34. Expected

13.7K 795 2
                                    


Set!!

Mati aku!! Pekik batin Sisilia. Mata pedang itu mengkilat dan sangat tajam. Wajah Sisilia langsung berubah seputih kapas.

Oke, Sisilia mungkin sangat ceroboh mengungkapkan dugaan seseorang meracuni ketua klan yakuza tanpa pikir panjang dan tanpa bukti, tetapi mengeluarkan pedang dan berusaha membunuhnya di depan ketua klan merupakan tindakan yang lebih ceroboh lagi, dan itulah yang tepatnya dilakukan oleh Satoshi, pelayan pribadi Kotaro Olivier Yamazaki, sang ketua klan Yamazaki.

Sisilia yang tengah berjongkok di kaki Kotaro otomatis terdorong ke belakang dan punggungnya membentur meja.

Kotaro berdiri dan lengannya menahan pedang pendek Satoshi. Darah terciprat dari lengan Kotaro. Pedang itu terpelanting dan Satoshi termundur dari tempatnya karena kuda-kuda yang kurang kuat akibat usianya yang sudah tua.

"Bakuha sa reta!!" hardik Hiro sambil berlari dan menerjang Satoshi dengan tendangannya. Tendangan Hiro mengenai dada pria tua itu sehingga tubuh tua renta itu membentur kabinet di belakangnya, menjatuhkan beberapa hiasan keramik antik, sehingga pecah berkeping-keping.

Sisilia mematung di lantai, keringat dingin mengalir di keningnya. Dia melihat darah, begitu banyak darah mengalir dari tangan Master-sama. Tentu saja karena Kotaro mengalami kelainan perdarahan, luka sedikit saja, darahnya tidak akan berhenti mengalir kecuali dilakukan tindakan medis untuk menghentikannya. Sisilia, sadar Sisilia!! Alam bawah sadar Sisilia berusaha menyadarkannya terhadap situasi di hadapannya.

Hiro tengah menghajar Satoshi, ia memukuli pria tua itu tanpa ampun, sehingga babak belur dan jatuh pingsan.

"A—ahh..!" desah Kotaro sambil memegangi lengan kanannya yang terluka. Tongkatnya jatuh di lantai.

Dengan kaki gemetaran, Sisilia bangkit dan mulai panik, dia mencari-cari benda untuk mengikat lengan Kotaro, untuk menahan sementara pendarahannya. Dia melihat pada jas lab yang dikenakannya, tetapi mengenakan jas labnya untuk membebat luka Kotaro dikhawatirkannya akan menyebabkan infeksi karena jasnya digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.

Kotaro terduduk sambil memegangi lengannya, wajahnya langsung pucat pasi dan tubuhnya lemah serta kepalanya pusing karena kehilangan darah yang tiba-tiba.

Sisilia bergerak cepat melepas yukata bagian luar milik Kotaro, pria itu tidak melawan. Sisilia menggunakan kain itu untuk membebat luka Kotaro.

"Bertahanlah, Master-sama!!" seru Sisilia pada Kotaro. Dilihatnya mata pria tua itu tampak nanar, dan kelihatan menggigil kedinginan.

Nafas Kotaro menjadi pendek dan ia sayup-sayup mendegar suara Sisilia.

Terdengar derap langkah orang-orang dari luar. Tempat itu sepi, sehingga suara perkelahian dan barang-barang pecah dapat terdengar ke ruangan lain.

"Hiro-san!" panggil Sisilia pada Hiro, dilihatnya pria tua yang menyerangnya tadi sudah pingsan "Kita harus membawa ayahmu ke rumah sakit!!" ujarnya tegas.

"Boss! Boss!!" seru para pengawal rumah Yamazaki yang baru saja masuk ke ruangan. Mereka kaget melihat boss mereka, Kotaro, terluka dan Satoshi yang sudah tua renta babak belur pingsan.

Sisilia langsung membentak pada para pengawal itu "Cepat! Bawa dan ikat pria tua itu, jaga jangan sampai ia bunuh diri atau ada yang membunuhnya!!" ujarnya merujuk pada Satoshi. Biasanya kan, orang Jepang jika gagal melaksanakan misi akan melakukan bunuh diri, atau ada pembunuh yang dikirim untuk menghabisinya.

Hiro yang menangkap situasi yang terjadi langsung memerintahkan anak buahnya melakukan apa yang di suruh Sisilia.

Dua orang pengawal bersetelan hitam mengurus tubuh Satoshi.

"Juga jaga jangan ada yang keluar masuk di rumah ini. Mulai saat ini rumah ini diisolasi sampai ada penyelidikan lebih lanjut" ujar Sisilia pada para pengawal di hadapannya. "Awasi benar-benar, Jika kalian tidak melaksanakan tugas ini dengan baik, Marco-sama akan menguliti kalian hidup-hidup!!" ancam Sisilia.

"Hai!!" seru para pengawal itu serempak.

Sisilia lalu membantu Kotaro berdiri dan memapahnya berjalan keluar ruangan.

Hiro segera meneruskan perintah Sisilia kepada pengawal kepercayaannya. Sisilia benar, jika tidak di awasi nanti ada yang akan melenyapkan barang bukti atau kabur dari rumah ini, atau ada yang akan mengirim informasi pada pihak musuh.

Ia menyusul Sisilia dan mengambil ayahnya dari pundak Sisilia. Ia melihat ayahnya tampak lemas dan pucat, setengah sadar, membuatnya heran kondisi ayahnya bisa selemah ini padahal hanya luka di lengannya. Ayahnya pernah luka lebih parah, tapi tidak sampai selemah ini jadinya.

Sisilia dan Hiro setengah berlari memapah ayahnya "Ayahmu mengalami kelainan perdarahan, menyebakan darahnya akan terus mengalir tanpa henti. Jika tidak ditangani segera akan mengakibatkan kematian. Hiro-san, ayahmu menyandang penyakit ini dalam waktu yang cukup lama, kondisinya terlalu lemah, aku khawatir ayahmu tidak bisa bertahan...." Sisilia memang selalu mengungkapkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

"Otou-sama, bertahanlah!!" desah Hiro pada ayahnya terasa dingin dan bibirnya mulai membiru.




Play In Deception (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant