nenek? Nenek makan dengan teraturkan saat Clara tidak ada?"

"Karena jarang sekali mendengar kabar dari kak, Nenek memeikirkan itu dan membuat pola makannya terganggu," Fira berjalan ke arah Clara dan menjelaskan dengan pandangan yang sedih.

"Nenek... nenek jangan seperti itu, ada tidak ada Clara nenek harus tetep sehat." Clara tak kuasa untuk menahan air mata yang mengalir dipipinya.

"Saat sudah ada cucu kebangaan nenek disini mana bisa nenek sakit." Sambil tersenyum ke arah Clara untuk mencoba menenangkan

Little Baby (Tamat)Where stories live. Discover now