Chapter 23 - Happy or Sad?

6.6K 306 40
                                    

Holla... Welcome back to my lapak story 😘😘

Oke, jadi Eng udah usahain ini update cepat. Semoga gak mengecewakan ya 😉😉

Happy reading and enjoy ♥️

***
My playlist music :
Alan Walker - Diamond Heart (feat. Sophia Somajo)

Your playlist music?

***

Apa ini akhir dari semuanya? Kenapa takdir sebegini kejamnya? Rasa sedih tidak bisa Laura sembunyikan. Seminggu sudah berlalu setelah kejadian peledakan bom itu. Pelakunya yang tak lain adalah Teo Chew bersama orang-orangnya sudah diamankan.

Laura menatap nanar pemandangan di balkon kamarnya. Ia memutuskan untuk tinggal di Indonesia lagi. Meninggalkan semua yang sudah pernah ia alami di tempatnya masing-masing.

Kesedihan Laura bertambah manakala mayat Xavier belum di temukan. Arthur pernah berkata bahwa kemungkinan mayat Xavier telah hangus karena ledakan itu. Telah menjadi debu.

Oh god! Rasanya wanita itu ingin berteriak sekencang-kencangnya. Meluapkan seluruh rasa yang berkecamuk di benaknya.

Suara ketukan pintu kamarnya sama sekali tidak diindahkan oleh Laura. Namun ternyata, si pengetuk pintu tidak juga pergi. Ia terus mengetuk pintu kamar dengan ritmen yang semakin cepat.

Laura menghela nafas. See? Pada akhirnya wanita itu berjalan malas untuk membuka pintu kamarnya.

Pria yang diperkirakan usianya lebih dari setengah abad berdiri di ambang pintu.

"Jika Papa hanya menyuruh untuk Anna makan, maaf permintaan ditolak," ucap Laura sebelum lawan bicaranya berkata.

"Siapa yang mau menyuruh mu makan? Papa hanya memberi tahu bahwa ada Arthur di ruang tamu." Perkataan Antonie sedikit menarik minat Laura.

Arthur kemari? Untuk apa? Apa dia membawa kabar tentang Xavier? Ia harus menemuinya.

"Eits... Mau kemana?" Tanya Antonie.

"Bertemu Arthur," jawab Laura.

Antoine memandang anak satu-satunya dari bawah ke atas. Meneliti penampilan anaknya yang seperti zombie.

"Lihat, kau bahkan tidak ingat terakhir kali kau menyisir rambutmu? Tidur dengan nyenyak?  Kau ini sama seperti zombie. Jadi, rapikan du-"

"Laura!" Teriak Antonie lantaran anaknya tidak mengindahkan perkataannya dan pergi begitu saja.

Persetan dengan penampilan. Yang Laura butuhkan adalah segala informasi tentang Xavier. Ya, Xavier dan hanya Xavier. Setidaknya ia bisa melihatnya untuk terakhir kalinya. Walaupun sudah berubah menjadi mayat. Tentunya.

"Arthur? Apa ada perkembangan tentang Xavier?" Tanya Laura begitu ia melihat Arthur yang memunggunginya.

Arthur menaikkan sebelah alisnya, "apa ini cara mu menyambut tunangan mu?"

Ck, Pria ini, masih bisa ia berkata seperti itu disaat ia menginginkan informasi tentang Xavier.

"Aku serius Ar, tidak usah bercanda!"

The Charm Of A Bastard (REVISI)Where stories live. Discover now