"Ra, kamu sudah bangun." Melihat Clara ingin bangun, Zidan berdiri dari duduknya dan membantu meletakkan bantal di belakang punggung Clara.

"Akhh!"

Kenapa rasa kurang nyaman masih ada di kepalanya, apakah Clara sakit, tetapi dia tidak merasa kalau tubuhnya panas, dia baik-baik saja pagi ini, lalu apa yang sedang terjadi.

"Ra, hati-hati!" Zidan membantu Clara untuk bersandar.

Merasa jauh lebih baik, Clara menatap Zidan dan bertanya apa yang sedang terjadi. "Aku kenapa kak, kenapa aku merasa pusing?"

Clara bisa melihat kalau Zidan sedikit ragu untuk menjawab, pria itu seolah takut mengatakan yang sebenarnya. "Ra, kamu, kamu harus lebih berhati-hati di masa depan, kamu harus menjaga tubuhmu agar anak yang ada di kandunganmu sehat."

Clara masih mencerna apa yang dikatakan oleh Zidan. Apa? Anak?? Yang dimaksud Zidan adalah dia hamil seorang anak? Didalam perutnya?

"Maksud, maksud kamu aku, aku, aku sedang hamil kak Zi?"

Clara memohon agar Zidan menjawab tidak, dia berharap kalau apa yang dikatakan Zidan tidaklah benar.

"Iya Ra, kamu sedang hamil sekarang."

Begitu suara Zidan terdengar, Clara merasa semua yang ada di dunia ini terhenti. Pikirannya benar-benar kosong, dia masih tidak percaya kalau dirinya sedang hamil. Kenapa tuhan tidak henti-hentinya memberi Clara cobaan, kesalahan apa yang telah dia perbuat sehingga tuhan memberikan hidup yang cukup sulit. Tidak puaskan dia membiarkan pria itu mengambil kesuciannya, dan sekarang, sekarang dia harus menerima kalau ada janin didalam perutnya. Bagaimana Clara bisa merawat anak itu dimasa depan, apakah masih ada orang yang menerima dirinya.

Tangan Clara tanpa sadar menyentuh perut ratanya, dia tidak menyangka kalau kejadian dimalam itu membuat seorang anak hidup didalam perutnya.

"Kandungan mu hampir menginjak tiga minggu, kamu harus extra hati-hati menjaganya Ra, dia masih sangat lemah."

Kenapa kamu hadir dalam keadaan yang seperti ini sayang, mama tau kalau tuhan membuatmu hadir dengan tujuan lain, mungkin Tuhan memberikanmu kepadaku agar aku tidak merasa sendiri. Aku akan selalu menyayangi dan mencintaimu, merawat mu sampai kamu dewasa, walaupun tidak bersama dengan pria itu. Aku berjanji akan selalu menyayangimu.

Clara mengingat apa yang dikatakan oleh neneknya, beliau mengatakan kalau sebuah kehidupan adalah amanah dari tuhan. Amanah yang diberikan haruslah dijaga dengan lapang dada dan keikhlasan, Clara perlahan akan mencoba untuk menerimanya.

Zidan menatap Clara dengan serius dan bertanya. "Apakah kamu akan tetap mempertahankan anak ini?"

Mendengar pernyataan Zidan, Clara berseru, "Pertanyaan bodoh apa ini kak? Kenapa aku tidak mempertahankannya? Dia adalah anakku, darah daging ku sendiri, tentu saja aku akan mempertahankannya. Aku mencoba untuk menerima semua ini dan aku akan selalu menyayanginya, walaupun dia hadir tanpa rencana, tetapi dia tidak bersalah. Dia hanya anak malang yang hidup dalam waktu yang belum tepat, itu saja." Clara mengatakannya dengan segenap jiwa.

Zidan tentu saja menghormati keputusan dari Clara, bagaimanapun mereka berdua tidak bersalah, yang seharusnya disalahkan adalah pria bejat itu.

*****

Usia kandungan Clara kini menginjak satu bulan lamanya, Clara tidak pernah bosan menunggu kedatangan sang buah hati. Kini dia sudah menerima anak itu dan akan melupakan masa lalu.

Clara menyentuh perut ratanya dengan hangat, bagaimana jika perutnya membesar, apakah itu terlihat sangat lucu, Clara tidak sabar menantinya.

"Ra, kamu sedang apa?" Tanya nenek yang berjalan menghampiri Clara.

Little Baby (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt