Chapter 13 - Who Is Mr.L??

9.3K 431 3
                                    

My music
Most Girl - Hailee Steinfeld

Your play music?
***

Sebelum lanjut untuk membaca, Eng boleh minta klik 🌟 dulu?

Okee... Happy reading

***

Sinar matahari yang menerobos dari celah-celah gorden mengusik tidur nyenyak Laura. Perlahan tangannya meraba-raba temapat disam[ingnya. Namun tangannya tidak menemukan yang ia cari. Kemana perginya pria itu? Dua hari sudah pria itu selalu bangun lebih awal. Dan setiap menjelang tidur, ia selalu bersikap seperti tidak ada hal yang harus dipermasalahkan.

Setelah kesadarannya terkumpul, ia melangkah menuju kamar mandi. Kini ia telah memiliki 'banyak' pakaian ganti yang bisa ia kenakan. Diam-diam Xavier menyiapkan seluruh kebutuhan Laura dan yang membuat Laura bingung adalah bagaimana Xavier bisa mengetahui seluruh ukuran pakaian Laura. Semua pakaian yang ia kenakan selalu tersa pas di tubuhnya.

Panjang umur, yang baru saja memenuhi pikiran Laura mucul. Dengan muka lesu Xavier masuk kedalam kamar. Masih dengan kebungkamannya ia membantingkan tubuhnya di atas kasur.

"Kau sudah sarapan?" Xavier bertanya.

"Kau kemana saja? Kenapa selalu bangun awal dariku dan langsung pergi tanpa meninggalka pesan apapun." Mengabaikan pertanyaan Xavier, kini Laura bertanya balik dan berjalan mendekati Xavier.

"Mencari angin." Jawab Xavier.

"Aku ingin pulang." Ucap Laura.

Xavier menatap Laura, "Ini belum genap satu minggu."

"Persetan dengan itu, aku tetap ingin pulang. Jika kau masih ada urusan di sini, tetaplah disini dan biarkan aku pulang sendiri. Tetapi kau yang membiayai transportasi nya." Ucap Laura sekenanya.

"Tidak." Tegas Xavier. Ia membalikkan badan, bersiap meninggalkan Laura.

"Xavier aku bosan jika hidupku terus begini. Tidak ada kegiatan yang membuatku terasa beneran hidup."

"Aku merindukan keluargaku, aku juga punya keluarga." Mendengarnya, langkah Xavier terhenti. Ia menghembuskan nafas kasar.

"Oke, besok kita pulang." Akhirnya kata-kata itu terucap juga. Laura tersenyum gembira.

"Benarkah?" Xavier membalikkan badannya menjadi mengahadap Laura, "Dengan satu syarat. Kau tidak boleh berkeliaran apa lagi keluar dari Mansion ini. Paham?"

Laura mengangguk, walaupun ia sendiri tidak yakin bisa melakukannya. Ia bisa mati karena bosan jika tidak kelayapan.

"Bagus." Kemudian Xavier pergi meninggalkan Laura.

Akhirnya, besok ia segera meninggalkan kebosanan ini. Benar kata mendiang Mommy nya dulu, sejahat-jahatnya seseorang ia punya kelemahan. Dan kelemahan itu terletak pada cinta.

Xavier mencintai keluarganya. Sehingga ia tidak aka membiarkan seseorang tersiksa karena menahan rindu kepada keluarganya. Karena Xavier tidak ingin merasakan menjadi seseorang yang merindukan keluarganya. Itu sangat berat.

Merasakan hembusan angin sore dan memandang matahari yang sebentar lagi akan tenggelam. Sehingga menghasilkan semburat warna oranye. Itu sangat indah. Dari balkon, Laura dapat melihat Xavier yang tergesa-gesa menuju gerbang utama. Ia berlari sembari memasukkan sesuatu kedalam kantong nya. Itu seperti... Pistol?

Dengan penasaran, Laura berlari keluar kamar. Mengejar Xavier yang semoga masih bisa dikejar. Saat di aula Mansion, Laura bertabrakan dengan Arthur. Laura mengucapkan maaf, setelah itu kembali berlari. Mengabaikan Arthur yang terus memanggilnya.

Sesampainya di gerbang utama, ia melihat ke sekeliling. Mencari keberadaan Xavier. Laura melihat 5 mobil hitam tengah berjejer rapih dan di sana terdapat banyak sekali pria berpakaian serba hitam. Dan salah satunya adalah Xavier. Ia memakai kemeja biru, sehingga dengan mudah Laura bisa mengenalinya.

Tidak ingin ketahuan, ia bersembunyi di balik pohon besar yang berada di pinggir jalan. Samar-samar ia mendengar tentang Mr.L yang berada di kota ini. Tidak terlalu jelas, tetapi Laura tetap menguping pembicaraan mereka.

Mereka semua seperti mafia. Benarkah? Apa mungkin selama ini Xavier memang mafia? Mengingat ia sering menghilang, memiliki pistol, dan sebuah ruangan yang sangat privasi.

Tidak...tidak...tidak. Xavier itu seorang CEO Roberta's Company. Tapi...bisa saja.

Ucapan Selena tempo hari menguak begitu saja. Dari Xavier yang tidak minat bisnis, bisa menembak, dan-
Tiba-tiba sebuah tangan membekap mulut Laura dari belakang. Ia meronta, mencoba melepaskan tangan kekar itu. Namun sia-sia. Hingga ia menggigitnya dan tangan itu terlepas.

"XAVIER!!" teriak Laura.
Berhasil, Xavier menoleh diikuti oleh orang-orang berpakaian hitam itu.

"Shit!" Xavier mengumpat.
Selanjutnya, Xavier berlari mengejar Laura yang di seret paksa menuju mobil yang tak jauh dari posisi Laura.

"Lepaskan! Brengsek! Aku bilang lepaskan!" Laura berusaha keras lepas dari pria berbaju hitam juga. Namun tenaganya tidak sebanding dengan pria itu. Hingga terpaksa Laura masuk ke dalam mobil asing.

"LAURA!" Xavier berusaha mengejar mereka, namun kalah cepat. Ia mengeluarkan pistol dan membidik kearah ban mobil tersebut. Namun selalu meleset, hingga mobil itu berhasil kabur.

"Damn!" Umpat Xavier. Ia mengacak-acak rambutnya.

"Maaf tuan, kami akan mengejar mereka," ucap salah satu pria yang sedari tadi bersama Xavier.

"MEMANGNYA APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN JIKA BUKAN MENGEJAR MEREKA, HUH?!"

"MR.L SANGAT BERBAHAYA, DAN KALIAN TAU ITU. CEPAT KEJAR MEREKA. BIAR SAYA YANG HUBUNGIN TIM LAINNYA!!" Sesuai perintah Xavier, mereka semua memasuki mobil masing-masing dan menancap gas mengejar Laura.

Sementara dilain tempat,
"Apa-apaan kalian ini?! Ada urusan apa aku dengan kalian?! Kenapa kalian membawaku?!" teriak Laura kepada para pria berbaju hitam.

"Heh!! Tidak tulikan? Cepat turukan aku, sepertinya kalian salah menangkap orang."

Namun sia-sia saja Laura terus berteriak, para pria di mobil yang jumlahnya empat orang ini sama sekali tidak ada minat  membuka mulutnya untuk sekedar menjawab pertanyaan Laura.

Benar-benar manusia robot. Laura kembali terdiam, berfikir bagaimana caranya ia bisa terlepas dari pria asing ini. Kemudian ia memegang tangan pria di samping kanannya dan menggigitnya, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk membuka kunci pintu mobi. Pria di samping kiri Laura lebih sigap dan menarik kembali badan Laura dan membekap mulut Laura dengan sesuatu yag membuta kesadaran wanita itu perlahan hilang. Semunya gelap. Gelap total.

***

Hai haiii... To be continue guyss...
Kiss kiss...

More info?
Follow ig
@chicade_primavera.

Love and Big Hug
Nina Eng

The Charm Of A Bastard (REVISI)Where stories live. Discover now