Part 7

1.3K 162 7
                                    


Yuki tengah mengobati luka al namun tiba tiba kegiatannya terhenti karena al menyentuh pergelangan tangannya. Yuki menatap al dengan raut heran karena wajah al semakin mendekat kearahnya hingga hidungnya dan hidung al bersentuhan dan beberapa detik kemudian al mengecup bibirnya dengan lembut dan seakan tak ada penolakan al meneruskan aksinya sampai tiba tiba suara yuki menyentaknya.

" Al " Yuki mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

" Eh "

" Lo kenapa diem sih? "

' Astaga kenapa gue ngebayangin itu sih? Hampir aja '

" Al.. Woyy "

" Eh iya kenapa? "

" Lukanya udah selesai gue obatin. Sekarang lo mau apa? Mau makan gak? Biar gue ambilin? Atau lo mau gue masakin aja kaya biasa " Tanyanya beruntun sambil membereskan kamar al tanpa menyadari al terus menatapnya intens sampai tiba tiba yuki tersentak saat al menarik tangannya membuat yuki menjatuhkan selimut yang sudah ia lipat di tangannya. Yuki meringis saat al menyentuh sikunya.

" Aw sstt.. Lu apa apaan sih sakit tahu "

" Udah tahu sakit tapi gak di obatin. Kenapa bisa luka kaya gini " Tanya al sambil mengambil kotak obat yang yuki gunakan tadi saat mengobatinya. Masih menyeret yuki al mendudukkan nya di sofa yang terletak di samping tempat tidurnya.

" Lu mau ngapain? "

" Menurut lo? " Al mengambil kapas dan kemudian menuangkan alkohol ke dalamnya.

" Tapi al beneran deh gue gak apa apa "

" Udah jangan berisik. " Yuki merengut menatapnya sebal.

" Lagian gue heran deh. Bisa bisanya lo obatin luka gue sedangkan lo sendiri luka. kalo lo diemin bisa infeksi tahu gak "

" Apaan sih cuma luka kecil doang " Sahut yuki dengan sengaja al menekan lukanya.

" Aww sstt "

" Sakit kan? Lebih sakit lagi kalo lo sampai di amputasi mau lo " Seketika yuki menarik tangannya kembali.

" Iiihh al kok nakutin gitu sih "

" Gue gak nakutin. Itulah yang akan terjadi kalo luka yang lo anggap sepele ini dibiarin gitu aja " Al meraih tangannya dan kembali mengobatinya.

" Ya tapikan tadi gue lupa karena gue buru buru harus kerumah lo " Menghela nafasnya al menaruh kapas di nampan dan memegang kedua punggung tangan yuki.

" Yuki dengerin gue. kalo lo mau obatin luka gue lo harus sembuhin dulu luka lo. Kalo lo mau perhatian sama gue lo perhatiin diri lo sendiri dulu dan kalo lo mau melindungi seseorang lo harus menyelamatkan diri lo sendiri dulu. Itu baru aturan yang tepat. Jangan di bolak balik. Bodoh " Mendengarnya sontak yuki melepaskan pegangan al.

" Ck apaan sih al. Gue mana bisa kaya gitu. Lebih mentingin diri sendiri kalo sampai terjadi sesuatu sama lo gimana? Gue kan khawatir "

" kalo lo khawatir kenapa lo pulang sama dia? "

" aduh al masa harus gue jelasin lagi sih " Decaknya sebal.

" Kalo lo pulang sama gue lo gak akan terluka kaya gini "

" Kalo gue pulang sama lo lo gak akan babak belur kaya sekarang " Seketika al tersentak mendengarnya. Rasa bersalah menyelimuti hatinya.

" Maaf gue gak bermaksud nyalahin lo " Yuki meraih tangan al. Ia tahu lelaki di hadapannya ini tengah merasa bersalah padanya.

" Gak apa apa. Lagian kan sekarang kita impas lo babak belur gue jatoh dari sepeda. Kualat kali yah gue gak dengerin lo "

" Jadi lo luka kaya gini gara gara jatoh dari sepeda? " Tanya al memastikan.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang