[61] BLUEBELL

280 36 5
                                    

"Apapun yang kau lakukan dan bagaimanapun kau berubah, itu tidaklah penting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apapun yang kau lakukan dan bagaimanapun kau berubah, itu tidaklah penting. Lagipula kau tetaplah dirimu. Tidak peduli apapun, aku akan tetap memegang tanganmu. Kita akan berbagi beban dan saling mendukung."





-BLUEBELL-





Namanya Im Yoona, mahasiswi. 18 tahun. Tercatat sebagai salah satu mahasiswi di kampus bermotto Veritas luxmea, Department of Civil Engineering. Gadis dengan surai coklat gelap yang saat ini tampak awut-awutan berjalan menuju arah utara di sebuah taman. Tangannya sesekali mengacak rambutnya dengan frustasi, disertai makian kasar yang tak perlu disebutkan disini. Salah satu tangannya sibuk meremas beberapa kertas bergambar sebuah desain jembatan dengan berbagai hitungan rumitnya.

Beberapa jam yang lalu, gadis itu baru saja mengikuti sebuah kompetisi desain dan dianggap sebagai biang kekalahan timnya-mereka, para senior menyudutkannya. Menyalahkannya karena ia membuat sebuah kesalahan kecil dalam perhitungan yang berakibat fatal. Hey dirinya hanya anak baru semester dua yang dilibatkan. Harusnya para senior lebih teliti. Sejak awal Yoona sudah meminta mereka untuk mengecek pekerjaannya, tapi para seniornya yang menyebalkan itu percaya pada hitungannya. Dan setelah semuanya baru mereka menyalahkannya. Pintar.

Lelah mengelilingi taman, gadis dengan marga Im itu berniat duduk di bangku taman yang tak jauh darinya. Namun, tanpa sadar ia justru menabrak seseorang yang membuat mereka sama-sama terjatuh-di hujani berlembar-lembar kertas yang berterbangan. Yoona sudah siap menghadapi makian orang di depannya, itu salahnya karena ceroboh. Di luar dugaan orang, atau tepatnya lelaki yang berjarak satu meter di depannya ini hanya diam seraya memunguti berlembar-lembar kertas ditanah.

"Maaf." Yoona segera tersadar dan membantu lelaki itu memungut kertasnya. "Aku sungguh minta maaf agashi." Lelaki itu tetap diam membisu.

Yoona menatapnya, menimbang-nimbang sejenak, kemudian matanya mulai tertarik pada kertas-kertas yang ia pungut. Matanya tampak berbinar membaca baris demi baris dalam kertas yang di pegangnya itu dan berjalan mendekat, menghampiri seorang lelaki yang tampaknya tidak menyadari kehadirannya.

"K-kau yang membuat ini, kau seorang penulis?" tanyanya gugup. Ia terlalu canggung dan malu setelah peristiwa beberapa menit yang lalu.

'A-Apa ia tidak mengerti bahasa Korea?!' panik Yoona mulai menerka-nerka. Tapi, kertas yang di bawa lelaki itu bertuliskan hangul. Jadi, tidak mungkin.

"H-hallo," ujarnya sedikit bingung sambil menatap lelaki itu. Tak ada reaksi sesuai yang ia harapkan. Lelaki itu tetap asyik dengan kertasnya sendiri.

Kesal karena diabaikan, Yoona menepuk bahu lelaki itu, "Hey! Aku bicara padamu. Tapi, kau terus mengabaikanku. Aku bahkan meminta maaf dan membantumu mengumpulkan ini." Yoona mulai kesal seraya menunjukkan kertas-kertas tadi.

Perhatian si lelaki terarah pada Yoona, atau mungkin kertas dalam genggamannya. Lelaki itu menatapnya, membuat Yoona merasa bersalah. Belum sempat membuka mulut untuk bicara,

FLOWERS FOR YOUWhere stories live. Discover now