12. Mr.Silver

27.1K 1.2K 8
                                    

Segera dia berlari kecil mendatangi Yamazaki-kun. Ia terlihat mempesona dalam yukata-nya, menampilkan bahunya yang bidang dan tubuhnya yang tinggi semampai. Dengan topengnya, menampilkan rahang halusnya dan bibir tipisnya yang tersenyum indah.

"Kita bertemu lagi, Mr.Silver!" sapa Sisilia. Dia menurunkan topeng kelincinya sehingga menutupi wajahnya.

"Hm??" Yamazaki terheran-heran mendengarnya. Ia membuang sisa kembang api di tangannya.

Sisilia tertawa lepas. "Ah, bukan apa-apa, hanya terkenang seseorang..." ujarnya. Mata Yamazaki menyeret tajam padanya, dingin dan sinis.

"Mari, kita berangkat. Aku akan membawamu ke tempat di mana pemandangan kembang apinya paling indah" katanya.

Sisilia mangut-mangut saja. Yamazaki menggenggam tangannya dan menuntun jalannya. Suara petasan dan kembang api biasa terdengar bersahutan, dan langit dipenuhi taburan kembang api warna-warni.

Sisilia mengira Yamazaki akan membawanya ke tanah lapang, untuk berkumpul bersama warga lain, ternyata dia di bawa ke sebuah cottage di atas bukit. Cottage yang terisolasi, tampak romantis dan tenang. Angin semilir berhembus, menyejukkan malam musim panas itu.

"Yamazaki-kun, kenapa di sini?" tanya Sisilia heran.

"Kau akan lihat nanti, begitu pesta kembang apinya dimulai" sahutnya. Yamazaki lalu menuntunnya duduk di teras cottage dan menyiapkan sake dan beberapa kue tradisional untuk menemani mereka menonton kembang api.

Mereka duduk berdempetan sambil berpegangan tangan, kaki menjuntai di teras. Benar kata Yamazaki. Dari ketinggian posisi cottage itu, kembang api di langit terlihat lebih indah dan jelas. Karena mulai mabuk Sisilia menyandarkan kepalanya di dada Yamazaki.

"Ini menyenangkan sekali!" seru Sisilia gembira. Dia memainkan tangan Yamazaki yang digenggamnya. "Kau itu pacarku yang paling lama bisa bertahan" katanya lagi.

"Oh, ya?"

"Ya, biasanya paling lama dua minggu"

"Oh?" tak dapat ditahannya, ia menjadi penasaran "Memangnya berapa banyak mantan pacar yang kau punya?"

Sisilia tampak menghitung dengan jarinya "Entahlah, mungkin sekitar 10, itu belum terhitung yang cuman 1 hari jadian...".

Kening Yamazaki bertaut, tetapi tak terlihat olehkarena tertutup topengnya. Gadis ini menyombong rupanya.

"Kenapa bisa begitu? Apa kau senang gonta ganti pacar?"

Sisilia terkekeh mendengarnya. Dia lalu menatap Yamazaki dan membuka topeng kelincinya. "Memilki saudara kandung yang lebih cantik darimu adalah suatu prahara tersendiri dalam hidup ini, Hiro-san" katanya.

"Lihat wajahku ini, kau boleh terpesona padaku saat ini, tapi jika kau melihat kakakku, kau akan berpaling dariku..."

"Itu, tidak akan terjadi!" sanggah Yamazaki "aku sudah pernah melihat kakakmu, Sisilia dan harus kukatakan, dia bukan tipeku.."

"Hmm, yeah...," Sisilia meremehkan. Dia memalingkan wajahnya, menatap pemandangan sekitar "Wait till you spend time with her, no one can deny the birth of a beauty" gumamnya tak jelas.

"Apa??" Yamazaki tak memahami maksudnya karena tertutup suara dentuman kembang api besar. Sisilia menatapnya lekat ke dalam bola matanya.

"Your eyes... seem familiar to me, I want those eyes only set on me, just me, only me..!!" ujarnya nyaris merengek.

Yamazaki hendak melepaskan topengnya, tapi Sisilia menahannya. "No, don't do that... let us be a mystery to each other... to show how much we trust each other...." katanya, lalu memejamkan mata dan mencium bibir Yamazaki.    



Play In Deception (END)Where stories live. Discover now