30. Peringatan!!

16.7K 862 15
                                    

Selama Ambrosio, kakaknya, berhubungan dengan Sisilia, Hiro selalu bertindak sebagai 'orang ketiga' bagi mereka. Misalnya kamar hotel yang saat ini Ambrosio gunakan, dipesan atas namanya. Walaupun pada kenyataannya Ambrosio selalu merusak rencananya untuk 'bersenang-senang' dengan Sisilia. Entah bagaimana Ambrosio bisa mengetahuinya, ia masih tidak tahu caranya. Kakaknya itu selalu datang di saat yang 'tepat'.

Ia memang selalu merasa kalah saing dengan Ambrosio, tetapi ia tidak benar-benar membenci Ambrosio. Ambrosio sering membantunya keluar dari masalah-masalah akibat kenakalannya dan kakaknya itu juga kadang memberinya uang yang cukup banyak padanya, jadi ia sebenarnya tidak keberatan jika harus menutup-nutupi hubungan Ambrosio dengan Sisilia, anggap saja sebagai balas budi kepada kakaknya itu.

Walaupun membantu kedua orang itu, dalam lubuk hatinya, Hiro ragu hubungan Sisilia dan Ambrosio bisa langgeng, karena ia mengetahui tanggung jawab Ambrosio sebagai pewaris klan mereka harus mengutamakan kepentingan klan dibanding kepentingan pribadinya. Apalagi ini cuma soal wanita. Ayah mereka tidak akan menyetujui hubungan Ambrosio dan Sisilia.

Hiro bersandar di dinding koridor hotel, di samping pintu kamar yang dipakai Ambrosio dan Sisilia. Ia menunggu Ambrosio keluar. Kakaknya itu mengatakan jam 11 siang ia akan ke bandara karena harus kembali ke Kota J.

Ambrosio keluar dari kamar, dan memandang Hiro sekilas dari sudut mata. Ekspresinya dingin dan acuh.

"Onii-san," sapa Hiro "Apa kau akan terus-terusan seperti ini terhadap Sisilia? Tanpa kepastian, bukankah kau hanya akan menyakiti Sisilia bahkan mungkin menempatkannya dalam bahaya besar!" Hiro berusaha mengingatkan.

"Kau pikir aku tak tahu?" sahut Ambrosio sambil merapikan jas setelan berwarna biru malam yang dikenakannya. Matanya mendelik pada Hiro. "Lakukan saja apa yang kusuruh. Jaga Sisilia selama aku tak ada!" ujarnya sambil berlalu meninggalkan Hiro. Walaupun Hiro masih berusaha mempermainkan Sisilia, Hiro masih menjadi orang yang paling diandalkannya untuk menjaga (mengawasi) Sisilia, selain pengawal-pengawal kepercayaannya tentu saja.

Setelah Ambrosio pergi, Sisilia keluar dari kamar dan agak terperanjat melihat Hiro ada di depan kamarnya.

"Oh, Hiro-san!" sapanya ramah. Dia tidak marah pada Hiro karena kejadian kemarin lusa, tetapi itu menjadi peringatan baginya agar tidak termakan tipuan Hiro lagi. Dia menenteng tas yang cukup besar, berisi pakaian dan barang-barang yang disediakan Ambrosio untuknya. Dia mengenakan hem lengan panjang dan bawahan jeans putih untuk menutupi bagian tubuh pribadinya yang banyak terdapat bekas Ambrosio.

Hiro menatapnya dengan bibir cemberut. Mereka berdiri di tengah koridor kamar hotel.

"Oh, kenapa kau cemberut?" tanya Sisilia. Dia merasa Ambrosio pasti memberi Hiro kesulitan.

"Sisilia-chan," desahnya, "kenapa kau mesti berhubungan dengan Amano, Sisi? Kenapa tidak denganku saja? Aku harus memperingatkanmu, Sisi, Amano hanya akan membuatmu patah hati," ujarnya sedih.

"Heh?" Sisilia tertawa sinis. Memangnya denganmu tak akan membuatku patah hati? Dasar playboy!! "Jika aku berhubungan denganmu, Hiro, kau pikir aku dan kamu masih hidup sekarang? Jika aku melakukannya kurasa kakakmu akan membunuh kita berdua," katanya ketus.

"Belum tentu!" bantah Hiro.

Sisilia menarik kerah baju Hiro dan mencengkeramnya, berkata dengan gigi gemeletuk di depan wajahnya. "Jadi kau mau mencobanya, Hiro-san?".

"I-ie, i-ie!!" Tidak, tidak, ujarnya cemas. "Sisilia, aku hanya khawatir kau akan terluka ... dan menjadi sedih ...."

Sisilia melepaskan kerah baju Hiro, menepuk-nepuk bahunya dan berkata tenang. "Khawatirkan dirimu sendiri saja, Hiro." Sisilia lalu berbalik dan berjalan menjauhi Hiro.

Hiro memandangi punggung Sisilia dan perasaan cemas dan kasihannya semakin menjadi. "Hubungan kalian tidak akan berhasil, Sisilia!" teriaknya pada Sisilia yang semakin menjauh. "Amano bukan orang sembarangan, berhubungan dengannya hanya akan membahayakanmu!"

Sisilia menghentikan langkahnya. Tanpa berbalik, dia hanya menoleh sebentar pada Hiro dan berkata, "Kau pikir aku tidak tahu?" Dia lalu melanjutkan langkahnya, meninggalkan Hiro dalam kegalauan.

Aku tidak pernah ingin hubungan kami berhasil, batin Sisilia. Menempatkanku dalam bahaya? Kita lihat saja nanti.

Tiba di asrama mahasiswa Universitas T, tempatnya tinggalnya selama pelatihan, teman-teman sekamarnya mempertanyakan keberadaannya selama dua hari tidak ada di asrama. Sisilia hanya mengatakan dia menginap di rumah teman.

"Nani?! Darimana kau mendapatkan kimono ini, Sisilia-chan?" tanya Meizu, salah satu teman sekamarnya, ketika dia melihat Sisilia mengeluarkan kimono merah bergambar bunga mawar putih besar di bagian bawahnya. "Subarashi!!" Luar biasa, teman-temannya berseru.

Tiga temannya mendekati kimono tersebut, membelai dan menelusuri kimono tersebut dengan tangan mereka seolah-olah benda tersebut adalah karya seni yang sangat istimewa.

Kening Sisilia bertaut dibuatnya. "Memangnya kenapa?" tanya Sisilia.

Meizu menatap Sisilia dengan pandangan heran "Apa maksudmu? Apa kau tidak tahu? Sisilia, kimono ini adalah ciptaan desainer terkenal di Jepang, Mr.Hiroka Matsu. Kimono ini satu-satunya dan harganya sangat mahal, bisa lebih dari 10 juta yen!!"

Sisilia terperangah, mulutnya terbuka lebar "Nani??" Untuk satu gaun harganya semahal itu?? Apa-apaan Ambrosio itu??

Sisilia lalu memperlihatkan kalung yang dikenakannya, hadiah dari Ambrosio, yang tampaknya kalung biasa dan murah meriah. "Bagaimana dengan ini?"

"Hiii!!" Teman-temannya berseru tertahan, melihat kalung itu.

"Itu adalah Mikadzuki, karya artis Ayumi Yamazaki, seniman tersohor di Jepang. Ini terbuat dari emas putih dan berlian kecil di tengahnya ini adalah berlian terjernih yang pernah ada. Ini benda langka, Sisilia, tidak untuk dijual!" Meizu menjelaskan.

Kepala Sisilia jadi pening mendengarnya. Rasanya dia mau pingsan. Ambrosio memberinya barang semahal itu?

"Wah, Sisilia-chan, temanmu itu bukan orang sembarangan, Sisilia-chan, kecuali benda ini palsu, atau temanmu itu pewaris yakuza di Jepang, bisa mendapatkan semua barang ini," ujar teman-temannya sambil berdecak kagum, sementara Sisilia berdiri mematung.

Pewaris Yakuza Jepang?

Oh, tidak!!!



Play In Deception (END)Where stories live. Discover now