Chapter 30 : Vending Machine (Jisoo)

1.6K 178 0
                                    

Vote+comment
😉😉














Sepeninggal Seokjin dari rumah ini, aku pun menghampiri Jinhye yang sedari tadi duduk di depan tv yang menyala namun sama sekali tidak memerhatikan tvnya.

"Jinhye kenapa?" Tanyaku lembut. Ia fokus menatap ke bawah lalu menunjuk sebuah noda di atas lantai putihku.

"Tante itu darah ya?" Tanyanya polos. Tentu saja aku terkejut mendengarnya dan ternyata hampir seisi ruang tamu sudah terkena noda darah dari kakiku yang ternyata menginjak pecahan gelas saat Seunghoon menarikku tadi.

"Maaf ya, Jinhye~ kamu nggak takut darah kan?" Tanyaku dan ia menggeleng cepat.

"Kan Jinhye mau jadi dokter kaya Appa, jadi nggak boleh takut." Jawab Jinhye menggemaskan. Aku terharu pada bocah ini. Aku pun menyuruh Jinhye untuk tetap di tempatnya karena takut kalau ia menginjak beling sepertiku sedangkan aku duduk di lengan sofa mencabut beling yang masih ada di kakiku sedari tadi lalu pergi ke kamar mandi mencuci lukaku. Aku kembali ke Jinhye dan Jinhye tiba-tiba sudah membawakan ku obat merah dan plaster. Aku tersenyum lebar.

"Jinhye dapet dari mana?" Tanyaku, ia menunjuk ransel pink yang ia bawa dari tadi.

"Appa bawain aku obat, buat jaga-jaga soalnya Jinhye sering jatuh." Kata Jinhye dengan manis. Aku pun memberi plaster yang diberi Jinhye terlebih dahulu pada lukaku baru membersihkan pecahan gelas se-noda darahnya sekalian dengan tuntas supaya aman dan nyaman bagi Jinhye.

Setelah sekitar satu jam menemani Jinhye menonton kartun, aku pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena tubuhku gatal dan lengket apalagi dengan gaun ketat seperti ini membuatku sesak.

Selesai mandi aku keluar hanya mengenakan handuk dengan rambut yang ku gelung supaya tidak terkena air. Jinhye sudah duduk di kamarku memainkan ponselku dengan game seadanya sampai kepalanya miring-miring terbawa suasana. Aku terkekeh kecil dan ia baru sadar akan kehadiranku

"Serius amat mainnya? Kamu miring-miring juga gamenya nggak ikut miring sayang." Ledekku.

"Game lain tantee~~." Katanya kemudian.

"Iya, abis ini. Pake baju dulu yaa." Tawarku dan ia mengiyakan.

"Tante pundaknya kenapa?" Tanya Jinhye. Ah sial aku lupa menutupi luka bekas cengkeraman kasar Seunghoon dua hari yang lalu.

"Jatuh." Jawabku singkat.

"Jatuh dari mana tante?"

"Hmm.. tangga." Jawabku setelah berfikir terlebih dahulu. Dan untung saja ia tidak bertanya lagi.

-
23.45

Ding dong~~

"Kenapa datengnya jam segini sih" Gerutuku sambil melepas dekapanku pada Jinhye. Aku mengenakan cardigan unguku sebelum membukakan pintu untuk duda ganteng itu.

Aku menggenggam knop pintuku untuk membuka pintu setelah memastikan bahwa Seokjinlah yang datang. Namun tiba-tiba... srrett... Seseorang jatuh ke pelukanku sekejap setelah aku membuka pintu.

"Aku tunggu di mobil!" Kata orang di sampingnya yang entah siapa karena aku tidak bisa konsentrasi sambil melambaikan tangan cepat dan ngacir meninggalkan kami.

"Seokjin, kamu mabuk?" Tanyaku sambil mencoba melepaskan pelukannya yang malah semakin erat. DAG DIG DUG DUARRRRRR!!! Jantungku— tubuhku benar- benar akan meledak kalau begini caranya.

"Jinhye kenapa lepas pelukan Appa?" Lirihnya memelas imut. Jantungku semakin berdebar. Seperti ada orang yang memukul gong tepat di telingaku.

"Sadar woy. Aku bukan Jinhye... Jinhye di dalem yuk masuk dulu." Sambil melepaskannya lagi.

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang