Chapter 35 : Stalker (Jennie)

1.7K 198 17
                                    

Vote+comment jangan lupa!!!






































"Oppa! Dingin-dingin kenapa makan es krim sih? Kenapa nggak di rumah aja bikin kopi, nonton drama? Itu juga udah nge-date kan?" Gerutuku kesal sambil berjalan meninggalkan Namjoon oppa.

"Kenapa sih? Aku bosen di rumah terus. Sekalian cari udara segarlah, kita udah 3 hari diem di rumah loh. Nggak bosen?" Elaknya sambil memegang dua cone es krim yang sebenarnya satunya untukku tapi aku benar-benar kedinginan saat ini.

"Nggak bosen sama sekali asal sama oppa." Kataku menggombal dan semoga saja ia menyesal lalu mengajakku pulang. Namun tidak sama sekali, ia malah mengajakku ke taman bermain. Orang ini licik atau memang tidak peka sebenarnya?!

Sampai di taman bermain, aku pun menuruti Namjoon untuk bermain apapun yang ia suka mulai dari kora-kora sampai bianglala, namun sesampai kami di depan karcis rumah hantu, aku mulai menyadari sesuatu kalau selama ini lelaki berbaju hitam dengan masker dan topi yang menutupi mukanya mengikuti kami sejak menaiki wahana pertama. Berkali-kali aku menengok kebelakang dan lelaki itu tidak gentar untuk mengikuti kami. Apa hanya perasaanku saja?

"Mau masuk? Ayo masuk sekali." Kata Namjoon oppa masih saja semangat.

"Oppa, pulang aja yuk. Capek nih."

"Alaaah~ kamu takut kan? Sini gandeng aja aku ntar aku kasihin kamu ke hantu-hantu itu. Kkk~" katanya terkekeh. Sama sekali tidak lucu. Jujur aku memang takut, tapi bukanlah rumah hantu yang ku takutkan melainkan lelaki yang kini ikut mengantre bersama kami. Aku harus membuktikannya, apakah lelaki itu mengikuti kami atau hanya kebetulan saja. Aku pun pura-pura ngambek dan memilih pergi dari tempat itu lalu beranjak ke arah mobil. Namjoon oppa berteriak memanggilku benar-benar membuatku malu setengah mati dan aku pun berlari sambil sesekali menengok ke belakang mengecek apakah laki-laki itu benar mengikuti kami atau tidak. Ternyata tidak!

Akhirnya dengan perasaan lega, aku pun kembali berjalan santai sampai akhirnya Namjoon oppa kembali dan berlutut minta maaf dan aku pun kembali meninggalkannya karena malu.

-

"Segitu jahatnya sama aku sampe ditinggal berlutut sendirian di tengah massa." Katanya ngambek.

"Iya-iya maaf. Udah jangan ngambek lagi, jangan nyebelin lagi." Jawabku jutek dan dia masih tidak menjawab perkataanku.

"Huh~ yaudah ayo makan. Aku laper nih." Kataku membujuk bayi besar satu ini.

"Iya-iya. Kemana?" Katanya setelah mendengar kata makan. Dasar.

"Kedai masakan china yang di foodcourt deket RS kemarin aja. Disitu enak." Jawabku dan ia tiba-tiba menatapku sinis.

"Enak makanannya apa enak diliatnya?!" Katanya kembali ngambek. Yaa.. sebenarnya beberapa hari yang lalu kami makan disana setelah pemeriksaan total pra-nikah dan saat Namjoon oppa meninggalkanku ke kamar mandi, banyak koas-koas RS tersebut mendekatiku dan menanyai nomor teleponku sampai jas dokternya sobek ditarik oleh Namjoon oppa. Hehe. Walaupun begitu, Namjoon oppa tetap saja sekarang mau makan disana.

Kami sampai di parkiran foodcourt mewah di samping rumah sakit tempat mantan calon sumai iparku bekerja dan langsung menaiki lift untuk menjangkau kedai masakan china yang ada di dalamnya, sesampai kami di lantai 2, Namjoon oppa menarikkan kursi untukku di seberang kursinya. Lihat saja sampai kapan dia akan memperlakukanku bak putri setelah kami menikah nanti. Aku pun mengikut apapun yang Namjoon oppa pesan lalu mengecek ponselku yang akhir-akhir ini sangat damai, tidak ada celoteh Jisoo mampir di ponselku sama sekali, ada pun hanya urusan pekerjaan, tidak seperti dulu. Setelah menunggu beberapa menit, pesanan kami datang.

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang