Chapter 20 : Surprise (Jisoo)

2.1K 228 4
                                    

Vote!!!
























Setelah hari itu, hari dimana aku dapat bebas menyukai bahkan berkontak dengan Seokjin dan Jinhye tanpa gangguan Namjoon Oppa, kami semakin bebas berhubungan bahkan bertukar kontak dengan dokter tampan itu. Sebenarnya aku heran akan perubahan sikap oppa ku akhir-akhir ini. Apa lagi kami jadi jarang berhubungan satu sama lain.

Hari ini aku kembali bekerja seperti biasa. Aku berhasil memecahkan rekorku untuk terlambat masuk kerja selama 10 kali dalam 1 bulan dan mendapat peringatan dari Jinyoung. Akhir-akhir ini ia galak sekali lantaran istrinya sedang hamil tua dan ia pasti sangat stress mempersiapkan ini itu dan aku hanya bisa pasrah.

Hampir sehari penuh aku terjebak di ruanganku melembur pekerjaan sebagai hukuman karena terlambat bahkan sampai lupa makan siang. Akhirnya pukul 5 sore aku memutuskan keluar dari ruanganku untuk menyegarkan mata.

Aku melangkah menuju koridor dan turun menuju lift, namun suatu pemandangan asing muncul di hadapanku. Aku berjalan ke arah seorang pria yang tiba-tiba berdiri saat ia melihatku. Apa hanya perasaanku?

"Kim Jisoo-ssi?" Tanya lelaki itu padaku. Jadi memang benar ia mencariku.

"I-iya.. ada apa ya?" Tanyaku pada lelaki itu. Aku tau pria ini. Dia sering berkunjung di rumah oppa dan oppa juga sudah mengenalkanku padanya.

"Oh, nggak apa-apa. Mampir aja tadi, terus inget kalo adiknya Namjoon kerja disini, so.." katanya menggantung sembari memainkan matanya. Aku bingung.

"Terus? Cari aku?" Tanyaku ragu-ragu.

"Iya lah, ngapain lagi aku disini. Udah sepi gini." Katanya tersenyum manis.

"Oh.. ada apa ya?" Tanyaku lagi. Sebenarnya aku agak takut karena tatapannya yang terlalu menggoda, tapi disisi lain aku juga lumayan tersipu dengan pria ini.

"Hmm.. aku mau ke rumahnya Namjoon sih, sekalian aja jemput kamu. Kamu tinggal seapartemen sama Namjoon kan?" Tanyanya.

"Oh, iya.. tapi aku ada urusan dulu." Jawabku tidak enak. Sebenarnya aku mau sekali diantar pulang tapi bagaimana lagi urusan perut tidak bisa ditangguhkan lagi.

"Nggak bisa dibatalin dulu? Sebenernya aku mau sekalian ajak kamu makan, dari tadi aku tungguin kamu nggak keluar-keluar." Katanya bagai mendengar kata hatiku.

"Oh, hmm.. kayanya nggak apa-apa sih. Yaudah deh, aku ambil tas dulu ya." Kataku lalu berlari kecil langsung menuju ke ruanganku. Dalam hati aku bersyukur ternyata masih tersisa keberuntungan untukku.

Akhirnya kami pun beranjak menuju sebuah mobil besar miliknya lalu duduk di dalamnya. "Mau makan dimana?" Tanyanya sembari fokus menyetir.

"Terserah aja. Kan kamu yang mau makan." Jawabku. Kalau lapar begini, apapun akan aku makan juga.

"Bibimbap di ujung jalan sana gimana?" Katanya menunjuk sebuah restoran khusus bibimbap sembari mengurangi kecepatan mobilnya.

"Boleh." Jawabku berusaha datar padahal sangat excited. Akhirnya kami pun makan bersama, tidak ada percakapan sama sekali dan canggung apalagi kini tidak ada makanan di hadapan kami.

Selagi menunggu pesanan kami datang, aku mencoba mencari-cari topik bahasan mulai dari identitas, masa lalu, bahkan keluarganya, tak lupa tentang Namjoon oppa. Menyebalkannya ia adalah orang yang kurang kreatif sehingga hanya aku yang memulai percakapan.

Akhirnya aku pun diam setelah kesal sendiri mengajaknya bicara, untung saja sebuah telefon dari ponselku memecah keheningan.

"Bentar ya aku angkat telfon dulu." Kataku sembari menekan ikon hijau di bawah tulisan Jinyoung is calling...

Daylight (JinSoo Ver.)Where stories live. Discover now