Chapter 37 : , (Jisoo)

1.5K 191 0
                                    

Vote+comment!!!!!

































"Namjoon Hyung bakal koma selama beberapa hari." Kata Jungkook. Rasanya menyedihkan mengetahui kakak yang paling menyebalkan seperti Namjoon oppa hanya bisa terbaring di rumah sakit.

"Kata dokternya, peluru itu masuk ke arteri dan itu ganggu kerja jantungnya. Dia masih harus pake bantuan alat buat ngerehabilitasi jantungnya." Terang Hoseok. Terserah apa itu, tapi aku tidak peduli asal manusia itu bisa selamat. Beberapa menit kemudian aku mendengar suara ranjang berderak, roda-roda di bawahnya mengantar seorang laki-laki berwajah pucat itu ke ruang ICU. Jennie mengikutinya, tengannya menggenggam erat lelakinya, ia tetap mengikuti meski tau kakinya sudah lemah untuk berdiri sekalipun. Jimin menepuk pundakku.

"Bisa bicara sebentar?" Tanyanya, tanpa mendengar jawabanku ia menarik tanganku dan aku pun ikut dengannya. Kami berhenti di lobby, aku mengikuti Jimin untuk duduk bersamanya di ruang tunggu, kini hanya kami yang ada disini karena ini tengah malam.

"Denger, Soo. Aku bener-bener mau minta maaf sama kamu. Kalo aja waktu itu aku bisa jelasin semua ke kamu dan aku bisa dorong adik kelas itu mungkin sekarang kamu udah jadian sama Seokjin hyung." Katanya membahas masa lalu kami. Sebenarnya aku sama sekali tidak merasa masalah ini ada hubungannya dengan Jimin.

"Dan... aku tau alasan Seunghoon ngelakuin semua ini ke kalian. Aku udah hampir cerita semua ke kamu waktu daylight tapi aku terlalu takut sama Namjoon hyung." Katanya menunduk. Jujur ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.

"Apa karna Hyeri eonnie?" Tanyaku to the point. Ia menoleh mengerutkan dahinya.

"Jadi kamu udah tau?" Katanya sembari tersenyum kecut. Aku menggeleng.

"Emangnya Hyeri eonnie kenapa?" Tanyaku tanpa menatap Jimin. Aku malu menunjukkan air mataku padanya.

"Dia koma." Jawabnya singkat. Koma? Sejak kapan? Kenapa? Jimin melihat pertanyaanku itu dari raut mukaku. Ia pun menjelaskan.

"Hari itu Namjoon hyung nembak Jennie di restaurant Jungkook. Semuanya lancar sampe dia dapet kabar dari RS kalo si Hyeri kecelakaan. Namjoon hyung langsung lari kaya orang kebingungan dan langsung menuju RS ninggalin Jennie yang langsung balik ke kantor buat cerita sama kamu kan? Sebelumnya Namjoon hyung bilang ke Jennie buat rahasiain hubungan mereka supaya dia aman." Kata Jimin menjelaskan. Supaya Jennie aman? Aman bagaimana? Aku kembali mengerutkan dahiku dan Jimin melanjutkan penjelasannya.

"Aku juga nggak ngerti apa maksud Namjoon hyung sampe akhirnya dia diterror setiap hari. Dikirim bangkai tikuslah, sms, e-mail, dll sampe akhirnya dia tau kamu mulai diawasi. Dari situ aku ngerti kenapa Namjoon hyung ngerahasiain hubungannya sama Jennie, supaya dia bisa aman dari Seunghoon yang mau balas dendam." Jelasnya. Aku mulai terharu sampai disini.

"Waktu tau Seunghoon mulai awasi kamu, dia akhirnya beraniin diri buat dateng ke Seunghoon. Dia bilang dia udah minta maaf dia bahkan bilang rela berlutut di depan Seunghoon demi kamu dan malemnya, dia mabuk berat dan ngigau nggak jelas. 'Mata dibales mata, adik dibales adik?' Gitu semaleman dan dia nangis. Disana cuma ada aku dan Taehyung. Yang lain nggak tau tentang masalah ini. Apalagi Seokjin hyung." Katanya menambahkan. Kata-kata itu adalah kata-kata Seunghoon yang paling aku ingat. Aku selalu merinding setiap saat aku mengingatnya.

"Terus karena itu dia tunangin aku sama bedebah itu?" Aku pun angkat suara. Aku mulai kembali menangis. Hatiku seperti runtuh. Tidak percaya Namjoon oppa memberikanku kepada psikopat itu demi kedamaiannya sendiri.

"Aku juga udah larang dia. Tapi entah kaya dihipnotis, dia percaya banget sama Seunghoon kaya orang putus asa. Dia kasih apapun ke Seunghoon waktu itu karena perasaan bersalahnya dan lagi akhirnya Seunghoon tau kalo Namjoon hyung udah pacaran sama Jennie. Dia bener-bener udah nggak bisa pake otaknya dengan bener." Kata Jimin.

"Hyeri eonnie, dia dirawat dimana?" Tanyaku.

"Di rumah sakit ini. Tapi aku bahkan nggak bisa cari informasi tentang dia karena aku yakin Namjoon hyung sembunyiin dia. Dia sogok Seunghoon, ibunya, dan rumah sakit ini buat sembunyiin dia. Jadi cuma dia dan staff RS ini yang bisa tau keberadaannya." Kata Jimin.

"Berarti Seokjin tau dong?"

"Enggak. Aku nggak kasih tau dia karena Namjoon hyung minta aku ngerahasiain semuanya." Kata Jimin mengecewakan. "Tapi kalo sekarang kamu mau tanya sama Seokjin hyung aku rasa aman. Lagipula Seunghoon udah di penjara sekarang. Aku cuma takut kalo suap Namjoon hyung dibongkar sama Seunghoon dan dia bisa di penjara." Kata Jimin. Sial kenapa masalahnya serumit ini?!

Aku pun kembali ke ruangan Namjoon oppa. Jennie tertidur disisinya sambil menggenggam tangannya aku pun keluar takut mengganggu istirahatnya. Aku mencari Seokjin di luar ruangan itu tapi kata Hoseok yang hendak pulang bersama dengan Sooyoung bilang kalau Seokjin sudah pulang mengantar princessnya ke rumah ibunya dan akan kembali kemari.

"Jisoo-ya~ Aku minta maaf atas semuanya." Kata Sooyoung lalu ia memelukku. Entah mengapa tapi rasanya menyenangkan, sepertinya musuhku berkurang satu.

Aku pun tertidur di sofa di ujung dalam kamar Namjoon oppa. Tiba-tiba pintu kamar itu berbunyi, aku mencium bau sundae dan tiba-tiba sebuah benda lembut menyelimuti tubuhku, aku pun terbangun. Itu Seokjin. Ia duduk di sampingku masih memakai gips di tangan kanannya.

"Makan dulu yuk. Baru nanti tidur lagi." Katanya sembari menaikkan selimut yang ia bawa tadi. Aku mengangguk.

"Jimin bilang apa tadi? Kayanya serius banget." Tanya Seokjin random sesaat setelah aku selesai melahap sundaeku.

"Banyak. Dia juga minta maaf tentang dulu waktu kami masih pacaran." Aku mencoba untuk terkekeh tapi wajah Seokjin tetap serius. Aku pun menghela nafasku dalam.

"Aku boleh tanya sesuatu?" Tanyaku. Ia menaikkan satu alisnya lalu mengangguk.

"Kamu tau pasien Lee Hyeri di rumah sakit ini?" Tanyaku. Matanya tampak terkejut, seperti aku menanyakan hal yang seharusnya aku tidak tau.

"Kamu kok tau dia? Dia pasien privat disini." Katanya, pasien privat disini disamakan derajatnya dengan presiden dan pejabat lainnya. Aku hanya bisa tersenyum kecut. Jadi itu yang Namjoon oppa lakukan untuk menghabiskan uangnya?

"Ada yang bisa aku bantu?" Lanjutnya. Aku menggeleng pelan.

"Nggak usah. Dari pada entar kamu dipecat. Gara-gara beberin rahasia RS." Kataku mencoba melupakan. Tapi laki-laki di sebelahku ini malah menggoda penasaranku.

"Dia koma udah sejak lama, bahkan sejak sebelum aku berangkat ke Jepang. Udah 10 bulan. Menurutku sih sebenernya kalau semua alat bantunya dilepas dia mungkin udah nggak ada harapan. Kata orang dia itu artis atau model atau apalah dan perihal kecelakaannya ini nggak ada yang tau karena katanya agensinya suap keluarganya dan rumah sakit buat nggak angkat bicara soal kecelakaan ini." Kata Seokjin. Aku pun kembali tersenyum kecut.

"Itu bukan agensi. Itu Namjoon oppa." Seokjin mengerutkan dahinya maksimal saat mendengar pernyataanku. "Dia itu mantannya Namjoon oppa. Kamu nggak tau?" Lanjutku. Ia pun terkejut, pastinya dan akhirnya baru menyadari sesuatu setelah sekian lama kalau Namjoon oppa pernah mengajaknya ke club Jimin saat awal mereka berpacaran.

"Berarti kamu tau penyebab dia koma kaya gitu?" Tanya Seokjin. Aku benar-benar heran bahkan dokter pun tidak tau keadaannya.

"Dia kecelakaan waktu pulang dari rumah Namjoon. Waktu itu aku inget dia mabuk berat, dia dateng ke rumah Namjoon oppa dan frustasi karena password rumahnya udah diganti. Dia pun dateng ke rumahku buat minta penjelasan tentang Namjoon oppa yang udah punya pacar baru, Jennie dan saat itu bodohnya aku tanpa ajak Hyeri eonnie masuk dan tenangin diri malah tutup telinga atas kejadian ini. Aku kasih tau Hyeri eonnie tempat Namjoon oppa saat itu dan dia nekat ngelabrak cewek itu. Aku belum tau kalo cewek itu Jennie dan aku nggak mau tau awalnya karena dia emang playboy. Dan setelah itu aku nggak denger kabarnya lagi sampe tiba-tiba Seunghoon dateng di kehidupanku." Jelasku. Seokjin mengusap wajahnya kasar tidak percaya atas yang temannya lakukan itu. Persis sepertiku barusan saat Jimin memberi tauku.

"Kayaknya Namjoon oppa kena karmanya." Ucapku. Aku nyengir kesal membayangkan semua kejadian ini menimpa kami. Tiba-tiba..

PRAKKK!! Sebuah suara mengejutkan kami dari dalam kamar Namjoon. Aku pun bergegas masuk dan terpampang nyata wajah pucat Jennie menatap kami dan ponselku terjatuh dari tangannya.

"Jennie-ya~."
.
.
.
.

Tbc😉

Next⬇⬇⬇

Daylight (JinSoo Ver.)Where stories live. Discover now