Chapter 10 - Bad Day!!

11.3K 426 4
                                    

My play music
Lauv - The Story Never Ends

Your play music??

Happy reading and enjoy...
***

Sungguh ajaib... Sangat di luar dugaan Laura. Ia terus tersenyum sembari memeluk boneka yang Xavier dapat kan.

"Jangan terus tersenyum, nanti mulutmu bisa sobek." ucap Xavier. Ia tertawa geli melihat tingkah Laura kemudian fokus kembali menyetir.

Laura tidak menanggapi guyonan Xavier dan balik bertanya, "Tadi itu sungguh luar biasa. Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa bermain claw machine? Dan kau bisa mengambil 3 boneka berturut-turut."

"Itu pekara mudah... Bahkan aku bisa menguras seluruh isinya, kalau kau mau." dengan nada sombongnya, Xavier menjawab.

Nahh mulai lagi deh... Xavier memang tokoh yang ahli merubah suasana. Laura melirik sebal ke arah Xavier yang tersenyum penuh rasa bangga akan dirinya.

"Jika kita sedang membahas ini di aplikasi chating, mungkin aku akan menarik kalimatku yang tadi," ucap Laura.

Hal yang selanjutnya dilakukan Xavier adalah tertawa. Ia tertawa untuk pertama kalinya di hadapan Laura. Sebelumnya ia hanya tersenyum sinis, mengejek dan meremehkan.

Laura melihat Xavier tidak yakin. Takut-takut dia kerasukan arwah di timezone tadi. Detik kemudian, ia kembali melihat pemandangan di luar dan memutar adegan cara Xavier tertawa tadi.

***

"Selamat datang, Tuan muda...."

Sapaan seorang bersetelan rapi membuat Xavier menganggukkan kepalanya. Laura pun melakukan hal serupa dengan Xavier. Walau ia tidak tahu persis di mana mereka berada, tetapi Laura yakin tempat ini pasti milik Roberta.

"Dimana Mommy?" tanya Xaier kepada pelayan bersetelan rapi.

Tuh kan? sebenarnya berapa sih mansion yang dimiliki keluarga Roberta? Tidak di disini, tidak di sana, dimana-mana ada! Gezz, dasar orang kaya!

"Nyonya besar berada di halaman belakang bersama beberapa maid," jawab pelayan sembari mengarahkan tangannya ke arah belakang.

"Ada yang saya bisa bantu lagi Tuan muda?" tanyanya dan Xavier menggeleng sembari tersenyum sebagai jawabannya. Tangan Xavier menuntun Laura untuk mengikuti langkahnya yang terus berjalan masuk kehalaman belakang mansion.

Melihat bagaimana interior mansion ini, Laura sedikit iri. Rasanya ia ingin memiliki tempat tinggal yang seperti ini ketika sudah menikah nanti. Pasti seru, ditemani suami yang mencintainya, anak-anak kecil yang berlarian kesana-kemari. Aduh, kenapa jadi kesana. Langsung saja itu membuat Laura tersipu dan tersenyum sendiri.

"Ada apa dengan mu? Apa ada masalah kejiwaan pada dirimu?" Suara Xavier membuat mood Laura down seketika.

"Tidak bisakah kau diam dan urusi saja dirimu sendiri?" Laura mencibir, Xavier memilih diam.

Beberapa waktu kemudian langkah kaki keduanya berhentiketika mendapati Mommy nya yang terlihat asyik memberikan arahan padapelayan-pelayan berjumlah—gosht, Luara tidak yakin ingin menghitungnya.

"Mom" mendengar suara putranya membuat Marlina, atau lebih akrab di panggil Lina menoleh.

"Kau sudah datang, Xavier...," sapa Lina.

Di detik selanjutnya Lina memekik girang melihat keberadaan Laura di samping putranya dan langsung berhambur memeluk Laura. "Astaga, Laura! Aku senang melihatmu ikut kemari bersama Xavier!"

The Charm Of A Bastard (REVISI)Where stories live. Discover now