"Wakil presdir," potong Presdir. "Mohon jaga bicara anda. Sebaiknya kita lihat dr. Im secara langsung terlebih dahulu."

"Sekarang sudah lebih dari 30 menit tapi dr. Im sampai saat ini belum datang juga." Komentar dokter kepala departemen pediatri.

Sementara dr. Choi tak dapat menjawab. Ia hanya bisa melirik handphone-nya, mencoba menghubungi Yoona. Tapi panggilan itu tak terjawab. Dirinya semakin mengkhawatirkan keadaan gadis yang sudah ia anggap anaknya sendiri itu.






-WHITE-LILAC-






Setelah viralnya video Yoona yang melakukan pertolongan untuk menyelamatkan nyawa seorang anak, pihak rumah sakitpun memutuskan kalau mereka akan menerima dr. Im Yoona sebagai residen pediatri sementara.

Yoona muncul bersama dr. Choi. Kemudian salah satu residen bertanya tentang arti nama Yoona, "Namaku Yoon-ah artinya anak yang tidak berdosa. Ayahku yang memberikannya dan aku suka white lilac–"

Seorang dokter dengan nama lengkap Henry Lau rupanya masuk dalam tim yang tak setuju menerima Yoona. Bukan savant syndrome-nya yang ia permasalahkan. Tapi karakter Yoona yang masih seperti anak-anak.

"Keputusan apa yang dapat ia buat? Orang tua pasien tak akan menerimanya."

Dr. Choi menjawab keputusannya itu diambil justru untuk menguji karakter Yoona dan kemampuannya mengambil keputusan, "Aku tahu kalau ia akan berhasil."

"Guru, aku pernah berkata bahwa aku tak akan pernah menentang segala keputusanmu. Tapi untuk pertama kalinya hari ini aku akan melanggarnya."

"Profesor Henry Lau," ujar dr. Choi pelan, "Jangan tanggapi ini secara emosional."

"Aku hanya berpikiran secara logis sekarang."

Dr. Choi menganggap mereka–semua dokter dan pegawai dirumah sakit ini seperti anak-anaknya dan Henry pun meminta dr. Choi untuk mendengarkannya jika dirinya dianggap seperti anak.

"Semua anak kuperlakukan sama. Tapi, Yoona spesial. Henry, bantulah Yoona. Ini adalah permintaan terakhir dari gurumu," ujar dr. Choi.

.

Henry mengutak-atik rubiknya yang belum selesai, padahal ia pikir dirinya bisa menyelesaikannya dalam beberapa jam, tapi ternyata sudah seminggu belum bisa menyelesaikannya. Seraya menunggu kedatangannya Yoona, ia cukup frustasi karenanya. Namun, dengan cepat mengubah ekspresinya saat Yoona mengetuk pintu kaca ruangannya.

"Apa kau tahu alasan mengapa bedah umum berbeda dengan bedah pediatric?" tanya Henry to-the-point begitu Yoona berdiri dihadapannya.

"Anak-anak mengalami proses tumbuh kembang, sehingga terdapat perbedaan dalam mendiagnosa dan penyembuhannya. Dokter pediatric harus mampu mendiagnosa semua perbedaan itu." Yoona menjawab,

Henry memberi tugas padanya, selama enam bulan ini Yoona harus bisa memberi alasan mengapa dirinya layak menjadi dokter bedah pediatri. Tapi, Yoona tak menjawab karena sibuk memandangi rubik yang tergeletak dimeja. Tak mendapat jawaban, Henry akhirnya menoleh pada Yoona yang terlihat melamun.

Yoonapun sukses mendapat bentakan, "Ya! Aku tak mentolerir segala kesalahan dan alasan yang kau perbuat jika sedang bekerja dalam tim-ku."

Yoona mengangguk mengerti. Henry menyuruh Yoona pulang sekarang karena ia harus jaga duapuluh empat jam besok. Sekali lagi, Yoona mengangguk dan beranjak pergi.

FLOWERS FOR YOUWhere stories live. Discover now