Chapter 47 : Healer

1.6K 172 8
                                    

Vote dulu guys!

Setelah menunggu sekitar seperempat jam, akhirnya seorang tinggi cerah, tampan, muda muncul di sela-sela pintu rumahku sambil berkata, "Annyeonghaseyo" lalu membungkuk ramah kepada seluruh penjuru rumah ini.

"Eh, udah dateng? Cepet amat?" Kata Jimin.

"Hehe iya hyung, lagi nggak ada kerjaan." Jawabnya

"Lah biasanya klinik rame?" Tanya Jimin sembari mengajaknya ke kamar Seokjin.

"Hehe, iya sih. Lagi tutup, diskors sama pusat gara-gara transference (hubungan emosional yang dilarang antara psikolog dan klien)." Katanya sambil malu-malu. Tidak heran memang.

Akhirnya mereka pun masuk ke kamar Seokjin dan aku hanya boleh mengintip. Ia tidak sadarkan diri, atau mungkin hanya tidur? Entahlah. Tapi melihatnya begitu membuat hatiku lemah dan lagi-lagi meneteskan air mata.

Akhirnya aku pun memutuskan untuk masuk ke kamar tamu ku untuk sekedar membaringkan tubuhku sejenak.

'Kenapa nggak ada yang mulus?' Pikirku. Baru kemarin kami menikmati waktu bersama, dan sekarang aku lihat Seokjin seperti ini dan lagi itu karena ku.

Ting tong

Bel rumahku berbunyi, akhirnya aku pun berinisiatif untuk keluar namun Taehyung sudah membukanya. Terlihat wajah teman-teman se geng nya yang rupawan lagi hartawan itu muncul satu persatu kecuali Namjoon oppa yang masih di rumah tunangannya itu. Aku pun menyapa mereka semua.

"Eh, Soo. Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Jung Hoseok pertama kali.

"Kenapa kalian nanyain aku? Kan bukan aku yang pingsan." Jawabku bingung. Ia terkekeh.

"Kamu tuh udah kaya adik kita sendiri tau. Ya jelaslah kita khawatir sama kamu." Jawabnya. Fix aku terharu.

"Oh iya, Jinhye nggak ada?" Tanyanya lagi.

"Nggak. Di rumah neneknya."

"Syukurlah." Katanya tersenyum sendu sembari bertatapan dengan Yoongi yang masih di sampingnya.

"Yaudah yuk liat Hyung dulu." Kata Yoongi sembari jalan terlebih dahulu. Aku heran teringat mereka pernah berebut Seungwan sunbae dan masih seakrab itu sampai sekarang. Kalau aku pasti sudah sangat canggung.

Akhirnya mereka semua keluar dari kamar Seokjin satu persatu lalu ikut duduk di sofa bersama ku yang masih tak boleh menemuinya, kata psikiater tampan tadi.

"Dia udah minum obat penenang sih. Kalo habis bangun udah tenang, kamu udah boleh masuk kok." Kata si psikiater tampan.

"Makasih." Sahutku, lalu ia pergi.

Di sofa kami bercengkrama tentang kejadian masa lalu Seokjin yang tidak terlalu ingin ku dengarkan.

"Jadi inget waktu dulu masih ada Hyera." Kata Yoongi. Di depanku. Dan Jungkook menyenggolnya sambil melirikku.

"Untung nggak ada Jinhye." Kata Taehyung.

"Emang kenapa?" Akhirnya aku angkat suara.

Daylight (JinSoo Ver.)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant