16. Caught In A Lie

23.6K 1.1K 5
                                    

Hiro masuk ke dalam kamar Sisilia, mendapati gadis itu tengah duduk di futon dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Wajahnya bersemu kemerahan karena malu.

"Sisi-chan, kau sudah bangun..." sapanya. Ia mengenakan yukata berwarna abu-abu.

Sisillia tersenyum padanya, laki-laki itu memang agak mirip dengan Ambrosio, dengan rambut hitam pekat, mata hitam, dan rahang tirus..., lalu tiba-tiba senyumya redup."Oh, Hiro-san, apa yang terjadi dengan wajahmu?" Dia melihat memar di rahang kiri Hiro.

Hiro mengusap rahangnya "Oh, ini... aku terpeleset dan membentur meja" ujarnya kikuk. "Eh, sudahlah, tidak apa-apa, sekarang sebaiknya kau mandi lalu kita makan pagi...".

"Kau harusnya lebih hati-hati..." gumam Sisilia sambil berdiri dengan membungkus tubuhnya menggunakan selimut lalu pergi ke kamar mandi. Sesaat kemudian dia melongokkan kepalanya keluar untuk bicara dengan Hiro.

"Uhm, Hiro-san..."

"Ya?"

"Amano itu siapa?"

Hiro jadi salah tingkah "Uh.., oh..., kau tahu?"

"Hm..?" menurutmu bagaimana?

"Amano kakak tiriku..." jawab Hiro dengan suara lemah. "Kau mungkin mengenalnya dengan nama Ambrosio..."

"Oh..." sekarang jelas sudah semuanya. Sislia tersenyum lebar lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Saat makan, Hiro tak bisa melepaskan matanya dari Sisilia. Ia takjub pada Sisilia yang tampak tenang, kulit wajah berseri-seri karena efek orgasme yang sempurna. Sisilia mengenakan yukata, duduk di tatami dan dengan anggunnya menyesap tehnya. Dia tidak marah ataupun sedih setelah malam tadi, tidak juga kelihatan gembira atau bersemangat.

Sisilia meletakkan cangkir tehnya dan dengan tenang berkata pada Hiro.

"Hiro-san, mari kita putus!"

Hiro tercenung mendengarnya. Kemudian hanya bisa menunduk dan menyesap tehnya yang terasa pahit bak empedu.

Setelah putus dari Hiro, Sisilia tidak terlibat percintaan dengan siapapun lagi. Dia fokus pada pelatihan dan pekerjaannya. Mimpi indah sudah berakhir, sekarang saatnya menghadapi kenyataan.

Sisilia kadang memikirkan juga keanehannya menyukai laki-laki bertopeng. Terlebih lagi orang itu orang yang asing baginya. Sama seperti terhadap Yamazaki-kun, yang baginya tak apa jika ia minta disebut Amano-san. Nama dan wajah, adalah hal yang tidak ingin diingatnya dari seorang laki-laki yang berhubungan intim dengannya. Mungkin karena dia takut jika kelak laki-laki itu berpaling darinya karena tertarik pada wanita lain. Pada Anastasia, misalnya.

Membayangkan bagaimana ekspresi laki-laki itu saat bercinta dengannya, tetapi dilakukannya dengan wanita lain, apalagi dia kenal dekat dengan wanita tersebut, membuatnya cemburu berat. Malah mungkin membuatnya membenci dirinya sendiri. Dia tidak cukup baik, tidak cukup cantik, tidak cukup dicintai, sehingga laki-laki itu lebih memilih kakaknya dibandingkan dirinya. Seorang wanita memang akan cenderung membandingkan diri dengan wanita lain, itu sudah alamiah. Setelah melalui berbagai pengalaman hidup, baru bisa menerima diri sendiri.

Saat ini, Sisilia sedang berusaha menerima dirinya sendiri. Mencari tahu kelebihan dirinya dibanding Anastasia. Jika dia cukup bodoh, mungkin dia akan menerima menjadi isteri Ambrosio. Tapi bagaimana jika setelah itu Ambrosio berpaling darinya dan memilih Anastasia.

Oke, ia tidak menyentuh Anastasia, tapi toh ia tidak melepas Anastasia. Memiliki wanita selevel Anastasia sebagai isteri, juga dapat meningkatkan prestise seorang laki-laki. Anastasia menjadi isteri trofinya, yang bisa dipamerkan kemana-mana, dipuji-puji dan dibangga-banggakan. Sedangkan dirinya, hanya akan menjadi isteri penghangat tempat tidur saja.

Apa dirinya ini? Sebuah barang? Bernasib sial dalam percintaan? Hubungan yang rumit? Atau hanya menipu diri sendiri? Caught in a lie.

Apakah dia menyesali kejadian malam di hotel pertama kali bersama Ambrosio itu? Sepertinya tidak. Itu pengalaman terhebat yang pernah dialaminya. Hanya saja tak disangkanya kemudian hari laki-laki itu mendatanginya sebagai kakak iparnya. Jika saja setelah itu dia tidak bertemu Ambrosio lagi, mungkin itu akan jadi kenangan terindah dalam hidupnya. Tapi sekarang begini situasinya, jadi apa yang bisa dilakukannya?

Satu hal. Jangan jatuh cinta pada Ambrosio. Jangan jatuh pada tipuan permainan cintanya. Ambrosio adalah pemangsa dan dia buruannya.

Sisilia, jangan jatuh cinta pada Ambrosio!!

Play In Deception (END)Where stories live. Discover now