Chapter 2 - Bastard Sialan

14.6K 615 2
                                    

Rapat akan dimulai. Laura berlari sekuat tenaga menuju ruang rapat. Ia sudah menitipkan tas dan sendalnya kepada Nancy, sekertarisnya.

Di depan pintu ruang rapat, ia menyempatkan membenahi blezer merahnya dan rambut gelombangnya. Setelah yakin sudah rapi, baru ia melangkahkan kakinya memasuki ruang rapat.

Ditemani Mr.Smith, Laura menyapa seluruh hadirin yang sudah hadir hingga tatapannya bertemu dengan lelaki 'patah hati' lagi?

"Laura, itu adalah Xavier Roy Roberta, putra dari Mr.Robert." ucapan Mr.Smith membuat Laura benar-benar speechless.

Lelaki yang baru Laura ketahui namanya tersenyum mengejek. Laura tahu apa yang selanjutnya akan terjadi. Jika boleh, ia lebih memilih hilang dari ruangan terkutuk ini dari pada harus berhadapan dengan Xavier si lelaki 'patah hati' ini.

Rapat berjalan dengan lancar. Laura juga mempresentasikan hasil proposalnya dengan lancar, walau ia sedikit gugup lantaran tatapan mengintimidasi yang dilemparkan oleh Xavier. Hingga rapat usai, Xavier masih menatap Laura. Itu membuat Laura bingung sekaligus risih.

Ketika berniat meninggalkan ruangan, suara bariton Xavier menghentikan langkah Laura yang sudah berada di ambang pintu. Hingga entah bagaimana Xavier sudah berada di belakang Laura ketika Laura membalikkan tubuhnya dan mendorong wanita itu hingga membentur dinding. Dengan kakinya, Xavier menutup pintu ruang rapat.

Xavier terus menatap wanita di hadapannya disertai senyuman yang menawan. Mungkin siapapun akan langsung terpesona dengan senyumannya. Dan, heyy! Itu sama sekali tidak berlaku untuk Laura. Ia menyadari jika ada senyuman licik yang sedang Xavier perlihatkan.

"Hell, apa maumu?!" geram Laura tidak suka.

"Aku tidak suka dengan seorang penguping sepertimu yang nantinya akan menyebarkan gosip yang tidak-tidak tentangku," Xavier terlihat berfikir sebelum menatap Laura lekat.

"Membuat skandal yang tidak-tidak dan disebar luaskan ke publik demi kepentingan sendiri... bukankah itu yang akan kau lakukan selanjutnya?"

Laura benar-benar tidak suka dengan arah pembicaraan ini. Demi apapun, ia bukan wanita seperti itu, yang kerjaannya bergosip dengan teman kantornya. Bermain uno atau Turth or Dare menjadi pilihannya dari pada menggosip yang bukan-bukan.

Laura sudah siap untuk menyangkal ucapan Xavier, namun ia urungkan ketika pintu ruang rapat terbuka dan menampilkan sosok Mr.Smith. Gosh!Entah dibuat-buat atau alami dari dirinya, Mr.Smith terlihat begitu terkejut melihat Laura dan Xavier. Mengingat posisi mereka yang bisa dikatan intim.

Akal sehat Laura muncul, ia langsung mendorong dada Xavier agar menjauh darinya. Ahh, jika seperti ini mereka lebih mirip seperti remaja yang kepergok sedang bercumbu.

"Maaf jika saya mengganggu, saya hanya mengambil map yang tertinggal." ucap Mr.Smith

Xavier merapikan jasnya, wibawa tetap nomor satu untuknya.

"Tidak apa Mr.Smith. Saya dan Laura hanya meluruskan kesalah pahaman yang terjadi diantara kami berdua." sepontan Laura menoleh ke Xaivier yang sialnya sedang tersenyum menawan.

Sebuah tangan kekar menarik Laura kedalam dekapan Xavier. Mata Laura membulat. Untuk saat ini ia benar-benar tidak bisa berfikir. Ia hanya diam, membiarkan Xaiver bermain dengan perannya.

Sama halnya dengan Laura, Mr.Smith masih belum lepas dari keterkejutannya.

"Kalian... Kalian sepasang kekasih?" tanya Mr.Smith sembari menunjuk Xaier dan Laura bergantian.

Xavier semakin mengeratkan dekapannya, "Apa karyawan terfavoritmu ini tidak memberi tahu anda Tuan?"

"Gezz, ternyata kau benar-benar melakukan ucapanmu honey. Dengan tidak menyebarkan hubungan kita." lanjut Xavier lagi yang ditunjukkan kepada Laura.

Mr.Smith mengangguk, "Baiklah, mungkin kalian butuh privasi room. Saya permisi...."

Pintu tertutup. Didetik selanjutnya Laura melepas diri dari dekapan Xavier.

"Apa yang kau lakukan, sialan!" pekik Laura marah, sementara Xavier menganggap kemarahan Laura sebagai salah satu hal yang menarik.

"Dan tadi, kenapa tangan sialanmu berkeliaran di pinggangku!!" lanjut Laura

"Dan kau baru memprotesnya sekarang? Bukannya tadi kau diam saja saat-" ucapan Xavier terputus.

"Diam! Kau benar-benar menyebalkan!" wajah Laura sudah memerah, menahan malu dan amarahnya.

Shit, kenapa dia malah tersenyum dan senyumannya sungguh sexy?Astaga, kendalikan dirimu Laura...

"Ah, jangan marah-marah, honey. Aku hanya sedikit menghukummu yang sudah menguping pembicaraan seorang Xavier Roy Roberta."

Laura tersenyum simpul, "Now i really really hate you, Bastard sialan!!"

Di detik selanjutnya, wanita itu sudah memegang berkasnya dan keluar dari ruang terkutuk itu. Xavier hanya bisa tertawa kecil melihat Laura yang sudah menutup pintu.

Well ... sungguh menarik.

***

Helloww
Nina Eng come back

Love and Big Kiss
Nina Eng

The Charm Of A Bastard (REVISI)Where stories live. Discover now