Part 1🌺

525K 16K 101
                                    

[Cerita menggunakan bahasa formal]





Clara Cahyaningtiyas....

Clara Cahyaningtyas adalah perempuan yatim piatu yang tinggal bersama dengan nenek dan adiknya di desa bernama desa Wita. Sebuah desa yang terpencil dan jauh dari era zaman sekarang. Keluarga dengan tiga orang itu hidup di sebuah rumah sederhana, rumah berlantai satu dengan beratapkan genteng yang mulai menua serta cagak-cagak yang juga mulai keropos karena dimakan rayap. Walaupun rumah itu terlihat tua namun rumah ini yang telah melindungi mereka dari panasnya matahari dan tingginya curah hujan.

Selain mendapatkan uang pensiun, neneknya yang hanya memiliki kebun tak seberapa besar di belakang rumah dapat memberi kehidupan bagi Clara dan juga adiknya. Setiap hari mereka harus bekerja sama untuk menanam juga memanen semua hasil kerja di kebun.

Keluarganya memang sederhana, tetapi Clara diajarkan oleh neneknya untuk selalu berbuat baik di manapun ia berada.

Suatu hari, tetangganya yang berkerja di kota menawarkan Clara beasiswa di sana. Jarang sekali perempuan desa sepertinya mendapatkan beasiswa tersebut, maka dari itu dia akan berusaha sebisa mungkin untuk mewujudkan impian dengan menerima tawaran tersebut.

Clara harus rela pergi dari desa meninggalkan keluarganya ke kota untuk melanjutkan studinya. Cita-cita Clara adalah dia ingin menjadi orang sukses dan keinginan tersebut adalah keinginan terbesar dari seorang Clara.

"Nek, Clara pamit, doakan Clara agar menjadi orang yang sukses dan dapat membuat nenek dan Fira bahagia." Clara memeluk nenek dan adiknya dengan erat. Ini adalah pertama kalinya dia harus berpisah dengan kedua orang yang sangat penting dalam hidupnya. Clara adalah putri tertua maka dia harus segera menggapai cita-citanya.

"Tentu saja Clara, nenek dan Fira akan selalu mendoakan kamu. Yang terpenting adalah kamu harus hidup dengan baik di sana nak." Nenek terdiam sejenak dan mengelus rambut lembut cucunya, "Nenek sangat bangga dengan kamu Clara, walaupun kita terlahir dari keluar sederhana, tapi nenek percaya Kalau kamu akan menjadi orang yang sukses."

"Benar kak kami akan selalu ada untuk kakak," tambah Fira dengan suara cemprengnya.

Clara tak tega meninggalkan keluarganya. Mereka sangat menyayangi Clara tetapi mau bagaimana lagi, ini semua demi menggapai cita-citanya..

"Nenek dan Fira jaga kesehatan ya, Clara pamit dulu." Clara mengecup punggung tangan neneknya.

"Kak..." Fira langsung memeluk Clara dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Fira jaga nenek ya, kakak pergi dulu, selamat tinggal.... nek, Fira"

Clara segera menaiki bus, ia melihat ke belakang di mana nenek dan adiknya berpelukan sambil melambaikan tangan ke arahnya. Tetes demi tetesan air mata terus membanjiri pipi mulus Clara. Mulai sekarang Clara akan bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri, dia tidak akan mengecewakan keluarganya.

******

Selama hampir 6 jam perjalanan Clara akhirnya sampai di kota. Selama di sana, Clara akan tinggal bersama Minah, yaitu tetangga Clara yang dulu tinggal di desa.

Bi Minah tinggal di tempat majikannya, kebetulan majikannya membutuhkan tambahan pelayan untuk membersihkan rumah. Dan kesempatan itu dapat membuat Clara bertahan tinggal di kota. Ya walaupun menjadi seorang pelayan bukanlah pekerjaan yang bergaji besar namun itu sudah cukup untuk hidup Clara.

Bus berhenti di depan halte dan dia harus menaiki sebuah ojek untuk sampai di tujuan. Setelah lima belas menit perjalanan menaiki ojek, Clara bisa melihat sebuah rumah yang sangat besar, bukan rumah tetapi terlihat seperti istana dimata Clara. Clara sangat mengagumi rumah majikan bi Minah yang juga akan menjadi rumah majikannya itu. Bangunan yang terlihat kokoh dan menjulang sangat tinggi adalah impian semua orang yang ingin memilikinya.

Little Baby (Tamat)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu