53. Kronologi Konsepsi

13K 821 14
                                    


Sisilia duduk di tepi ranjang dan menangkup wajahnya sendiri dengan kedua tangannya. Dia mengingat-ingat terakhir dia berhubungan badan dengan Ambrosio. Di mobil setelah kejadian ayahnya masuk rumah sakit, saat itu kacau balau, dia tidak ingat lagi apakah ia meminum pilnya atau tidak. Selanjutnya mereka melakukannya lagi di apartemen Ambrosio.

Itu berarti kurang lebih 1,5 bulan yang lalu, dan sampai saat ini dia memang tidak mendapat haidnya. Dia terlalu sibuk dengan tugas akhirnya sehingga dia tidak memperhatikan siklusnya.

Ambrosio yang melihatnya cemas dan tak berbicara apa-apa, malah menjadi khawatir. Jika Sisilia hamil, tentu saja ia senang sekali, tetapi Sisilia mungkin tidak. "Kita lihat dulu hasil tesnya, belum tentu kau hamil, Sisilia" Ambrosio mencoba menenangkan. Mereka menunggu anak buahnya datang membelikan alat tes kehamilan.

Tak lama kemudian pintu kamar mereka diketuk. Anak buah Ambrosio datang menyerahkan benda yang diminta bossnya. Ambrosio menyerahkan dua bungkus test pack kepada Sisilia.

Sisilia pergi ke toilet dan mentes air kencingnya. Lalu mereka berdua menatap stik tes itu untuk menanti hasilnya. Hanya semenit, alat itu sudah menunjukkan hasilnya. Positif hamil.

Tidak mungkin! Detak jantungnya terasa membungkas dadanya bagi Sisilia.

Dia bangkit dan menuju toilet lagi "Aku akan mencobanya sekali lagi!" ujarnya sendu. Dia sudah sering mentes kehamilan orang lain, tetapi kali ini, pada dirinya sendiri, dia harus mengulangnya.

Ambrosio diam saja, tidak ingin mengaduk-aduk perasaan Sisilia. Ia yakin Sisilia belum siap menghadapi kondisi ini.

Tes yang kedua hasilnya sama. Dia memang positif hamil. Sisilia terdiam dengan wajah gelap seperti dia divonis mengidap penyakit berbahaya.

Ambrosio ingin sekali memeluknya. Sisilia hamil. Sisilia-nya hamil anaknya!! Betapa bahagianya hatinya.

Sisilia menepis tangan Ambrosio yang ingin menyentuhnya "Biarkan aku sendiri, Ambrosio!" ujarnya agak ketus, tetapi laki-laki itu mengindahkannya. Ia tetap merangkulnya ke dadanya.

"Aku tak bisa!" sahut Ambrosio sambil mendekap erat Sisilia "Kita melakukannya bersama, maka kita akan menghadapi ini bersama!" Ia mengangkat wajah Sisilia dan menatap ke dalam matanya "Percayalah padaku, Sisilia, aku tidak akan pernah membiarkanmu sendirian!"

Hati Sisilia tersentuh mendengarnya. Kenapa? Kenapa laki-laki ini harus begitu perhatian? Bukankah ia seorang yakuza? Bukankah ia lelaki yang jahat dan kejam? Kenapa hatinya seperti malaikat?

"Mari kita temui dokter! Untuk memastikan lagi. Apapun hasil pemeriksaannya nanti, semua terserah padamu, Sisilia, aku akan mendukungmu" katanya lembut sambil menangkup wajah Sisilia lalu mengecup bibirnya.

Jadi, mereka pergi ke Rumah Sakit Cinta Sejati tempat Sisilia bekerja.

Sisilia menemui direktur rumah sakit terlebih dahulu untuk melaporkan hasil studinya, ada sekitar lewat tengah hari dia keluar dari ruang direktur. Badannya terasa lemas dan pikirannya kalut. Apa ada cara untuk menghentikan ini? Memutar balik keadaan dan semuanya baik-baik saja, berjalan sesuai keinginannya. Tak ada kehamilan, tak ada bayi, tak ada Ambrosio yang merusak hari-harinya.

Selesai jam pelayanan, poli kandungan sepi, hanya ada dr. Triana spesialis kandungan dan seorang asistennya di ruangan. Sisilia sudah mengirim pesan pada dokter itu, sehingga dia bisa menemuinya untuk konsultasi setelah jam pelayanan.

Sisilia masuk ke ruang periksa, diiringi Ambrosio yang bersikeras mendampinginya.

Dr. Triana seorang wanita berusia 40 tahunan. Dia sudah berpengalaman menghadapi beragam pasangan, termasuk pasangan muda seperti Sisilia dan partnernya. Dia tidak mengurusi bagaimana hubungan mereka, dia dokter kandungan. Dia mengurusi rahim, janin dan kehamilan.

Sisilia berbaring di ranjang periksa dan dr. Triana memeriksa perutnya dengan alat USG.

"Wah, selamat, Sisilia!! Sekarang kehamilanmu sudah mencapai 6 minggu dan sangat sehat" ujar dr. Triana. Sisilia diam saja dan mendengarkan penjelasannya "Ukurannya sudah mencapai 3 mm, kurang lebih sebesar biji padi. Sistem saraf si janin dan semua organ tubuh utamanya seperti ginjal, jantung, hati dan paru-paru akan mulai terbentuk lebih dulu dibandingkan dengan organ-organ lainnya. Jantung si janin pada usia ini sudah mulai berdetak hingga mencapai 150 detak per menit. Detak ini tentunya dua kali lebih cepat dibandingkan detak jantung ibunya".

Dr. Triana menatap ke dalam mata Sisilia "Apa kau ingin mendengar detak jantung calon bayimu, Sisilia?" tanyanya lembut dan mulai memperdengarkan bunyi detak-detak yang cepat, seperti makhluk dari alam lain.

Dug dug dug dug dug....

Dan air mata jatuh berlinang di pipi Sisilia.

Apa yang ditakutinya dari makhluk ini? Makhluk yang begitu kecil tak berdaya, tetapi jantungnya berdetak keras dan cepat, berkemauan keras ingin hidup. 



Play In Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang