Chapter 48 : House Maid

1.5K 165 20
                                    

Vote+comment!!!

Dibawah 19 tahun go away!!!








































































Nggak deng wkwkwk














Hawa dingin menyentuh punggung bebasku, namun hawa hangat deruan nafas Seokjin di wajahku sudah cukup menghangatkan seluruh tubuhku. Aku benci saat-saat seperti ini, terbangun saat masih ingin menikmati hangatnya kasurku, apalagi ditambah Seokjin yang kini tengah mendekapku. Aku masih saja mencoba memejamkan mataku namun yang ada jantungku semakin berdebar saja. Mungkin karena kegelisahanku ia pun terbangun.

"Udah bangun?" Tanyanya dengan nada khas baru bangun tidur. Aku hanya mengangguk. Ia kembali mendekapku dan menarik selimut ke punggung polosku yang sedari tadi terbuka bebas.

"Nggak dingin?" Tanyanya lagi. Aku menggeleng. Ia membelai rambutku berlanjut ke leherku. Entah mengapa ia tiba-tiba meringis.

"Nggak sakit?" Katanya sembari mengelus leherku dan memang terasa nyeri.

"Sedikit." Jawabku manja. Ia terkekeh.

"Maaf." Katanya sembari masih mengelusnya.

"Akhirnya." Katanya lagi. Aku menaikkan dua alisku bertanya-tanya apa maksudnya.

"Akhirnya aku bisa miliki kamu lahir batin." Katanya kembali terkekeh. Aku menatapnya sinis lalu ia mendekapku kembali, menempelkan kepalaku ke dada bidangnya yang masih telanjang.

"Eh, kamu nggak kerja?" Tanya Seokjin. Aku pun melihat jam yang terpajang di dinding kamarku menunjukkan pukul 8.15. OK aku terlambat 15 menit.

"Udah telat 15 menit dong." Kataku bingung. "Ijinin dong ke Jinyoung, kamu kan temennya." Kataku melantur.

"Ngawur kamu tuh, kerja ya kerja dong jangan di campur-campur." Katanya sambil masih memelukku.

"Yaudah lepasin dulu ini aku mau ijin dulu." Jawabku lalu ia malah kembali mendekapku semakin erat.

"Ini hari Sabtu sayang, dasar pelupa." Katanya. Akhirnya aku yang kesal pun memukul pelan dada bidangnya itu dan kami pun tertawa bersama.

Ting tong ting tong

Suara bel rumahku berbunyi. Paling-paling itu teman Seokjin yang masih menghawatirkannya. Kami pun sepakat untuk tidak membukanya hehe, namun tidak lama setelahnya suara angka password rumahku terdengar, dan satu-satunya yang tau password rumahku adalah.. NAMJOON!

"Gimana dong?" Tanyaku panik. Ia pun ikut panik.

"Aku aja deh yang keluar, nggak apa-apa. Kamu di sini aja tidur lagi." Katanya lalu beranjak bangun dari kasur dan melupakan satu hal krusial. CELANA, dan entah apa pikiranku aku bahkan tidak memejamkan mataku. Sialan.

"Ambilin dong. Hehe." Katanya sambil cengengesan.

"Jisoo-yaa! Masih tidur ya?!" Teriak Namjoon oppa dari luar. Aku pun bergegas mengambilkan celana kain dan hem miliknya, ia segera memakainya lalu bergegas menemui Namjoon oppa di luar. Akhirnya aku pun segera memakai kaos yang kemarin ia lepaskan lalu kembali tidur seperti sarannya.

Daylight (JinSoo Ver.)Where stories live. Discover now