Chapter 3 - Grandma

13.7K 559 1
                                    

Hai haiii..
Soundtracknya Selena Gomez ft Marshmello - Wolves

Gak tau sih nyambungnya dari mana. Soalnya pas Eng ngetik chapter ini, Eng lagi listen this music. *author sok inggris

Udah dehh, langsung sajaa

Happy reading guy's

***
Xavier Roy Roberta, seorang pengusaha muda, tampan dan mungkin ia punya segalanya terkecuali cinta. Masalah harta dan sebagainya ia sangat ahli untuk mendapatkan, namun cinta? Ia begitu benci dengan kata itu.

Patah hati mengajarkan dia bahwa mencintai tidak harus memiliki. Wanita yang Xavier cintai akan menikah dalam waktu dekat. Membuat Xavier dilanda patah hati untuk kedua kalinya. Sebelumnya ia mengalami patah hati untuk pertama kalinya, yaitu mendengar Selena-- wanita yang Xavier cintai sudah memiliki kekasih.

Xavier akan melakukan apapun itu agar tidak ada yang mengetahui bahwa ia sangat mencintai Selena, terkecuali Grandma. Dan wanita udik yang bernama Laura Zianna Soedjono telah mengetahui sebagian besar fakta yang Xavier berusaha tutupi dari publik dengan gamblangnya.

Hell! hal itu sangat membuat Xavier harus memutar otak agar mulut wanita udik itu tidak membocorkan fakta sakral itu.

"Saya tidak mau tahu, bagaimana pun juga dia harus selalu bersamaku. Atau mungkin kau bisa memecatnya." ucap Xavier dengan nada tegas, bermaksud tidak ingin dibantah.

Seseorang di sebrang telepon sana mendenggus pasrah. Jika sudah berhadapan dengan Xavier Roberta akan sangat sulit untuk menolak permintaannya. Ia seperti memiliki 1001 cara agar semua keinginannya tercapai.

Xavier memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Sepanjang perjalanan menuju kantornya, ia kembali mengingat percakapannya dengan Laura.

Gosh!! Sebelumnya tidak ada yang berani berbicara seperti itu kecuali Mommy dan Grandmanya.

***

Laura meminta Nancy untuk menyampaikan permintaan izinya kepada Mr.Smith. Ia sengaja langsung meninggalkan kantor begitu lepas dari Xavier Bastard Roberta. Ia tidak mau mendengar rentetan pertanyaan dari Mr.Smith. Cukup Xavier yang membuat kepalanya terasa terbakar hari ini.

Berbelanja menjadi pilihan Laura. Ia begitu antusias melihat barang barang yang tertata di rak-rak. Sembari mendorong trolinya, ia memandang sekeliling. Mencari-cari barang yang ada di benaknya.

Laura menghentikan trolinya sejenak. Ia melihat seorang nenek-nenek sedang berusaha mengambil produk kopi yang berada di rak atas. Laura mendekati nenek tersebut.

"Permisi, mungkin ada yang bisa saya bantu?" sapa Laura. Jangan lupakan senyuman tulus yang terlihat begitu masin.

Nenek itu mengangguk, "Tolong ambilkan itu," sembari menunjuk barang yang dimaksud.

Laura mengangguk dan melakukan sesuai keinginan Nenek itu.

"Saya Laura dan-"

"Maddie panggil saja Grandma." ucap Nenek itu melengkapi perkataan Laura.

Laura mengangguk. Ia kembali mendorong trolinya. Namun tidak sendiri, ia bersama grandma.

"Boleh saya mengantar Grandma pulang? Mengingat tadi, saya khawatir jika melihat Grandma pulang sendiri." ucap Laura tulus, setelah membayar belanjaanya di kasir.

Grandma mengiyakan dengan mudahnya. Ia bingung kepada dirinya, kenapa begitu mudah untuk berakrab dengan wanita yang belum ada satu hari ia kenal.

The Charm Of A Bastard (REVISI)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα