[16] YELLOW TULIP ★

738 54 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Saat aku seakan bisa mendekat, akupun memanggilmu dengan hati berdebar. Tapi tidak ada jawaban,"







-YELLOW TULIP-









Anak itu tiba-tiba saja muncul menerobos kamar dan menunjukkan ponselnya dengan ekspresi pucat pasi layaknya zombie.

"Hyung! Gawat! Gadis itu mengirimiku foto ini! Aku sudah tidak punya harapan, hyung! Tidak punya harapan!"

Aku yang saat itu baru menyelesaikan sebuah lagu hanya melirik sekilas pada layar ponselnya."Kau berlebihan, Key. Dia hanya mengirimimu foto bunga. Bukan sesuatu yang buruk, semacam teror atau surat yang ditulis dengan darah."

Akan tetapi sial, aku sepertinya salah bicara. Alih-alih terhibur, Key justru terbelalak horor dan mengguncang-guncang tubuhku dengan kalap. "Hyung, kukira kau pandai! Kau tidak tahu foto bunga apa yang dia kirimkan padaku? Bagaimana bisa itu bukan pertanda buruk?"

Aku mengernyit. "Bukankah itu hanya bunga tulip?"

"Bukan sembarang tulip!" sambar Key. "Ini tulip kuning! Lambang persahabatan yang sangat erat! Dan jika ia mengirimiku tulip kuning setelah aku menyatakan perasaanku, artinya dia hanya menganggapku sebagai sahabat!"

Sahabat? Tulip kuning? Tunggu sebentar. Aku tercekat di kursiku. Tulip kuning adalah lambang persahabatan yang sangat erat.

Kalimat itu membuatku seketika lupa bagaimana cara berpikir jernih. Aku bahkan melupakan segalanya dan tidak menimpali Key dengan kalimat logis seperti biasa. Seharusnya mudah saja bagiku untuk berkata, "Dia hanya mengirimu foto, Key. Bukan bunga yang asli."

Akan tetapi tidak.

Logikaku sudah terlanjur berhenti.

Aku teringat kejadian beberapa tahun lalu saat hari dimana aku debut. Mana mungkin aku bisa melupakannya? Bunga berbentuk kuncup warna kuning yang kudapat dari sosok yang sangat berharga. Aku masih sangat ingat bagaimana senyumnya saat memberiku sebuket tulip kuning waktu itu. Dan sekarang aku berharap ingatanku salah akan fakta itu.

Meski terkejut, awalnya aku masih tidak ingin percaya. Bisa saja kan, kata-kata Key soal tulip kuning tidak benar. Ya, bisa saja Key salah. Apalagi Key itu tipikal orang yang suka berlebihan menghadapi berbagai hal dan beberapa bulan lagi kami akan semakin sibuk dengan adanya comeback. Pasti pikiran anak itu sedang kacau.

Aku berusaha menghibur diriku dan ketimbang penasaran lebih baik mencari tahu sendiri. Aku mulai berburu berbagai jurnal bahasa bunga yang di internet. Hingga lidahku terasa kelu. Semua sumber referensi yang kutemukan menyatakan hal yang kurang lebih sama. 'Tulip kuning adalah lambang persahabatan.'

Sesuatu terasa menghantam dadaku. Tanpa diminta, ingatan tentang hari itu terputar ulang memproyeksikan segalanya seperti sebuah film.









FLOWERS FOR YOUWhere stories live. Discover now