Chapter 41 : Law (Seokjin)

1.6K 194 11
                                    

Jinhye merengek memintaku mengajaknya bertemu dengan Jisoo-nya tersayang itu. Katanya cemburu padaku karena dua hari intens bertemu dengannya sedangkan Jinhye malah kutinggalkan bersama Hoseok disini, bahkan Hoseok ikut meninggalkannya sehingga ia di rumah ini bersama Sooyoung yang entah kapan Hoseok akan menembaknya. Sepertinya ia masih trauma karena Seungwan 1 tahun lalu.

Akhirnya setelah serangan-serangan dahsyat dari Jinhye, aku pun mengalah dan mengajaknya kembali ke rumah sakit, tapi sebelumnya aku berinisiatif untuk mengambilkan handuk, baju, dan sandal untuk Jisoo karena sejak kemarin ia belum mandi dan masih mengenakan baju kerja. Kini aku tau pin rumahnya, rasanya menyenangkan karena kombinasi nomor-nomor itu sangat tidak asing bagiku, bahkan Jinhye pun bersorak bahagia saat mengetahuinya. Rumah itu masih berantakan, bahkan masih terdapat bercak darahku yang sudah mengering di pecahan kaca yang Seunghoon gunakan untuk mencelakaiku saat itu. Aku menggendong Jinhye dan menyuruhnya menutup mata sebelum memasuki rumah kekasihku itu.

"Udah boleh buka mata, Appa?" Tanya Jinhye saat aku mendudukkannya di kasur empuk milik Jisoo.

"Iya." Jawabku. Karena hanya tempat inilah yang bersih dari huru hara yang kami lakukan kemarin. Aku pun mengambilkan baju dan handuk baru dari lemari Jisoo yang tidak terkunci sama sekali. Membuka lemarinya saja aroma wangi parfumnya sudah menyebar memenuhi indra penciumanku. Semua make up, baju, handuk, spreinya tertata rapi di dalam sini sampai mataku menerima sinyal yang membuat otakku canggung dan hatiku berdebar keras. Pakaian dalam Jisoo. Sial apa yang aku pikirkan?! Tapi kupikir jika mungkin Jisoo akan mandi bukankah dia membutuhkannya? Akhirnya secepat kilat sebelum Jinhye menangkap basahku menyentuh milik calon ibunya itu aku langsung memasukkan bra dan celana dalamnya ke tas yang kubawa dari rumah dilanjutkan dengan handuk dan baju santai yang menurutku enak dipakai tapi masih tampak bagus.

Kami pun melaju ke rumah sakit setelah aku membersihkan rumah Jisoo sedikit, paling tidak sudah tidak ada pecahan kaca berceceran di lantainya. Aku langsung saja menaiki lift untuk menggapai lantai 6, paviliun VVIP milik Namjoon. Jinhye masuk lebih dulu sedangkan aku memberi salam kepada perawat-perawat di ruangan mereka dan kembali menuju kamar Namjoon bersama seorang perawat yang hendak melakukan kunjungan rutin ke kamar seorang pasien.

"Apa udah sembuh?" Terdengar suara Jinhye di depan pintu Namjoon. Kupikir ia bertanya pada Jisoo, namun perawat di sampingku mengatakan bahwa belum ada tamu di kamar Namjoon hari ini. Aku pun masuk ke kamarnya.

"Jinhye ngomong sama sia-" belum selesai bertanya mataku terbelalak menatap Namjoon yang sudah sadar dan kini ia tengah menggenggam tangan mungil Jinhye.

"Namjoon kamu udah sadar?!" Tanyaku heboh sendiri lalu memanggil perawat yang tadi berjalan bersamaku lalu ia memanggilkan dokter jaga. Tapi dimana Jisoo? Bukankah aku mengantarnya kemari sebelum aku pulang? Akhirnya aku pun menelfonnya. Tidak sampai lima menit Jisoo sampai di kamar Namjoon dengan terengah-engah.

"Apa dia baik-baik aja?" Tanya Jisoo. Aku mengangguk.

"Tapi kayanya tangan kirinya belum bisa digerakin normal." Jawabku.

"Syukurlah." Sahut Jisoo. "Tadi aku ketemu Hyeri." Kata Jisoo lagi sambil berbisik.

"Kok bisa?" Tanyaku heran. Tentu saja, bahkan ID-ku saja tidak bisa terakses ke lantai 15.

"Jennie yang ajak aku. Dia pake ID Namjoon oppa." Katanya lagi membuatku semakin terkejut. Namun saat dokter yang notabene temanku itu selesai memeriksa keadaan Namjoon, Jisoo kembali mengabaikanku dan meladeni Namjoon yang masih lemah itu. Aku pun keluar mencoba menganalisis apa yang sedang terjadi dan kini mataku terpaku pada sebuah tas jinjing kecil berwarna coklat di kursi tunggu, setelah kubuka isinya ponsel dan dompet Kim Namjoon. Aku pun menoleh ke arah sebaliknya, seorang gadis berambut panjang tengah berlari menuju lift dan mungkin ia lupa namanya sendiri karena tidak menoleh sama sekali saat aku memanggilnya keras berkali-kali.

Daylight (JinSoo Ver.)Where stories live. Discover now