Part 6

1.4K 151 4
                                    

Ali memarkirkan sepedanya tepat di depan rumah yuki. Ia tersenyum kala melihat rumah yuki yang meskipun baru ia lihat namun seperti sudah lama ia tinggali.

" Ali ngapain bengong disitu ayo masuk " Ucap yuki sambil membuka pagar rumahnya.

" Eh iya "

" Assalamualaikum.. " Ucapnya menggantung yuki melihat seorang nenek yang ternyata neneknya yang tengah duduk di depan rumahnya dengan segera yuki menghampirinya.

" Eh nenek, nenek kapan dateng kok malah di luar aja "

" Waalaikummsalam.. Sebenarnya nenek udah dari tadi ketok pintu tapi belum di bukain tuh sama mamah kamu "

' Mamah belum bukain pintu, kayaknya ada yang aneh deh ' Iner yuki heran.

" kuy ngapain bengong kenalin gue napa ke nenek lu " Ucap ali menyentaknya.

" Oh iya nek kenalin nih temen yuki namanya ali yang dulu suka main sama yuki waktu yuki kecil nenek inget kan? "

" Oh iyah iyah ali yang cantik itu kan "

" Akh nenek bisa aja ali mah ganteng nek imut lagi " Canda ali membuat yuki tersenyum menatapnya.

Ceklek

" Ada apa ini kenapa ribut ribut " Ucap ibu yuki menggantung ia terbelalak kala melihat ibu mertuanya yang tengah berdiri di depan pintu menatapnya tak suka

" Eh astagfirullah ibu kapan datang? Gimana kabarnya bu " Kagetnya yang kemudian hendak mencium tangan ibu mertuanya namun dengan segera nenek reni menepisnya.

" Gak usah banyak tanya ibu mau istirahat " Ucapnya dengan ketus sambil memasuki rumahnya.

" Oh iya bu silahkan. Yuki emm.. " Melirik ali seakan tengah mengingat sesuatu.

" Kamu.. " Dengan segera ali menghampirinya dan mencium punggung tangannya.

" Eh tante apa kabar tante saya ali teman yuki waktu kecil, tante inget kan? "

" Ali.. Ali.. "

" Oohh iyah ali ali temennya yuki waktu di kompleks flora itu kan? "

" Iya tante "

" Waahh sudah besar yah kamu. Makin ganteng aja " Godanya sementara yuki memutar bola matanya bosan. Belum sempat ibunya membuka obrolan yuki dengan segera memotongnya.

" Mamah udah dong ngobrolnya yuki mau ajak ali masuk dulu kasian kan dia belum di kasih minum. Lagian kan yuki juga buru buru nih mau ganti baju abis tu kerumah al " Ucap yuki mencari alasan. Iapun dengan segera memasuki rumahnya.

" Oh iyah mamah lupa ayo ali masuk kita ngobrol sambil nunggu yuki ganti baju "

" Eh iya tante "

***

Sementara itu di dalam sebuah rumah yang terbilang mewah di satu ruangan kamar tidur terlihat al yang tengah terduduk bersandar di dinding dengan wajah yang di penuhi luka lebam sesekali ia meringis menahan sakit dan perih di wajahnya namun itu semua tidak ada apa apanya dibandingkan luka yang menganga di hatinya. Luka yang selama ini selalu ia pendam kini terbuka lagi menimbulkan rasa sakit itu menguasai hatinya kembali. Pedihnya ketika ia lagi lagi harus menerima kenyataan bahwa ia tidak jauh lebih baik dari sang kakak kebanggaan dari ayahnya. Selalu di banding bandingkan dengan sang kakak membuatnya berusaha untuk lebih keras belajar agar ia bisa melampaui sang kakak namun tetap saja ia tetap tidak bisa bagi ayahnya anak pertamanya lah yang terbaik. Meskipun ia telah tiada tetap tak tergantikan. Bukan al bukan ingin menggantikan posisi kakaknya hanya saja ia ingin sekali bisa bersejajar dengan kakaknya tanpa di banding bandingkan seperti sekarang.

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang