1. LORONG UTAMA SMA GANESHA

Mulai dari awal
                                    

“Kalian! Ngapain kalian ngomong di barisan?! Siapa yang suruh hah?!” Bu Dayu berteriak saat melihatnya. Bu Dayu ini orangnya galak. Jangan remehin kemampuan beliau biarpun beliau udah tua. Bahkan senior-senior mereka yang dulunya bangor abis jadi tobat karena dia!

“Lah kan gak ada yang nyuruh,” celetuk Oji.

“OJI! Siapa yang nyuruh kamu jawab?!”

“Lah kan Ibu tadi tanya,” jawab Oji. “Masa gak saya jawab sih Bu? Ibu kan pantuan saya. Guru tercinta saya. Nanti kalau saya gak jawab kan durhaka sama guru. Lah Ibu gimana si,” kata Oji. Malah Oji yang lebih sewot.

“Oh iya juga ya? Kan saya yang tanya.” Bu Dayu mengusap dagunya berpikir lalu kembali melotot—menegakkan badan dengan membusungkan dada. “KAMU! Berani-beraninya ngomong dalam barisan lagi! Cepat baris yang rapi. Kalau ada yang ngomong di dalam barisan lagi. Ibu gak akan segan-segan nyuruh kalian semua bersihin gudang belakang.”

“Yaela Ibu. Dikit-dikit hukum. Dikit-dikit lapor orangtua,” ucap Jordan. “Yang penting itu kan kami dateng ke sekolah. Urusan gak lengkap, terlambat atau gak rapi kan gak ngaruh sama belajar Bu.”

“DIAM!! Ibu gak butuh dinasehatin!” Bu Dayu semakin galak. “Mana temen kalian itu? Si Galaksi? Kalian pasti sengongkol kan nyembunyiin dia?”

“Ibu nih suudzon aja sama kita-kita,” ujar Bams dengan tampang lempeng. “Mana saya tau Galaksi di mana. Saya kan gak tau.”

“Gak mungkin kalian gak tau! Kalian kan antek-anteknya Galaksi. Nggak mungkin kalian itu gak tau! Mustahil itu! Mustahil!” Bu Dayu malah ngotot. “Ngaku kalian Galaksi di mana sebelum Ibu suruh kalian jongkok bangun. Mau?”

“Tuh Bu. Galaksi lagi terbang di atas langit. Bentar lagi mau jemput Ibu mau ngajak Ibu terbang ke bulan,” jawab Guntur sebal karena panas di badannya makin tinggi. Sementara teman-temannya tertawa tanpa dosa di sebelah menikmati muka Guntur yang makin masam.

“Diam kamu Guntur! Gak lucu candaan kamu itu tau?!” Guntur yang dimarahi Bu Dayu seketika diam dengan kedua tangan tertaut di belakang badan. Persis anak ayam yang dimarahi induknya.

Lo tau gak sih Ra? Yang namanya Jordan? Itu sumpah bau badan banget Ra! Gue rasanya mau mati mendadak kalau dia deket-deketin gue!!” kata-kata Fani, temannya tempo hari terngiang di telinga Kejora.

“KEJORA! Ngapain kamu masih berdiri di sini?! Cepat baris di sebelah Jordan! Saya belum periksa kamu.”

“I—iya Bu.”

“Ya ampun...” erang Kejora saat bersebelahan dengan Jordan. “BUNUH ADEK DI RAWA-RAWA BANGGGG!!!”

****

“WOIIIIIII!!! WOEEE GALAKSI BERANTEM TUH SAMA KRIS HAGRID!” teriak seorang murid lelaki.

Lorong besar SMA Ganesha itu adalah awal dari segalanya. Suara gemuruh dari dalam kelas menuju keluar membuat Kejora terlonjak kaget begitu mengetahui situasi berubah menjadi mencekam saat murid-murid berhamburan untuk menyaksikan sebuah perkelahian. Kejora yang keluar kelas melotot melihatnya. Kejora paling tidak bisa melihat Galaksi bertengkar. Ada perasaan cemas berlebih dan juga bergetar takut begitu menyaksikannya.

Masalahnya ini Galaksi. Siapa yang bisa menghentikan raja sekolah itu sekarang?

“GALAK, GALAK, GALAK! HAJAR LAK! HAJARR!!” seru murid-murid lelaki semakin tinggi sampai ke ujung langit. Membuat Galaksi tambah gila di tempatnya karena merasa semua orang mendukungnya. “HABISIN LAK! JANGAN KASI AMPUN!!!”

“MURID BARU AJA BELAGU LO BANGSAT!” Galaksi sedang sangat gila. Semua teman-temannya tahu itu. Cowok itu seperti berubah menjadi monster. Mungkin kini tenaganya setara dengan tiga ekor banteng yang tengah mengamuk. Membuat tubuh Kris rasanya remuk-redam.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang