[30] LAVENDER

602 72 6
                                    

"Suatu hari, ketika aku mengangkat kepalaku dan melihat ke langit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Suatu hari, ketika aku mengangkat kepalaku dan melihat ke langit. Tiba-tiba, aku merasa rindu-"

-LAVENDER-



Dia, gadis itu disana menghela napas dan bertopang dagu sambil memandangi bunga lavender didepannya yang bergerak pelan tertiup angin. Bunga itu, lavender tumbuh disana dengan cantik dan membuat takjub yang memandangnya. Hanya saja jumlahnya tentu tak sebanyak lavender fields, Provence di Prancis. Jika sebanyak dan seindah itu pasti akan ada banyak orang yang datang menikmati keindahannya. Tidak akan merasa kesepian karena tidak diperhatikan.


"Kau memang sering kemari, ya?"


Yoona, nama gadis itu terlonjak dari tempatnya saat mendengar suaraku dibelakangnya. Ia terkejut saat aku berjalan kearahnya.


"S-sunbae?"


"Yoona suka bunga lavender?" tanyaku.


Ia mengangguk kikuk. "Aku juga. Rasanya menenangkan," lanjutku tersenyum kecil.


Mata Yoona membulat mendengarnya. "Jangan sungkan, Yoona." aku menepuk pundaknya,

"Bagaimana sunbae tahu namaku?" tanyanya hati-hati.


"Bukankah kita berada di klub yang sama? Klub drama." Ia mengangguk.


"Tapi aku anak baru di klub dan belum pernah tampil sekalipun." Gadis ini punya rasa ingin tahu yang tinggi rupanya.


Aku tersenyum padanya, mengacak surai hitamnya yang terasa sangat lembut. "Mungkin sudah takdirku untuk mengenalmu." Kataku sebelum beranjak meninggalkannya.


Aku tidak pernah merasa sedekat ini sebelumnya dengan seseorang, terlebih seorang gadis yang pada kenyataanya adalah hobaeku disekolah. Aku tak menyangka, semua terjadi begitu saja. Meskipun sebenarnya aku adalah tipikal lelaki yang terlihat dingin dan susah mengekspresikan perasaanku, namun berbeda saat aku sudah bermain peran. Apakah kali inipun hanya karena aku bermain peran? Kurasa tidak, ini sungguh nyata.


-LAVENDER-


"Apa pendapatmu mengenai acara perpisahan kelas tiga nanti?" aku mulai membuka percakapan kami.


Yoona menoleh kearahku dengan pandangan menerawang keatas pepohonan. Sesaat kemudian ia tersenyum.


"A-aku senang sekali! Bukankah kelulusan para sunbae adalah momen yang sangat dinantikan? Pasti menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman sekelas dan membuat satu momen yang akan menjadi kenangan saat kita semua lulus nanti dan aku akan mengalaminya dua tahun lagi," ucap Yoona dengan wajah berseri-seri.

FLOWERS FOR YOUWhere stories live. Discover now