Chapter 16 : Friend or Stranger (Seokjin's)

2.2K 241 1
                                    

"Jinhye Eomma~" Sambutku iseng pada wanita yang saat ini sedang mendongak imut menatapku remang-remang. Melihat kaleng bir di tangannya, akupun sadar jika dia sudah resmi mabuk. Hanya karena 1 kaleng bir. Betapa polosnya dia.

Aku segera membuatkannya teh hangat supaya paling tidak dia tidak pusing setelah ini. Aku menyodorkan teh buatanku tepat di hadapannya.

"Nih diminum."

Namun tiba-tiba BYUR~

"Gini caranya sadarin dia dari mabuk. Bukannya gitu." Namjoon menunjuk teh hangat buatanku.

"Cuacanya lagi dingin. Ya kali kamu siram adikmu sendiri pake air es." Kataku sewot. Chaeyoung yang gelagapan seperti kucing tenggelam sambil menarik-narik kemeja Namjoon lalu mengelap mukanya.

"Salah siapa berani nemuin adikku. Beruntung aku siram pake air putih, bukan teh ini." Kata Namjoon sembari meneguk teh buatanku tadi. "Beruntung aja bukan Hyung yang aku siram. Rumahnya deket, nggak usah manja!" Kata Namjoon galak pada Jisoo. Mungkin sebenarnya itu untukku.

"Bisa nggak sih nggak bikin malu?!!" Bentak Jisoo pada Namjoon lalu beranjak ke arah kamar Namjoon.

"Maaf, Soo. Gara-gara aku kamu jadi basah." Kataku tulus. Ia menengok kearahku lalu menatapku seolah mengatakan 'aku tidak apa-apa' namun tiba-tiba tangan Namjoon menutupi mata kami berdua supaya mengakhiri pertatapan kami.

Aku menepis tangan Namjoon kasar. "Tanganmu bau!" Kataku lalu pergi ke kamar mandi, bukan untuk hajatan, untuk mencari handuk untuk Jisoo. Yaa mungkin dia sudah mengambil handuk sendiri, tapi apa salahnya perhatian?

Sekeluarku dari kamar mandi, aku mencari Jisoo. Aku mengetuk kamar Namjoon yang ternyata malah dibukakan oleh Taehyung yang sedang menemani Yoongi tertidur pulas.

"Jisoo udah pergi, Tae?" Tanyaku pada Taehyung.

"Iya, tadi keluar. Terus aku diseret sama tuh gorila masuk sini nemenin dia tidur." Katanya menunjuk Yoongi.

Akupun segera beranjak dari rumah Namjoon menuju rumah Jisoo untuk memastikan dia benar-benar sudah pulang, namun pandanganku terfokus kepada dua wanita yang sedang uring-uringan di depan lift. Ternyata benar Jisoo sudah keluar, tapi ada masalah apa? Apa aku bisa membantu? Apa sebaiknya tidak usah ikut campur?

Karena uring-uringan mereka semakin dahsyat, akupun memutuskan untuk paling tidak mengetahui pembicaraan mereka sampai tiba-tiba tangan wanita di depan Jisoo terangkat siap mendarat di pipi Jisoo-ku. Aku berlari dan GREP! Aku mendapatkan tangannya.

"Ada apa sih?" Tanyaku pada wanita-wanita ini. Jisoo menatapku terpana.

"K-kamu bukannya temennya Namjoon?" Tanya wanita yang mungkin teman Jisoo dengan ragu.

Aku mengangkat alis seakan mengatakan 'iya' lalu mengusap rambut Jisoo yang masih basah dengan handuk kecil yang sedari tadi ku genggam. Aku bisa melihat wajahnya memerah, hehe hitung-hitung hiburan.

"Ada apa sih ribut amat dari tadi? Masalah wanita? Kalo iya aku nggak ikut campur deh." Aku bertanya pada Jisoo. Karena sejak aku hadir mereka jadi diam, aku memilih beranjak meninggalkan mereka takut mengganggu, namun tiba-tiba ia menarik tanganku.

"Nih! Ada 7 cowok dan 1 cewek disana!" Katanya menunjuk rumah Namjoon. "Jadi aku nggak cuma berdua sama Namjoon Oppa-mu." Jelasnya sembari masih menggenggam pergelangan tanganku, aku benar-benar berusaha keras untuk menahan senyumanku yang nyaris terbit.

"Tapi kenapa kamu harus ke rumah Namjoon dan sekarang pake bajunya?" Tanya teman Jisoo.

"Aku diguyur lagi, Jen! Aku kesana buat nganter bubur yang ibuku tadi bawain buat aku, ibuku titip buat Namjoon Oppa soalnya..."

Daylight (JinSoo Ver.)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ