10. Look What You Made Me Do

30K 1.5K 12
                                    


Banyak cerita dituliskan tentang kakak beradik perempuan, dengan plot si kakak atau salah satunya lebih mendapatkan perhatian, atau mendapatkan segalanya, sedangkan salah satunya tersisih dan jadi protagonis dengan nasib penuh derita dan air mata. Hal ini juga terjadi pada Anastasi dan Sisilia, hanya saja Sisilia tidak punya lagi air mata tersisa untuk menangis.

Dia gadis yang tegar dan pantang menyerah. Dia tidak akan berkubang derita dan air mata. Dia lebih memilih kerja keras dan prestasi.

Sejak dulu, jika dia punya teman lelaki, begitu melihat Anastasia, mereka akan mendekatinya untuk minta dikenalkan dengan kakaknya itu, atau kirim salam untuk kakaknya dan minta dijodohkan dengan kakaknya. Itu terjadi setiap saat sampai sekarang. Dan mirisnya lagi, bahkan Ambrosio yang patut masuk kategori pangeran impiannya pun, akhirnya menikahi Anastasia, hanya karena namanya.

Jadi, siapapun, tak terkecuali Ambrosio, adalah BIG NO, baginya. Anggaplah ia hanya kudapan yang boleh kau cicipi kadang-kadang jika Anastasia lengah, hehehe...

Menyedihkan!

Setelah pertemuan mereka di ruang kerja Ambrosio, keesokan harinya dia pulang kerja setelah shift malam, Sisilia mengetahui, kakaknya dan Ambrosio memilih tinggal di rumah bersama orangtuanya, berarti termasuk bersama dirinya.

Mereka, makan pagi bersama. Ayah dan ibunya sangat bersemangat melayani Ambrosio dan menyiapkan aneka hidangan di piring pria itu. Ambrosio menanggapinya dengan dingin dan tenang.

"Oh, Sisi..!" panggil Anastasia ketika melihat adiknya datang ke ruang makan, dalam setelan kerjanya. Wajah adiknya tampak lusuh dan kusam. "Mari duduk sini, kita sarapan bersama..!" ujarnya ramah.

Sisilia hanya mengangkat tangan lemah "No, thanks..., aku lebih perlu tidur saat ini daripada makan..." gumamnya. Dia membuka kulkas, memakan beberapa buah stroberi dan menenggak sekotak susu putih, menutup kulkas, lalu berbalik hendak menuju ke kamarnya.

"Apa kau akan makan itu saja?" tegur Ambrosio "Kau bisa jatuh sakit dan jadi kurus nanti..."

Sisilia menggaruk mengacak-acak rambutnya sendiri. "Itu cukup, stroberi buah yang sehat, kaya antioksidan dan vitamin tambah darah, susu memberiku cukup lemak untuk beberapa bagian tubuhku,.. thanks atas perhatianmu, kakak ipar..." gumamnya "Sekarang aku mau tidur, aku perlu tidur...."

Sisilia berjalan gontai ke kamarnya. Rasanya ia seperti mayat hidup sekarang, karena saking lelah dan mengantuknya.

Sampai di tempat tidurnya dia langsung menghilang dalam dunia mimpi.

Selesai sarapan, Ambrosio masuk ke dalam kamar gadis itu dan merasa iba padanya. Ia melihat jelas perbedaan perlakuan orangtua Sisilia dengan kakaknya, Anastasia, karenanya ia cenderung tidak menyukai tipe-tipe wanita seperti Anstasia. Ia mendekati tubuh Sisilia, gadis itu tidur tengkurap di ranjangnya. Perlahan-lahan ia melepaskan jas kerja Sisilia, gadis itu bergerak sendiri menelentangkan tubuhnya. Matanya terpejam dan nafasnya lembut teratur.

Ambrosio tersenyum tipis melihatnya. Dia pasti sangat kelelahan. Dia wanita yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Ambrosio kemudian membuka kemejanya dan melihat beberapa kissmark yang dibuatnya kemarin di leher dan dada Sisilia. Itu karya seni yang indah, desir hatinya. Ia melepaskan kemeja tersebut dari tubuh Sisilia, lalu melepaskan roknya, dan terakhir kaos kakinya, menyisakan bra dan lingerienya di tubuh gadis itu. Tubuh yang berlekuk bak biola. Indah!!

Ia menaiki ranjang dan setengah berbaring di sisi Sisilia. Menatapinya sepuasnya. Sehabis bercinta di hotel waktu itu, setelah bangun tidur ia berharap menemukan Sisilia seperti ini, tidur tenang di sampingnya. Ternyata gadis itu meninggalkannya karena pekerjaan. Apa pekerjaannya lebih penting? Memangnya berapa banyak sih uang yang dihasilkannya dari pekerjaannya? Tak sebanyak penghasilannya, kan?

Tapi ia tahu, saat ini perkerjaan bagi Sisilia adalah yang paling utama dalam hidupnya. Sedangkan bagi Ambrosio, setelah ia mengenal Sisilia, Sisilia lah yang utama dalam hidupnya. Inilah yang dinamakan jatuh cinta. Malangnya, ia jatuh cinta di tengah kekacauan yang dibuatnya sendiri.

Kalau melihat tabiat orangtua dan kakaknya, Ambrosio sebenarnya khawatir kalau-kalau mereka akan menyakiti Sisilia, karenanya ia masih memegang kontrol terhadap keluarga ini. Lagipula dengan begini, ia punya kemudahan akses menemui Sisilia, tanpa dihalang-halangi orangtua maupun kakaknya. Ia pun masih bersikap baik pada mereka karena memandang mereka adalah kerabat Sisilia, dan siapa tahu mereka tidak seburuk kelihatannya. Apakah Sisilia bisa memahami niat baiknya?

Please, please, look what you made me do, my little girl..!

Aku banyak melakukan hal bodoh karena kamu, dan kita bersama dalam waktu dan situasi yang tidak tepat, tapi saat ini, inilah yang terbaik yang bisa kulakukan. Bersamamu, walaupun statusku sebagai kakak iparmu.

Ketika terbangun dari tidurnya, jam setengah empat sore, Sisilia mendapati Ambrosio tertidur disampingnya, dengan tangan memeluk pinggulnya, membuat Sisilia menepuk jidatnya sendiri. Ini sungguh konyol!!

Tapi hal itu tidak menjadi masalah lagi bagi Sisilia, karena keesokan harinya, dia ke luar negeri untuk mengikuti pendidikan pelatihan teknisi laboratorium patologi klinik. Selama 2 tahun.

Bye, bye, Ambrosio, you'reout of my way and out of my life!!




Play In Deception (END)Where stories live. Discover now