Part 33

1K 123 13
                                    

Yuki pov

Bandung adalah kota dimana aku tinggal saat ini. Aku tinggalkan jakarta kota yang penuh dengan kenangan kota yang mempertemukan aku dengan sang pujaan kota dimana segalanya menjadi sangat indah ketika aku bersamanya. Namun kini aku harus meninggalkan kota itu karena cinta ku tak mengharapkan ku lagi karena cinta ku tak ingin melihat ku lagi. Aku sedih tapi aku mencoba untuk kuat karena aku percaya di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Jika memang al bukanlah takdirku jika memang al hanya sebuah proses perjalanan di dalam hidupku yang harus aku lalui. Maka mau tidak mau aku harus mengikhlaskan nya. Bukan aku bukannya menyerah tapi lebih kepada menerima dan pasrah biarkan tuhan yang menentukan sedang aku yang akan menjalankan.

" Yuki ayo sayang kita harus berangkat " Ucap mamah yang tiba tiba menghampiri ku

" Emangnya harus yah mah " Tanyaku dengan raut enggan. Ku lihat mamah tersenyum lalu mengelus kepalaku.

" Harus sayang kepala sekolah kamu ingin bertemu dengan kamu begitu juga dengan guru guru yang lainnya "

" Hemm.. Yaudah deh mah yuki siap siap dulu "

" Iyah.. Mamah tunggu di bawah yah "

" Iya mah " Segera setelah mamah menutup pintu aku berjalan menuju lemari dan mengambil baju kaos putih polos serta celana jeans hitam panjang. Berdandan seadanya aku keluar dengan tas selempang yang aku bawa tak lupa memasukan ponselku ke dalamnya.

" Mah "

" Udah rapi "

" Udah "

" Ayo "

Skip

Di dalam mobil

" Papah kemana mah " Tanyaku sambil memperlihatkan jalan di depan.

" Pagi pagi sekali papah mu udah pergi katanya mau mendaftarkan sekolah kamu yang ada di dekat restoran abang mu. Katanya sih biar deket dan kamu bisa pulang bareng sama abang mu " Jawabnya sambil fokus menyetir.

" Oh "

" Yuki "

" hemm "

" Kamu gak keberatan kan sekolah disana "

" Gak apa apa mah "

" Kamu tenang aja nanti juga terbiasa kok. Cuma tinggal setahun lagi kamu sekolah dan setelah itu kamu kuliah deh "

" Iya mah "

" Jangan sedih terus dong sayang.. Udah seminggu loh kita tinggal disini kamu kok masih murung aja "

" Mamah ngerti kamu kehilangan. Tapikan al sendiri yang sudah memutuskan kamu hanya harus menjadi lebih kuat kamu harus bisa buktikan bahwa kamu tidak bergantung padanya. Cinta sih cinta tapi kalau tidak ada kepercayaan di dalamnya sama aja bohong sayang itu hanya akan menghancurkan kamu. Lagi pula kamu ini kan masih muda. Masih banyak yang harus kamu raih "

" Iya mah "

" Kamu tidak sendirian ada mamah papah dan abangmu hito disini "

" Iya mah "

Saat itu aku hanya merasa harus bersikap baik baik saja mencoba tetap tersenyum meski rasanya sulit. Aku tidak mau membuat mamah khawatir dan mencemaskan ku. Maafkan aku mamah

Sesampainya di sekolah ku yang dulu yang berbeda di jakarta aku tersenyum menatap gedung yang akan kurindukan suatu saat nanti. Menelusuri halaman sekolah menatap pintu pintu kelas yang terlihat tertutup di karenakan jam pelajaran yang telah di mulai. Aroma yang sama saat aku menghirup udara di sini meskipun tidak sesegar bandung namun jakarta memiliki tempat istimewa di hati sehingga udaranya pun terasa menyegarkan. Berjalan menyusuri lorong menuju ruang kepala sekolah mengingatkan aku akan kenangan indah bersama al dimana aku dan al yang selalu terlambat dan berakhir dengan sebuah hukuman membersihkan seluruh toilet di sekolah. Tak terasa air mataku pun jatuh setelah sebelumnya menganak di pelupuk mataku. Dengan segera aku menghapusnya takut takut mamah melihat. Sesampainya di depan ruangan kepala sekolah aku mendengar suara yang terasa familiar suara yang sangat ku rindukan selama seminggu ini. Kulihat mamah hendak membuka pintu namun dengan cepat aku menahannya. Mamah menatapku heran.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang